Showing posts with label PAI&BP. Show all posts
Showing posts with label PAI&BP. Show all posts

7.9.18

MATERI PELAJARAN SEKOLAH : MAKALAH KESULTANAN GOWA TALLO




KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan rahmat dan karuniaNyalah kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Kerajaan Gowa Tallo” untuk memenuhi tugas Bab Islamisasi dan Silang Budaya di Nusantara semester-1 tahun pelajaran 2018-2019. Kami berharap karya tulis sederhana ini, dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai Perkembangan Kerajaan Islam Gowa Tallo di Indonesia. Meskipun karya tulis ini masih jauh dari sempurna, semoga karya tulis sederhana ini dapat dipahami dan bermanfaat bagi siapapun yang membacanya.
Kami juga berterimakasih kepada Ibu Wahyu, S.Pd.I, selaku guru Sejarah sekaligus pembimbing dalam penulisan, sehingga karya tulis sederhana ini dapat selesai dengan lancar. Dan tidak lupa pula penulis mohon maaf atas kekurangan disa sini dari makalah yang penulis buat ini. Mohon kritik serta sarannya. Terimakasih

                                                                               nama kota, 2 September 2018

                                                                                                  Penulis


 DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR............................................................................................  
DAFTAR ISI...........................................................................................................
BAB        I ....................................................................................................... PENDAHULUAN
1.1     Latar Belakang.......................................................................... .... 1
1.2     Rumusan Masalah..................................................................... .... 2
1.3     Tujuan....................................................................................... .... 2
BAB        II ..................................................................................................... PEMBAHASAN
2.1.   Latar belakang berdirinya Kerajaan Gowa Tallo......................
2.2.   Perkembangan Kerajaan Gowa Tallo........................................
2.3.   Kondisi sosial-politik, ekonomi dan sosial budaya Kerajaan Gowa Tallo     
2.4.   Hubungan antara VOC dengan Kerajaan Gowa Tallo ............
2.5.   Runtuhnya Kerajaan Gowa Tallo.............................................
BAB        III .................................................................................................... PENUTUP  
3.1     Kesimpulan...............................................................................
3.2     Saran.........................................................................................

  
BAB I
PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang
Kesultanan Gowa adalah salah satu kerajaan besar sukses yang terdapat di daerah Sulawesi Selatan. Rakyatnya berasal dari suku Makassar yang terdapat diujung selatan dan pesisir barat Sulawesi. Wilayah kerajaan ini sekarang berada dibawah Kabupaten Gowa dan daerah sekitarnya yang dalam bingkai negarakesatuan RI dimekarkan menjadi Kota Madya Makassar dan kabupaten lainnya. Kerajaan ini memiliki raja yang paling terkenal bergelar Sultan Hasanuddin, yang saat itu melakukan perperangan yang dikenal dengan Perang Makassar (1666-1669) terhadap Belanda yang dibantu oleh kerajaan Bone yang berasal dari Suku Bugis dengan rajanya Arung Palaka. Tapi perang ini bukan berarti perang antar suku Makassar- Suku Bugis, karna dipihak Gowa ada sekutu Bugisnya demikian pula dipihak Belanda-Bone, ada sekutu Makassarnya. Politik Divide et Impera Belanda, terbuktu sangat ampuh disini. Perang Makassar ini adalah perang terbesar Belanda yang pernah dilakukan di abad itu. Pada awalnya didaerah Gowa terdapat 9 komunitas yang dikenal dengan nama Bate Kalapang (9 bendera), yang kemudian menjadi pusat kerajaan Gowa: Tembolo, Lakiung, Prang-Parang, Data, Agangjene, Saumata, Bissei, Sero dan Kalili. Melalui berbagai cara, baik damai maupun paksaan, komunitas lainnya bergabung untuk membentuk Kerajaan Gowa. Cerita dari pendahulu di Gowa dimulai oleh Tumanurung sebagai pendiri Istana Gowa, tetapi tradisi Makassar lain, menyebutkan 4 orang yang mendahului datangnya Tumanurung, 2 orang pertama adalah Batara Guru dan saudaranya. Masing-masing kerajaan tersebut membentuk persekutuan sesuai dengan pilihan masing-masing. Salah satunya adalah Kerajaan Gowa dan Tallo membentuk persekutuan pada tahun 1528, sehingga melahirkan suatu kerajaan yang lebih dikenal dengan Kerajaan Makassar. Nama Makassar sebenarnya adalah ibukota dari Kerajaan Gowa dan sekarang masih digunakan sebagai nama ibukota Provinsi Sulawesi Selatan. Secara geografis daerah Sulawesi Selatan memiliki provinsi yang sangat strategis karena berada dijalur pelayaran (perdagangan) nusantara. Bahkan daerah Makassar menjadi pusat persinggahan para pedagang baik yang berasal dari bagian Indonesia bagian Timur maupun yang berasal dari Indonesia bagian Barat. Dengan posisi strategis tersebut, maka Kerajaan Makassar berkembang menjadi kerajaan besar dan berkuasa atas jalur perdagangan nusantara 1.2
1.2    Rumusan Masalah
1.2.1             Bagaimana latar belakang berdirinya Kerajaan Gowa Tallo?
1.2.2             Bagaimana perkembangan Kerajaan Gowa Tallo?
1.2.3             Bagaimana kondisi sosial-politik, ekonomi dan sosial budaya Kerajaan Gowa Tallo?
1.2.4             Jelaskan hubungan antara VOC dengan Kerajaan Gowa Tallo!
1.2.5             1.2.5 Jelaskan sebab runtuhnya Kerajaan Gowa Tallo!
1.3    Tujuan
1.3.1             Mengetahui latar belakang berdirinya Kerajaan Gowa Tallo
1.3.2             Mengetahui perkembangan Kerajaan Gowa Tallo
1.3.3             Mengetahui kondisi sosial-politik, ekonomi dan sosial budaya Kerajaan Gowa Tallo
1.3.4             Mengetahui hubungan antara VOC dengan Kerajaan Gowa Tallo
1.3.5             Mengetahui sebab runtuhnya Kerajaan Gowa Tallo

  
BAB II
PEMBAHASAN

1.2.1 Bagaimanalatarbelakang berdirinya Kerajaan Gowa Tallo?
2.1.  Latar belakang berdirinya Kerajaan Gowa Tallo
Di Sulawesi Selatan pada abad ke 16 terdapat beberapa kerajaan mandiri diantaranya Gowa, Tallo, Bone, Sopeng, Wajo, dan Sidenreng. Setiap kerajaan tersebut membentuk persekutuan sesuai dengan pilihan masing-masing. Salah satunya adalah Kerajaan Gowa dan Tallo. Keduanya membentuk persekutuan pada tahun 1528, sehingga melahirkan apa yang lebih dikenal dengan sebutan Kerajaan Gowa-Tallo atau Kerajaan Makassar. Raja Gowa, Daeng Manrabia menjadi raja bergelar Sultan Allaudin dan Raja Tallo, Karaeng Mantoaya menjadi perdana menteri bergelar Sultan Abdullah kaarena pusat pemerintahannya terdapat di Makassar, Kerajaan Gowa dan Tallo sering disebut sebagai Kerajaan Makassar. Wilayah kerajaan ini sekarang berada dibawah Kabupaten Gowa dan sekitarnya.
Karena posisinya yang strategis diantara wilayah barat (Malaka) dan timur nusantara (Maluku), Makassar menjadi bandar pertama untuk memasuki Indonesia Timur yang kaya rempah-rempah. Kerajaan ini memiliki pelaut-pelaut tangguh yang memperkuat barisan pertahanan Laut Makassar
Sumber asing tertulis pertama dari catatan Tome Pires. Dalam catatannya dia melukiskan kemampuan pelayaran dan perdagangan orang-orang Makassar.Pires menulis : “Orang-orang Makassar telah berdagang sampai ke Malaka, Jawa, Borneo, Negeri Siam dan juga semua tempat yang terdapat antara Pahang dan Siam. “(Swang: 2005,72)”
Kesultanan ini disebut-sebut kaya akan beras, bahan-bahan makanan lainnya, daging, dan kapur barus hitam. Mereka memasok barang dagangan dari luar, antara lain jenis pakaian dari cambay, bengal, dan keling. Dan penemuan banyak jenis keramik dari asal Dinasti Sung dan Ming di daerah Sulawesi Selatan juga membuktikan kerajaan ini telah menjalin hubungan dagang dengan Cina

