7.9.18

MATERI PELAJARAN SEKOLAH : MAKALAH KESULTANAN GOWA TALLO




KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan rahmat dan karuniaNyalah kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Kerajaan Gowa Tallo” untuk memenuhi tugas Bab Islamisasi dan Silang Budaya di Nusantara semester-1 tahun pelajaran 2018-2019. Kami berharap karya tulis sederhana ini, dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai Perkembangan Kerajaan Islam Gowa Tallo di Indonesia. Meskipun karya tulis ini masih jauh dari sempurna, semoga karya tulis sederhana ini dapat dipahami dan bermanfaat bagi siapapun yang membacanya.
Kami juga berterimakasih kepada Ibu Wahyu, S.Pd.I, selaku guru Sejarah sekaligus pembimbing dalam penulisan, sehingga karya tulis sederhana ini dapat selesai dengan lancar. Dan tidak lupa pula penulis mohon maaf atas kekurangan disa sini dari makalah yang penulis buat ini. Mohon kritik serta sarannya. Terimakasih

                                                                               nama kota, 2 September 2018

                                                                                                  Penulis


 DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR............................................................................................  
DAFTAR ISI...........................................................................................................
BAB        I ....................................................................................................... PENDAHULUAN
1.1     Latar Belakang.......................................................................... .... 1
1.2     Rumusan Masalah..................................................................... .... 2