1.2.2 Bagaimana perkembangan Kerajaan Gowa Tallo?
2.2.  Perkembangan Kerajaan Gowa Tallo
Pada awalnya, Kerajaan Gowa – Tallo yang lebih dikenal sebagai Kerajaan Makassar terdiri dari beberapa kerajaan yang bercorak Hindu, antara lain, Gowa, Tallo, Wajo, Bone, Soppeng, dan Luwu. Dengan adanya dakwah dari Dato'ri Bandang dan Dato' Sulaiman, Sultan Alauddin (Raja Gowa) masuk Islam. Setelah raja memeluk Islam, rakyat pun segera ikut memeluk Islam.
Kerajaan Gowa dan Tallo kemudian menjadi satu dan lebih dikenal dengan nama Kerajaan Makassar dengan pemerintahannya yang terkenal adalah Sultan Hasanuddin (1653 – 1669). Ia berhasil memperluas pengaruh Kerajaan Makassar sampai ke Matos, Bulukamba, Mondar, Sulawesi Utara, Luwu, Butan, Selayar, Sumbawa, dan Lombok. Hasanuddin juga berhasil mengembangkan pelabuhannya dan menjadi bandar transito di Indonesia bagian timur pada waktu itu. Hasanuddin mendapat julukan Ayam Jantan dari Timur. Karena keberaniannya dan semangat perjuangannya, Makassar menjadi kerajaan besar dan berpengaruh terhadap kerajaan di sekitarnya.
1.2.3 Bagaimanakondisisosial-politik, ekonomi dan sosial budaya Kerajaan Gowa Tallo?
2.3.  Kondisi Sosial Politik Kerajaan Gowa Tallo
Pada awal abad ke 16, datanglah Dato’ ri Bandang, Ulama Islam dari Sumatera Barat. Ia menyebarkan ajaran Islam di makassar. Raja Makassar, Daeng Manrabia memeluk agama Islam, dan namanya diubah menjadi Sultan Alauddin. Dibawah pemerintahannya ( Pemerintah 1591-1638) Kesultanan Makassar berkembang menjadi Negara Maritim yang kuat. Pada masa ini pula orang mulai mengenal jenis perahu layar Lambo dan Pinisi
Kerajaan mencapai puncaknya pada masa Sultan Muhammad Said (1639- 1653) dan Sultan Hasanuddin (1653-1669). Kedua Sultan ini membawa Makassar sebagai daerah dagang yang maju. Wilayah kekuasaannya meluas sampai ke Fores dan Pulau Solor di Nusa Tenggara. Secara khusus dibawah Hasanuddin, kerajaan- kerajaan kecil di sekitar Makassar seperti Kerajaan Wajo, Bone, Luwu, dan Sopeng berhasil dikuasai

2.4.  Kerajaan Gowa Tallo dari segi Ekonomi dan Sosial Budaya
Kerajaan ini memperoleh kemajun ekonomi yang amat pesat, terutama dibidang perdagangan. Kemajuan di bidang perdagangan ini disebabkan antara lain:
·         Banyak pedagang hijrah ke Makassar setelah Malaka jatuh ke tangan Portugis pada tahun 1511.
·         Orang-orang Makassar dan Bugis terkenal sebagai pelaut ulung yang dapat mengamankan wilayah lautnya.
·         Tersedia banyak rempah-rempah (dari Maluku).
Makassar berkembang sebagai pelabuhan internasional. Banyak oedagang asing seperti Portugis, Inggris, Denmark datang berdagang di Makassar dengan tipe perahunya seperti pinisi dan lombo, pedagang-pedagang Makassar memegang peran penting dalam perdagangan di Nusantara, meski akhirnya untuk itu harus terlibt perang dengan VOC. Sementara itu, untuk menjamin dan mengatur perdagangan dan pelayaran di wilayahnya, Makassar mengeluarkan UU dan hukum perdagangan yang disebut Ade Allopiloping Bacanna Pabalue, yang dimuat dalam buku Lontana Amanna Coppa.
Meski memiliki kebebasan dalam mencapai kesejahteraan hidup, dalam kehidupan sosial sehari-hari mereka sangat terikat dengan norma adat yang mereka anggap sakral. Norma kehidupan sosial Makassar diatur berdasarkan adat dan agama Islam yang disebut Pangadakkang. Selain norma tersebut, masyarakat Makassar juga mengenal pelpisan sosial; lapisan atas yang merupakan golongan bangsawan dan keluarganya disebut “Anakarung/Karaeng”, sedangkan rakyat kebanyakan disebut “to maradeka”, dan masyarakat lapisan bawah yaitu para hamba-sahaya disebut golongan “ata”.
Mengingat statusnya sebagai negara maritim, sebagian besar kebudayaannya bercorak maritim. Hasil kebudayaannya yang terkenal adalah perahu pinisi. Perahu-perahu ini berlayar tidak saja berlayar di perairan Indonesia, tapi juga sampai ke mancanegara.
2.5.  Hubungan antara VOC dengan Kerajaan Gowa Tallo Perang Makassar (1666-1669)
Pada masa pemerintahan Hasanuddin, Kesultanan Gowa Tallo terlibat perang besar dengan VOC, yang terkenal dengan nama Perang Makassar Perang ini termasuk perang terbesar yang dialami oleh VOC abad ke abad ke-17. Perang tersebut dilatar belakangi cita-cita Hassanudin menjadikan Makassar pusat kegiatan perdagangan di Indonesia bagian Timur. Hal ini mengancam aktivitas ekonomi Belanda. Pertama bagi Belanda kehadiran kesultanan, Gowa Tallo saja mengancam lalu lintas perdagangan mereka dari Maluku ke Batavia. Kedua, rencana Hasanuddin mengancam eksistensi dan penguasaan ekonomi mereka di Maluku. Sudah lama Belanda yang merasa berkuasa atas Maluku sebagai seumber rempah-rempah menganggap Makassar sebagai pelabuhan gelap karna ikut juga memperjual belikan rempah-rempah dari Maluku
Diawali perlucutan dan perampasan terhadap armada Belanda di Maluku oleh pasukan Hasanuddin, Belanda kemudian menyerang Makassar setelah sebelumnya mendapat kepastian bantuan dari Sultan Bone, Aru Palaka. Aru Palaka bersedia membantu Belanda tetapi Sempat terdesak, Belanda akhirnya berhasil memaksa Hasanuddin menyepakati Perjanjian Bongaya pada tahun 1667, yang isinya :
·         VOC (Serikat dagang Belanda) memperoleh monopoli perdagangan di Makassar.
·         Belanda mendirikan benteng di Makassar (kelak bernama benteng Rotterdam).
·         Makassar melepaskan daerah jajahannya seperti Bone dan pulau-pulau disekitar Makassar.
·         Makassar mengakui Aru Palaka sebagai raja Bone.
Keberanian Hasanuddin memorak-porandakan pasukan Belanda di Maluku membuatnya mendapat julukan “Ayam Jantan Dari Timur”.
Sepeninggal Hasanuddin, Makassar dipimpin oleh putranya bernama Mapasomba. Sama seperti ayahnya, sultan ini menentang kehadiran Belanda di Makassar, bahkan lebih keras. Konon, sultan Hasanuddin menasehati Mapasomba agar dapat bekerjasama dengan Belanda dengan tujuan menjamin eksistensi Kesultanan Makassar. Namun, Mapasomba gigih pada tekadnya : Mengusir Belanda dari Makassar. Sikapnya yang keras dan tidak mau bekerja sama menjadi alasan Belanda mengerahkan pasukan secara besar-besaran. Pasukan Mapasomba berhasilkan dihancurkan dan Mapasomba sendiri tidak diketahui nasibnya. Belanda pun berkuasa sepenuhnya atas Kesultanan Makassar.

2.6.  Runtuhnya Kerajaan Gowa Tallo
Daerah kekuasaan Makassar luas, seluruh jalur perdagangan di Indonesia timur dapat dikuasainya. Sultan Hasanuddin terkenal sebagai raja yang sangat anti kepada dominasi asing. Oleh karena itu ia menentang kehadiran dan monopoli yang dipaksakan oleh VOC yang telah berkuasa di Ambon. Untuk itu hungan antara Batavia (pusat kekuasaan VOC di Hindia Timur) dan Ambon terhalangi oleh adanya Kerajaan Makassar. Dengan kondisi tersebut maka timbul pertentangan antara sultan Hasanuddin dengan VOC. Bahkan menyebabkan terjadinya perperangan, perperangan tersebut terjadi didaerah Maluku.
Dalam perperangan melawan VOC, Sultan Hasanuddin memimpin sendiri pasukannya untuk memporak-porandakan pasuka Belanda di maluku. Akibatnya kedudukan Belanda semakin terdesak. Atas keberanian Sultan Hasanuddin tersebut maka Belanda memberikan julukan padanya sebagai Ayam Jantan dari Timur. Upaya Belanda untuk mengakhiri perperangan dengan Makassar yaitu dengan melakukan politik adu domba antara Makassar dengan Kerajaan Bone (daerah kekuasaan Makassar). Raja Bone yaitu Aru Palaka yang merasa dijajah oleh Makassar meminta bantuan kepada VOC untuk melepaskan diri dari kekuasaan Makassar. Sebagai akibatnya Aru Palaka bersekutu dengan VOC untuk menghancurkan Makassar.
Akibat persekutuan tersebut akhirnya Belanda dapat menguasai ibukota Kerajaan Makassar. Dan secara terpaksa Kerajaan Makassar harus mengakui kekalahannya dan menandatangani perjanjian Bongaya tahun 1667 yang isinya tentu sangat merugikan Kerajaan Makassar.
Walaupun perjanjian telah diadakan, tetapi perlawanan Makassar terhadap Belanda tetap berlangsung. Bahkan pengganti dari Sultan Hasanuddin yaitu Mapasomba (Putera Hasanuddin) meneruskan perlawanan melawan Belanda. Untuk mengahadapi perlawanan Rakyat Makassar, Belanda mengerahkan pasukannya secara besar-besaran. Akhirnya Belanda dapat menguasai sepenuhnya Kerajaan Makassar, dan Makassar atau Kerajaan Gowa Tallo mengalami kehancuran


31.8.18

MATERI PELAJARAN SEKOLAH : MAKALAH KESULTANAN MALAKA


KATA PENGANTAR

Puji syukur Ke Hadirat Yang Maha Esa akhirnya masih diberi kemampuan untuk menyelesaikan secara tuntas makalah kerajaan islam Kesultanan Malaka  yang berkarakter dalam rangka mengembangkan kompetensi, membangun karakter dan budaya bangsa.
Suatu kebahagiaan tersendiri bagi kami bisa mengimlementasikan apa yang ada di benak sanubari kami yang berupa idealisme kami dalam rangka ikut mencerdaskan kehidupan bangsa.
Di sisi lain kami harus berfikir dan bekerja keras karena dituntut untuk selalu menyesuaikan dengan kebutuhan agar makalah yang kami susun ini ada manfaatnya untuk menjadikan anak didik / siswa-siswi sebagai generasi bangsa yang cerdas serta berbudi pekerti yang luhur, menjunjung tinggi harkat dan martabat bangsa. Berdasarkan nilai-nilai luhur yang tersirat pada butir-butir Pancasila sebagai dasar negara Indonesia.terima kasih
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL....................................................................................... ..... i
KATA PENGATAR........................................................................................ .... ii
DAFTAR ISI................................................................................................... ... iii
BAB   I      PENDAHULUAN............................................................................. 1
A.   Latar Belakang....................................................................... .... 1
B.   Rumusan Masalah................................................................... .... 1
C.   Tujuan..................................................................................... .... 2
D.   Manfaat.................................................................................. .... 2
E.    Metode................................................................................... .... 2
BAB   II    PEMBAHASAN........................................................................... .... 3
A.      Awal Pendirian Kesultanan Malaka....................................... .... 3
B.       Periode Pemerintahan............................................................. .... 3
C.       Malaka Sebagai Pusat Penyebaran Agama Islam................... .... 5
D.      Kehancuran............................................................................. .... 8
E.       Kehidupan Politik Malaka...................................................... .... 9
F.        Kehidupan Ekonomi............................................................... .. 10
G.      Kehidupan Sosial.................................................................... .. 11
H.      Kebudayaan Malaka............................................................... .. 11
BAB   III   PENUTUP..................................................................................... .. 14
A.      Kesimpulan............................................................................. .. 14
B.       Kritik dan Saran..................................................................... .. 15
BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Kesultanan Malaka merupakan kerajaan islam kedua di Asia Tenggara. Kesultanan ini berdiri pada awal abad ke- 15 M. Kerajaan ini cepat berkembang, bahkan dapat mengambil alih dominasi pelayaran dan perdagangan dari kerajaan Samudera Pasai yang kalah bersaing. Sejauh menyangkut penyebaran Islam di Tanah Melayu, peranan Kesultanan Malaka sama sekali tidak dapat dikesampingkan dalam proses islamisasi, karena konversi Melayu terjadi terutama selama periode Kesultanan Malaka pada abad ke- 15 M.
Kerajaan Malaka didirikan oleh Parameswara antara tahun 1380-1403 M. Parameswara berasal dari Sriwijaya, dan merupakan putra Raja Sam Agi. Saat itu, ia masih menganut agama Hindu. Ia melarikan diri ke Malaka karena kerajaannya di Sumatera yang runtuh akibat diserang Majapahit. Pada saat Malaka didirikan, di situ terdapat penduduk asli dari Suku Laut yang hidup sebagai nelayan. Mereka berjumlah lebih kurang tiga puluh keluarga. Raja dan pengikutnya adalah rombongan pendatang yang memiliki tingkat kebudayaan yang jauh lebih tinggi, karena itu, mereka berhasil mempengaruhi masyarakat asli. Kemudian, bersama penduduk asli tersebut, rombongan pendatang mengubah Malaka menjadi sebuah kota yang ramai. Selain menjadikan kota tersebut sebagai pusat perdagangan, rombongan pendatang juga mengajak penduduk asli menanam tanaman yang belum pernah mereka kenal sebelumnya, seperti tebu, pisang, dan rempah-rempah.

B.       Rumusan Masalah
1.         Bagaimana awal berdirinya Kesultanan Malaka pada tahun 1402 ?
2.         Bagaimana politik dan kepemerintahan yang dilakukan oleh Kesultanan Malaka?
3.         Bagaimana eksisitensi Kesultanan Malaka dalam menyebarkan Islam ke Nusantara?

C.      Tujuan
1.         Untuk mengetahui awal berdirinya Kesultanan Malaka.
2.         Untuk mengetahui politik pemerintahan yang dilakukan oleh Kesultanan Malaka dalam menjalankan roda kepemerintahannya.
3.         Untuk mengetahui eksistensi Kesultanan Malaka dalam menyebarkan islam ke Nusantara.
4.         Untuk mengetahui kehidupan sosial ,ekonomi, dan budaya nya

D.      Manfaat
1.         Sebagai sumber informasi dan pengetahuan atas berdirinya Kesultanan Malaka di Nusantara dan dampak terhadap proses islamisasi yang dilakukan.
2.         Sebagai motivasi untuk melanjutkan perjuangan bangsa di masa sekarang dan selanjutnya dalam bentuk yang berbeda.
3.         Sebagai suatu pengalaman bangsa atas kejayaan di masa lampau.

E.       Metode
    Adapun metode yang dilakukan adalah dengan mencari informasi dari media internet

28.8.18

MATERI PELAJARAN SEKOLAH : MAKALAH KERAJAAN SAMUDRA PASAI




KATA PENGANTAR

Puji syukur Ke Hadirat Yang Maha Esa akhirnya masih diberi kemampuan untuk menyelesaikan secara tuntas makalah kerajaan islam samudra pasai yang berkarakter dalam rangka mengembangkan kompetensi, membangun karakter dan budaya bangsa.
Suatu kebahagiaan tersendiri bagi kami bisa mengimlementasikan apa yang ada di benak sanubari kami yang berupa idealisme kami dalam rangka ikut mencerdaskan kehidupan bangsa.
Di sisi lain kami harus berfikir dan bekerja keras karena dituntut untuk selalu menyesuaikan dengan kebutuhan agar makalah yang kami susun ini ada manfaatnya untuk menjadikan anak didik / siswa-siswi sebagai generasi bangsa yang cerdas serta berbudi pekerti yang luhur, menjunjung tinggi harkat dan martabat bangsa. Berdasarkan nilai-nilai luhur yang tersirat pada butir-butir Pancasila sebagai dasar negara Indonesia.terima kasih
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................................................. i
KATA PENGANTAR............................................................................................... ii
DAFTAR ISI........................................................................................................ ... iii
BAB   I      PENDAHULUAN.................................................................................. 1
            1.1  Latar Belakang Masalah..................................................................... .... 1
            1.2  Perumusan Masalah................................................................................. 1
            1.3  Tujuan Penulisan...................................................................................... 2
BAB   II    ISI............................................................................................................ 3
            2.1  Awal masuk islam di Kerajaan Samudra Pasai........................................ 3
            2.2  Proses berkembangnya Kerajaan Samudra Pasai di segala bidang.......... 4
            2.3  Raja- raja yang berpengaruh di Kerajaan Samudra Pasai........................ 5
            2.4  Puncak kejayaan Kerajaan Samudra Pasai.............................................. 7
            2.5  Kemunduran Kerajaan Samudra Pasai.................................................... 9
            2.6  Peninggalan dari Kerajaan Samudra Pasai............................................ 13
BAB   III   PENUTUP............................................................................................. 15
            3.1  Simpulan................................................................................................ 15
            3.2  Saran...................................................................................................... 15

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.  Latar Belakang  Masalah
Setelah kedatangan Islam, terjadi proses penyebaran yang begitu luas. Akibatnya tumbuh dan berkembangnya kerajaan-kerajaan Islam dikepulauan Indonesia. Kerajaan Islam tersebut tumbuh dan berkembang di daerah Sumatra, Jawa, Nusa Tenggara, Maluku, Sulawesi, dan Kalimantan.
Kerajaan islam di Sumatra yang dimulai dari berita awal abad ke-16 dari Tome Pires dalam Sume Oriental (1512-1515) mengatakan bahwa Sumatra, terutama disepanjang pesisir selat Malaka dan pesisir barat Sumatra telah banyak kerajaan islam baik yang besar maupun yang kecil. Kerajaan-kerajaan tersebut adalah Aceh, Bican, Lambri, Pedir, Pirada, Pase, Aru, Arcat, Rupat, Siak, Kampar, Tongakal, Indragiri, Jambi, Palembang, Andalas, Pariaman, Minangkabau, Tiku, Panchur, dan Barus.
Kerajaan-kerajaan tersebut ada yang tengah mengalami perkembangan bahkan ada yang sedang mengalami keruntuhan karena pergeseran politik satu dengan lainnya. Berdasarkan sumber sejarah lainnya bahkan data arkeologis ada kerajaan Islam yang sudah tumbuh sejak dua abad sebelum kehadiran Tome Pires, yaitu Kerajaan Islam Samudra Pasai. Tumbuhnya kerajaan Islam Samudra Pasai tidak dapat dipisahkan dari letak geografisnya yang senantiasa tersentuh pelayaran dan perdagangan internasional melalui Selat Malaka yang sudah ada sejak abad-abad pertama Masehi. Sejak abad ke-7 dan ke-8 Masehi para pedagang muslim dari Arabia, Persi (Iran), dan dari negeri-negeri Tmur Tengah mulai memegang peranan penting. Dari latar belakang inilah akan dibahas lebih jauh mengenai kerajaan islam kedua di Indonesia yang sangat memiliki pengaruh terhadap kerajaan islam lainnya di Nusantara.
1.2.  Perumusan Masalah
Berdasarkan tema penulisan yang akan di uraikan dalam makalah ini, kami merumuskan masalah yang hendak dibahas antara lain sebagai berikut.
1)          Bagaimana Awal masuk Islam di Kerajaan Samudra Pasai?
2)          Seperti apa Proses berkembangnya Kerajaan Samudra Pasai di segala bidang?
3)          Siapa saja Raja- raja yang berpengaruh di Kerajaan Samudra Pasai?
4)          Bagaimana keadaan Puncak kejayaan Kerajaan Samudra Pasai?
5)          Faktor apa yang mempengaruhi Kemunduran Kerajaan Samudra Pasai?
6)          Apa saja Peninggalan dari Kerajaan Samudra Pasai?
1.3.  Tujuan Penulisan
Penulisan makalah   ini bertujuan untuk membantu  dan mempermudah pembelajaran, serta melengkapi pematerian.  Mendeskripsikan tentang  Awal masuk Islam di Kerajaan Samudra Pasai, Proses berkembangnya Kerajaan Samudra Pasai di segala bidang, Raja- raja yang berpengaruh di Kerajaan Samudra Pasai, Puncak kejayaan Kerajaan Samudra Pasai, Kemunduran Kerajaan Samudra Pasai, Peninggalan dari Kerajaan Samudra Pasai.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1.  Awal masuk islam di Kerajaan Samudra Pasai
Kedatangan Islam di berbagai daerah Indonesia tidaklah bersamaan. Sekitar abad ke-7 dan 8, Selat Malaka sudah mulai dilalui oleh pedagang-pedagang Muslim dalam pelayarannya ke negeri-negeri di Asia Tenggara dan Asia Timur. Berdasarkan berita Cina zaman T’ang, pada abad-abad tersebut diduga masyarakat Muslim telah ada, baik di Kanton maupun di daerah Sumatera.
Di Sumatera, daerah yang pertama kali disinggahi oleh orang-orang Islam adalah pesisir Samudera. Penyebabnya terdiri dari para mubaligh dan saudagar Islam yang datang dari Arab, Mesir, Persia dan Gujarat. Para saudagar ini banyak dijumpai di beberapa pelabuhan di Sumatera yaitu di Barus yang terletak di pesisir Barat Sumatera, Lamuri di pesisir Timur Sumatera dan di pesisir lainnya seperti di Perlak,yaitu  sekitar tahun 674 Masehi.
Kehadiran agama Islam di Pasai mendapat tanggapan yang cukup berarti di kalangan masyarakat. Di Pasai agama Islam tidak hanya diterima oleh lapisan masyarakat pedesaan atau pedalaman malainkan juga merambah lapisan masyarakat perkotaan. Dalam perkembangan selanjutnya, berdirilah kerajaan Samudera Pasai.
Samudera Pasai didirikan oleh Nizamudin Al-Kamil pada tahun 1267. Nizamudin Al-Kamil adalah seorang laksmana angkatan laut dari Mesir sewaktu dinasti Fatimiyah berkuasa. Ia ditugaskan untuk merebut pelabuhan Kambayat di Gujarat pada tahun 1238 M. Setelah itu, ia mendirikan kerajaan Pasai untuk menguasai perdagangan Lada. Dinasti Fatimiyah merupakan dinasti yang beraliran paham Syiah, maka bisa dianggap bahwa pada waktu itu Kerajaan Pasai juga berpaham Syiah. Akan tetapi, pada saat ada ekspansi ke daerah Sampar Kanan dan Sampar Kiri sang laksamana Nizamudin Al-Kamil gugur.
Setelah keruntuhan dinasti Fatimiyah yang beraliran Syiah pada tahun 1284, dinasti Mamuluk yang bermadzhab Syafi’I berinisiatif mengambil alih kekuasaan Kerajaan Pasai. Selain untuk menghilangkan pengaruh Syiah, penaklukan ini juga bertujuan untuk menguasai pasar rempah-rempah dan lada dan pelabuhan Pasai. Maka, Syekh Ismail bersama Fakir Muhammad menunaikan tugas tersebut. Mereka akhirnya dapat merebut Pasai. Selanjutnya dinobatkanlah Marah Silu sebagai raja Samudera Pasai yang pertama oleh Syekh Ismail. Setelah Marah Silu memeluk Islam dan dinobatkan menjadi raja, dia diberi gelar “Malikus Saleh” pada tahun 1285. Nama ini adalah gelar yang dipakai oleh pembangunan kerajaan Mamuluk yang pertama di Mesir yaitu “Al Malikus Shaleh Ayub”.
Ada kisah-kisah menarik yang diterangkan dalam Hikayat Raja Pasai seputar Marah Silu. Kisah-kisah ini nyaris di luar nalar dan beraroma mistis. Seperti adanya sabda Rasulullah yang menaubatkan berdirinya kerajaan Samudera Pasai ataupun kisah Merah Silu yang tanpa diajari siapapun mampu membaca Al Quran 30 juz dengan sempurna. Terlepas dari itu, Malik As Saleh kemudian berpindah paham, dari Syiah menjadi paham Syafi’i. Maka aliran paham di Kerajaan Samudera Pasai yang semula Syiah berubah menjadi paham Syafi’I yang sunni.
2.2.  Proses berkembangnya Kerajaan Samudra Pasai di segala bidang
Dengan  timbulnya Kerajaan Samudra Pasai maka Kesultanan Perlak mengalami kemunduran. Samudra Pasai tampil sebagai bandar dagang utama di pantai timur Sumatra Utara. Samudra Pasai tidak hanya menjadi pusat perdagangan lada ketika itu, tetapi juga sebagai pusat pengembangan agama Islam bermazhab Syafi’i.
Pada masa pemerintahan Sultan Malik Al Saleh berkembanglah agama Islam mazhab Syafi’i. Awalnya Sultan Malik Al Saleh merupakan pemeluk Syi’ah yang di bawa dari pedagang-pedagang Gujarat yang datang ke Indonesia pada abad 12. Pedagang-pedagang Gujarat bersama-sama pedagang Arab dan Persia menetap di situ dan mendirikan kerajaan-kerajaan Islam pertama di Indonesia, yaitu Kerajaan Perlak di muara Sungai Perlak dan Kerajaan Samudra Pasai di muara Sungai Pasai.  Namun kemudian Sultan Malik Al Saleh berpindah menjadi memeluk Islam bermazhab Syafi’i atas bujukan Syekh Ismail yang merupakan utusan Dinasti Mameluk di Mesir yang beraliran mazhab Syafi’i. Pada masa pemerintahan Sultan Malik Al Saleh juga Samudra Pasai mendapat kunjungan dari Marco Polo.
2.2.1.  Kehidupan Politik
Raja pertama samudra pasai sekaligus pendiri kerajaan adalah Marah silu bergelar sultan Malik al Saleh, dan memerintah antara tahun 1285-1297. Pada masa pemerintahan Sultan Malik Al Saleh, kerajaan tersebut telah memiliki lembaga Negara yang teratur dengan angkatan perang laut dan darat yang kuat, meskipun demikian, secara politik kerajaan Samudra Pasai masih berada dibawah kekuasaan Majapahit. Pada tahun 1295, Sulthan malik al saleh menunjuk anaknya sebagai raja, yang kemudian dikenal dengan Sultan Malik Al Zahir I (1297-1326), Pada masa pemerintahannya samudra pasai berhasail menaklukkan kerajaan islam Perlak.
Setelah sultan Malik Al Zahir I mangkat, Pimpinan kerajaan diserahkan kepada Sultan ahmad laikudzahir yang bergelar Sulthan Malik Al Zahir II (1326-1348)
2.2.2.  Kehidupan Ekonomi
Karena letak geografisnya yang strategis, ini mendukung kreativitas mayarakat untuk terjun langsung ke dunia maritim. Samudera pasai juga mempersiapkan bandar – bandar yang digunakan untuk:
a)         Menambah perbekalan untuk pelayaran selanjutnya
b)        Mengurus soal – soal atau masalah – masalah perkapalan
c)         Mengumpulkan barang – barang dagangan yang akan dikirim ke luar negeri
d)        Menyimpan barang – barang dagangan sebelum diantar ke beberapa daerah di Indonesia
Tahun 1350 M merupakan masa puncak kebesaran kerajaan Majapahit, masa itu juga merupakan masa kebesaran Kerajaan Samudera Pasai. Kerajaan Samudera Pasai juga berhubungan langsung dengan Kerajaan Cina sebagai siasat untuk mengamankan diri dari ancaman Kerajaan Siam yang daerahnya meliputi Jazirah Malaka.
Perkembangan ekonomi masyarakat Kerajaan Samudera Pasai bertambah pesat, sehingga selalu menjadi perhatian sekaligus incaran dari kerajaan – kerajaan di sekitarnya. Setelah Samudera Pasai dikuasai oleh Kerajaan Malaka maka pusat perdagangan dipindahkan ke Bandar Malaka.
2.2.3.  Kehidupan Sosial
Kehidupan sosial masyarakat Kerajaan Samudera Pasai diatur menurut aturan – aturan dan okum – okum Islam. Dalam pelaksanaannya banyak terdapat persamaan dengan kehidupan sosial masyarakat di negeri Mesir maupun di Arab. Karena persamaan inilah sehingga daerah Aceh mendapat julukan Daerah Serambi Mekkah.
2.3.  Raja- raja yang berpengaruh di Kerajaan Samudra Pasai
Kerajaan Samudra Pasai ini merupakan kerajaan islam kedua sesudah Perlak. Sumber-sumber sejarah mengenai kerajaan ini jauh lebih lengkap dibandingkan dengan kerajaan pertama. Disamping Hikayat, berita-berita luar negeri, kerajaan ini juga meninggalkan peninggalan arkeologis berupa prasasti yang dapat menjadi saksi utama mengenai telah berdirinya kerajaan ini.
Menurut buku Daliman, Pendiri kerajaan Samudra Pasai adalah Sultan Malik Al Shaleh. Hal ini diketahui dengan pasti dari prasasti yang terdapat dari batu nisan makamnya yang menyatakan bahwa sultan Malik Al Shaleh ini meninggal pada bulan Ramadhan 676 tahun sesudah hijrah Nabi atau 1297, jadi 5 tahun sesudah kunjungan Marcopolo ke negeri ini dalam perjalanannya pulang dari Cina.
Tradisi dari hikayat raja-raja Pasai menceritakan asal-usul Sultan Malik Al-Saleh. Sebelum menjadi raja dan bergelar Sultan, raja ini semula adalah seorang marah dan bernama Marahsilu. Ayah Marahsilu bernama Marah Gajah dan ibunya adalah Putri Betung. Putri Betung mempunyai rambut pirang di kepalanya. Ketika rambut pirang itu dibantun oleh Marah Gajah keluarlah darah putih. Setelah darah putih itu berhenti mengalir, maka menghilanglah Putri Betung. Peristiwa itu didengar oleh ayah angkat Putri Betung ialah Raja Muhammad. Raja Muhammad karena marah segera mengerahkan orang-orangnya untuk mencari dan menangkap Marah Gajah. Marah Gajah yang takut karena kehilangan Putri Betung menyingkir dan meminta perlindungan dari ayah angkatnya pula yang bernama Raja Ahmad. Ternyata Raja Muhammad dan Raja Ahmad adalah dua orang bersaudara. Tetapi karena peristiwa Putri Betung d atas, maka kedua orang bersaudara itu akhirnya berperang.
Keduanya tewas dan Marah Gajah sendiri juga tewas terbunuh dalam peperangan. Putri Betung meninggalkan dua orang putra yaitu Marah Sum dan Marah Silu, mereka berdua meninggalkan tempat kediamannya dan mulai hidup mengembara. Marah Sum kemudian menjadi raja Biruen. Sedang Marah Silu akhirnya dapat merebut rimba Jirun dan menjadi raja di situ. Marah Slu mendirikan istana kerajaannya di atas bukit yang banyak didiami oleh semut besar yang oleh rakyat di sekitarnya disebut Semut Dara (Samudra). Itulah sebabnya maka negara itu kemudian dinamakan negara Samudra.
Semula Marah Silu adalah penganut agama Islam aliran Syi’ah. Seperti kita ketahui bahwa agama Islam yang berpengaruh di pantai timur Sumatra Utara pada waktu itu adalah agama Islam aliran Syi’ah.
Untuk melenyapkan pengaruh Syi’ah dan untuk kemudian mengembangkan Islam mahzab Syafi’i di pantai timur Sumatra Utara, maka Dinasti Mameluk di Mesir yang beraliranmahzab Syafi’i pada 1254 mengirimkan Syekh Ismail ke pantai timur Sumatra Utara bersama Fakir Muhammad, bekas ulama di pantai barat India. Di Samudra Pasai, Syekh Ismail berhasil menemui Marah Silu dan berhasil pula membujukknya untk memeluk agama Islam mahzab Syafi’i kemudian Syekh Ismail menobatkan Marah Silu sebagai Sultan pertama di kerajaan Samudra Pasai dan bergelar Sultan Malik Al-Saleh. Pengikut Marah Silu yang bernama Sri Kaya dan Bawa Kaya ikut juga masuk mahzab Syafi’i dan berganti nama pula menjadi Sidi Ali Khiauddin dan Sidi Ali Hassanuddin.
Penobatan Marah Silu sebagai Sultan pertama di Samudra Pasai oleh Syekh Ismail ini didasarkan atas beberapa pertimbangan. Setelah Sultan Malik Al Saleh meninggal pada 1297 ia digantikan oleh putranya, Sultan Muhammad, yang lebih terkenal dengan Sultan Malik Al Tahir yang memerintah sampai tahun 1326. Kemudian ia digantikan oleh Sultan Ahmad Bahian Syah Malik Al Tahir dan pada masa pemerintahan beliau Samudra Pasai juga mendapat kunjungan dari Ibnu Batutah. Ibnu Battutah adalah seorang dari Afrika Utara yang bekerja pada Sultan Delhi di India. Ia mengunjungi Samudra Pasai dalam rangka singgah ketika melakukan perjalanannya ke Cina sebagai utusan Sultan Delhi. Dalam catatan-catatan Ibnu Batutah  kita dapat mengetahui bagaimana peranan Samudra Pasai ketika perkembangannya. Sebagai bandar utama perdagangan di pantai timur Sumatra Utara, Samudra Pasai banyak didatangi oleh kapal-kapal dari India, Cina, dan dari daerah-daerah lain di Indonesia. Di bandar tersebut kapal-kapal saling bertemu, transit, membongkar serta memuat barang-barang dagangannya.
Dalam sistem pemerintahanannya, Samudra Pasai mengadopsi dari India dan Persia. Keraton dan Istana Kerajaan Samudra Pasai dibangun bergaya arsitektur India. Pengaruh Persia dapat terlihat dari gelar-gelar yang digunakan oleh pemerintahan kerajaan. Raja sendiri menggunakan gelar syah, sedang patihnya yang mendampingi raja bergelar amir, bahkan di antara pembesar-pembesar kerajaan terdapat pula orang Persia.
2.4.  Puncak kejayaan Kerajaan Samudra Pasai
Puncak Kejayaan Samudra Pasai Puncak kejayaan kerajaan samudra pasai ini ditandai dengan adanya perkembangan dibidang-bidang kehidupan kerajaan Samudra pasai, seperti ;
a.         Di bidang perekonomian dan perdagangan
Dalam segi ekonomi perkembangan kerajaan Samudra Pasai ini ditandai dengan sudah adanya mata uang yang diciptakan sendiri untuk alat pembayaran yang terbuat dari emas, uang ini dinamakan Dirham. Selain itu, ditandai juga dengan berkembangnya Kerajaan Samudra Pasai menjadi pusat perdagangan internasional pada masa pemerintahan Sultan Malikul Dhahir, dengan lada sebagai salah satu komoditas ekspor utama. Saat itu Pasai diperkirakan mengekspor lada sekitar 8.000- 10.000 bahara setiap tahunnya, selain komoditas lain seperti sutra, kapur barus, dan emas yang didatangkan dari daerah pedalaman. Bukan hanya perdagangan ekspor-impor yang maju. Sebagai bandar dagang yang maju. Hubungan dagang dengan pedagang-pedagang Pulau Jawa juga terjalin. Produksi beras dari Jawa ditukar dengan lada. Pedagang -pedagang Jawa mendapat kedudukan yang istimewa di pelabuhan Samudera Pasai. Mereka dibebaskan dari pembayaran cukai.
b.         Di bidang sosial dan budaya
Kehidupan sosial masyarakat Kerajaan Samudera Pasai diatur menurut aturan–aturan dan hukum – hukum Islam. Dalam pelaksanaannya banyak terdapat persamaan dengan kehidupan sosial masyarakat di negeri Mesir maupun di Arab. Karena persamaan inilah sehingga daerah Aceh mendapat julukan Daerah Serambi Mekkah. Kerajaan Samudera Pasai berkembang sebagai penghasil karya tulis yang baik. Beberapa orang berhasil memanfaatkan huruf Arab yang dibawa oleh agama Islam untuk menulis karya mereka dalam bahasa Melayu, yang kemudian disebut dengan bahasa Jawi dan hurufnya disebut Arab Jawi. Di antara karya tulis tersebut adalah Hikayat Raja Pasai (HRP). Bagian awal teks ini diperkirakan ditulis sekitar tahun 1360 M. HRP menandai dimulainya perkembangan sastra Melayu klasik di bumi nusantara. Bahasa Melayu tersebut kemudian juga digunakan oleh Syaikh Abdurrauf al-Singkili untuk menuliskan buku-bukunya. Selain itu juga berkembang ilmu tasawuf yang diterjemahkan ke dalam bahasa Melayu.
c.         Di bidang agama
Sesuai dengan berita dari Ibn Battutah tentang kehadiran ahli-ahli agama dari Timur Tengah, telah berperan penting dalam proses perkembangan Islam di Nusantara. Berdasarkan hal itu pula, diceritakan bahwa Sultan Samudra Pasai begitu taat dalam menjalankan agama Islam sesuai dengan Mahzab Syafi'I dan ia selalu di kelilingi oleh ahli-ahli teologi Islam. Dengan raja yang telah beragama Islam, maka rakyat pun memeluk Islam untuk menunjukan kesetiaan dan kepatuhannya kepada sang raja. Karena wilayah kekuasaan Samudra Pasai yang cukup luas, sehingga penyebaran agama Islam di wilayah Asia Tenggara menjadi luas.
d.        Di bidang politik
Pada masa pemerintahan Sultan Malik as-Shalih telah terjalin hubungan baik dengan Cina. Diberitakan bahwa Cina telah meminta agar Raja Pasai untuk mengirimkan dua orang untuk dijadikan duta untuk Cina yang bernama Sulaeman dan Snams-ad-Din. Selain dengan Cina, Kerajaan Samudra Pasai juga menjalin hubungan baik dengan negeri-negeri Timur Tengah. Pada masa pemerintahan Sultan Mahmud Malik az-Zahir, ahli agama mulai dari berbagai negeri di Timur Tengah salah satunya dari Persi (Iran) yang bernama Qadi Sharif Amir Sayyid dan Taj-al-Din dari Isfahan. Hubungan persahatan Kerajaan Samudra Pasai juga terjalin dengan Malaka bahkan mengikat hubungan perkawinan.
2.5.  Kemunduran Kerajaan Samudra Pasai
2.5.1.  Faktor  Interen Kemunduran Kerajaan Samudra Pasai
a.         Tidak Ada Pengganti  yang Cakap dan Terkenal  Setelah Sultan Malik At Thahrir
Kerajaan Samudera Pasai mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Malik At Tahrir, sistem pemerintahan Samudera Pasai sudah teratur baik, Samudera Pasai menjadi pusat perdagangan internasional. Pedagang-pedagang dari Asia, Afrika, China, dan Eropa berdatangan ke Samudera Pasai. Hubungan dagang dengan pedagang-pedagang Pulau Jawa juga terjalin erat. Produksi beras dari Jawa ditukar dengan lada.
Setelah Sultan Malik At Tahrir wafat tidak ada penggantinya yang cakap dalam meminmpin kerajaan Samudra Pasai dan terkenal, sehingga peran penyebaran agama Islam diambil alih oleh kerajaan Aceh.
Kerajaan Samudera Pasai semakin lemah ketika di Aceh berdiri satu lagi kerajaan yang mulai merintis menjadi sebuah peradaban yang besar dan maju. Pemerintahan baru tersebut yakni Kerajaan Aceh Darussalam yang didirikan oleh Sultan Ali Mughayat Syah. Kesultanan Aceh Darussalam sendiri dibangun di atas puing-puing kerajaan-kerajaan yang pernah ada di Aceh pada masa pra Islam, seperti Kerajaan Indra Purba, Kerajaan Indra Purwa, Kerajaan Indra Patra, dan Kerajaan Indrapura. Pada 1524, Kerajaan Aceh Darussalam di bawah pimpinan Sultan Ali Mughayat Syah menyerang Kesultanan Samudera Pasai. Akibatnya, pamor kebesaran Kerajaan Samudera Pasai semakin meredup sebelum benar-benar runtuh. Sejak saat itu, Kesultanan Samudera Pasai berada di bawah kendali kuasa Kesultanan Aceh Darussalam.
b.         Terjadi Perebutan kekuasaan
Pada tahun 1349 Sultan Ahmad Bahian Syah malik al Tahir meninggal dunia dan digantikan putranya yang bernama Sultan Zainal Abidin Bahian Syah Malik al-Tahir. Bagaimana pemerintahan Sultan Zainal Abidin ini tidak banyak diketahui. Rupanya menjelang akhir abad ke-14 Samudra Pasai banyak diliputi suasana kekacauan karenaa terjadinya perebutan kekuasaan, sebagai dapat diungkap dari berita-berita Cina.
Beberapa faktor yang menyebabkan runtuhnya kerajaan Samudra Pasai, yaitu pemberontakan yang dilakukan sekelompok orang yang ingin memberontak kepada pemerintahan kerajaan Samudra Pasai.  Karena pemberontakan ini, menyebabkan beberapa pertikaian di Kerajaan Samudra Pasai. Sehingga terjadilah perang saudara yang membuat pertumpahan darah yang sia-sia.
Untuk mengatasi hal ini, Sultan Kerajaan Samudra Pasai waktu itu melakukan sesuatu hal yang bijak, yaitu meminta bantuan kepada Sultan Malaka untuk segera menengahi dan meredam pemberontakan. Namun Kesultanan Pasai sendiri akhirnya runtuh setelah ditaklukkan oleh Portugal tahun1521 yang sebelumnya telah menaklukan Malaka tahun 1511, dan kemudian tahun 1524 wilayah Pasai sudah menjadi bagian dari kedaulatan Kesultanan Aceh.
2.5.2.  Faktor Eksteren kemunduran Kerajaan Samudra Pasai
a.         Serangan dari Majapahit Tahun 1339
Kejayaan Kerajaan Samudera Pasai mulai mengalami ancaman dari Kerajaan Majapahit dengan Gajah Mada sebagai mahapatih. Gajah Mada diangkat sebagai patih di Kahuripan pada periode 1319-1321 Masehi oleh Raja Majapahit yang kala itu dijabat oleh Jayanegara. Pada 1331, Gajah Mada naik pangkat menjadi Mahapatih ketika Majapahit dipimpin oleh Ratu Tribuana Tunggadewi. Ketika pelantikan Gajah Mada menjadi Mahapatih Majapahit inilah keluar ucapannya yang disebut dengan Sumpah Palapa, yaitu bahwa Gajah Mada tidak akan menikmati buah palapa sebelum seluruh Nusantara berada di bawah kekuasaan Kerajaan Majapahit.
Mahapatih Gajah Mada rupanya sedikit terusik mendengar kabar tentang kebesaran Kerajaan Samudera Pasai di seberang lautan sana. Majapahit khawatir akan pesatnya kemajuan Kerajaan Samudera Pasai. Oleh karena itu kemudian Gajah Mada mempersiapkan rencana penyerangan Majapahit untuk menaklukkan Samudera Pasai. Desas-desus tentang serangan tentara Majapahit, yang menganut agama Hindu Syiwa, terhadap kerajaan Islam Samudera Pasai santer terdengar di kalangan rakyat di Aceh. Ekspedisi Pamalayu armada perang Kerajaan Majapahit di bawah komando Mahapatih Gajah Mada memulai aksinya pada 1350 dengan beberapa tahapan.
Serangan awal yang dilakukan Majapahit di perbatasan Perlak mengalami kegagalan karena lokasi itu dikawal ketat oleh tentara Kesultanan Samudera Pasai. Namun, Gajah Mada tidak membatalkan serangannya. Ia mundur ke laut dan mencari tempat lapang di pantai timur yang tidak terjaga. Di Sungai Gajah, Gajah Mada mendaratkan pasukannya dan mendirikan benteng di atas bukit, yang hingga sekarang dikenal dengan nama Bukit Meutan atau Bukit Gajah Mada.
Gajah Mada menjalankan siasat serangan dua jurusan, yaitu dari jurusan laut dan jurusan darat. Serangan lewat laut dilancarkan terhadap pesisir di Lhokseumawe dan Jambu Air. Sedangkan penyerbuan melalui jalan darat dilakukan lewat Paya Gajah yang terletak di antara Perlak dan Pedawa. Serangan dari darat tersebut ternyata mengalami kegagalan karena dihadang oleh tentara Kesultanan Samudera Pasai. Sementara serangan yang dilakukan lewat jalur laut justru dapat mencapai istana.
Selain alasan faktor politis, serangan Majapahit ke Samudera Pasai dipicu juga karena faktor kepentingan ekonomi. Kemajuan perdagangan dan kemakmuran rakyat Kerajaaan Samudera Pasai telah membuat Gajah Mada berkeinginan untuk dapat menguasai kejayaan itu. Ekspansi Majapahit dalam rangka menguasai wilayah Samudera Pasai telah dilakukan berulangkali dan Kesultanan Samudera Pasai pun masih mampu bertahan sebelum akhirnya perlahan-lahan mulai surut seiring semakin menguatnya pengaruh Majapahit di Selat Malaka.
Hingga menjelang abad ke-16, Kerajaan Samudera Pasai masih dapat mempertahankan peranannya sebagai bandar yang mempunyai kegiatan perdagangan dengan luar negeri. Para ahli sejarah yang menumpahkan minatnya pada perkembangan ekonomi mencatat bahwa Kerajaan Samudera Pasai pernah menempati kedudukan sebagai sentrum kegiatan dagang internasional di nusantara semenjak peranan Kedah berhasil dipatahkan.
Namun, kemudian peranan Kerajaan Samudera Pasai yang sebelumnya sangat penting dalam arus perdagangan di kawasan Asia Tenggara dan dunia mengalami kemerosotan dengan munculnya bandar perdagangan Malaka di Semenanjung Melayu Bandar Malaka segera menjadi primadona dalam bidang perdagangan dan mulai menggeser kedudukan Pasai. Tidak lama setelah Malaka dibangun, kota itu dalam waktu yang singkat segera dibanjiri perantau-perantau dari Jawa.
Akibat kemajuan pesat yang diperoleh Malaka tersebut, posisi dan peranan Kerajaan Samudera Pasai kian lama semakin tersudut, nyaris seluruh kegiatan perniagaannya menjadi kendor dan akhirnya benar-benar patah di tangan Malaka sejak tahun 1450. Apalagi ditambah kedatangan Portugis yang berambisi menguasai perdagangan di Semenanjung Melayu. Orang-orang Portugis yang pada 1521 berhasil menduduki Kesultanan Samudera Pasai.
b.         Berdirinya Bandar Malaka yang Letaknya Lebih Strategis
Tercatat, selama abad 13 sampai awal abad 16, Samudera Pasai dikenal sebagai salah satu kota di wilayah Selat Malaka dengan bandar pelabuhan yang sangat sibuk. Pasai menjadi pusat perdagangan internasional dengan lada sebagai salah satu komoditas ekspor utama.
Letak geografis kerajaan samudera pasai terletak di Pantai Timur Pulau Sumatera bagian utara berdekatan dengan jalur pelayaran internasional (Selat Malaka). Letak Kerajaan Samudera Pasai yang strategis, mendukung kreativitas mayarakat untuk terjun langsung ke dunia maritim. Samudera pasai juga mempersiapkan bandar - bandar yang digunakan untuk:
1.        Menambah perbekalan pelayaran selanjutnya
2.        Mengurus masalah – masalah perkapalan
3.        Mengumpulkan barang – barang dagangan yang akan dikirim ke luar negeri
4.        Menyimpan barang – barang dagangan sebelum diantar ke beberapa daerah di Indonesia.
Namun Setelah kerajaan Samudra Pasai dikuasai oleh Kerajaan Malaka pusat perdagangan dipindahkan ke Bandar Malaka. Dengan beralihnya  pusat perdagangan ke Bandar Malaka maka perekonomian di Bandar Malaka menjadi ramai karena letaknya yang lebih strategis dibanding bandar-bandar di Samudra Pasai.
c.         Serangan Portugis
Orang-orang Portugis memanfaatkan keadaan kerajaan Samudra Pasai yang sedang lemah ini karena adanya berbagai perpecahan (kemungkinan karena politik / kekuasaan) dengan menyerang kerajaan Samudra Pasai hingga akhirnya kerajaan Samudra Pasai runtuh. Sebelumnya memang orang-orang Portugis telah menaklukan kerajaan Malaka, yang merupakan kerajaan yang sering membantu kerajaan Samudra Pasai dan menjalin hubungan dengan kerajaan Samudra Pasai.
Orang-orang Portugis datang ke Malaka, karena telah mengetahui bahwa pelabuhan Malaka merupakan pelabuhan transito yang banyak didatangi pedagang dari segala penjuru angin. Malaka dikenal sebagai pintu gerbang Nusantara. Julukan itu diberikan mengingat peranannya sebagai jalan lalu lintas bagi pedagang-pedagang asing yang hendak masuk dan keluar pelabuhan-pelabuhan Indonesia. Malaka pada akhir abad ke-15 dikunjungi oleh para saudagar yang datang dari Arab, India, Asia Tenggara dan saudagar-saudagar Indonesia. Hal ini sangat menarik perhatian orang-orang Portugis.
Maksud Portugis untuk menduduki Malaka adalah untuk menguasai perdagangan melalui selat Malaka.Kedatangan orang-orang Portugis di bawah pimpinan Diego Lopez de Squeira ke Malaka atas perintah raja Portugis, bertujuan untuk membuat perjanjian-perjanjian dengan penguasa-penguasa di Malaka. Perjanjian-perjanjian ini dimaksudkan untuk memperoleh suatu izin perdagangan yang menguntungkan kedua belah pihak. Jadi semboyan orang-orang Portugis untuk meluaskan daerah pengaruhnya tidak hanya bermotif penyebaran agama akan tetapi terutama motif ekonomi.
2.6.  Peninggalan dari Kerajaan Samudra Pasai
1.         Peninggalan Kerajaan Samudra Pasai
Kerajaan Samudera Pasai diyakini pernah berjaya dibuktikan dengan beberapa peninggalan dari kerajaan tersebut. Sayangnya, kerajaan Samudra Pasai tidak banyak meninggalkan batu prasasti sebagai peninggalan bersejarah. Hal tersebut dikarenakan kurangnya perhatian masyarakat dan pemerintah setempat terhadap bukti- bukti peninggalan sejarah. Peneliti independen dari pusat informasi Samudra Pasai Heritage Lhouksemawe, Taqiyuddin mengungkapkan benda peninggalan bersejarah Kerajaan Samudera Pasai tersebar di hampir seluruh wilayah Aceh, khususnya Aceh Utara. Namun, sampai saat ini belum ada upaya untuk menggali dan meneliti peninggalan bersejarah tersebut. Umumnya peninggalan bersejarah Samudera Pasai berupa nisan bertuliskan kaligrafi arab gundul yang khas. (Mohamad Burhanuddin,2011).
Sekelompok minoritas kreatif berhasil memanfaatkan huruf Arab yang dibawa oleh agama Islam, untuk menulis karya mereka dalam  bahasa  Melayu.  Inilah  yang kemudian disebut sebagai bahasa Jawi, dan hurufnya disebut Arab Jawi. Di antara karya tulis tersebut adalah Hikayat Raja Pasai (HRP). Bagian awal teks ini diperkirakan ditulis sekitar tahun 1360 M. Hikayat Raja Pasai ini dapatlah dibagi menjadi tiga bagian yaitu mengenai asal usul pembukaan negeri-negeri Pasai dan Samudera, pengislaman Merah Silau dan kejatuhan kerajaan Pasai ke Majapahit. Hikayat Raja Pasai ini juga berisi  kisah-kisah mitos seperti kelahiran Puteri Buluh Betung, mitos pembukaan negeri Samudera (semut besar), silsilah  raja-raja Majapahit dan legenda tokoh-tokoh Tun Beraim Bapa, Sultan Ahmad dan Sultan Malikul Saleh yang seharusnya dipercayai dalam wujud  realiti sejarah Samudera-Pasai. HRP menandai dimulainya perkembangan sastra Melayu klasik di bumi nusantara.
Sejalan dengan itu, juga berkembang ilmu tasawuf. Di antara buku tasawuf yang diterjemahkan ke dalam bahasa Melayu  adalah Durru al-Manzum, karya Maulana Abu Ishak. Kitab ini kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Melayu oleh Makhdum Patakan, atas permintaan dari Sultan Malaka. Informasi di atas mencerminkan sekelumit peran yang telah dimainkan oleh Samudra Pasai dalam posisinya sebagai pusat pertumbuhan Islam di Asia Tenggarapada masa itu.
Samudera Pasai merupakan pusat perniagaan penting di kawasan itu, dikunjungi oleh para saudagar dari berbagai negeri, seperti Cina, India, Siam, Arab dan Persia. Komoditas utama adalah lada. Sebagai bandar perdagangan yang besar, Samudera Pasai mengeluarkan mata uang emas yang disebut dirham. Uang ini digunakan secara resmi di kerajaan tersebut.  Uang dirham juga menjadi peninggalan kerajaan Samudra Pasai yang menandakan kekuatan ekonomi pada saat itu.  Pada satu sisi dirham atau mata uang emas itu tertulis; Muhammad Malik Al-Zahir. Sedangkan di sisi lainnya tercetak nama Al-Sultan Al-Adil. Diameter Dirham itu sekitar 10 mm dengan berat 0,60 gram dengan kadar emas 18 karat.
Di samping sebagai pusat perdagangan, Samudera Pasai juga merupakan pusat perkembangan agama Islam.  Banyak makam – makam para pemimpin kerajaan Samudra Pasai yang merupakan bukti nyata  adanya kerajaan Samudra  Pasai. Beberapa  makam    terseut  adalah :
a.         Makam Sultan Malik AL-Saleh
b.        Makam Sultan Maulana Al Zhahir
c.         Makam Nahriyah
d.        Makam Teungku Sidi Abdullah Tajul Nillah
e.         Makam Naina Hasanuddin
f.         Makam Perdana Menteri
g.        Makam Teungku Peuet Ploh Peuet        
h.        Makam Said Syarif
i.          Makam Teungku Diboih
j.          Makam Batte

Artikel Lainnya

  • MATERI PELAJARAN SEKOLAH : ZAMAN PALEOLITIKUM10/09/2018 -
  • MATERI PELAJARAN SEKOLAH : ARTI SIMBOL YANG TERDAPAT DALAM PELAJARAN SEKOLAH LENGKAP28/08/2018 -
  • Ibadah Kurban: Pengorbanan dan Makna Mendalam15/06/2023 - 0 Comment
  • MATERI PELAJARAN SEKOLAH : MAKALAH KERAJAAN SAMUDRA PASAI28/08/2018 -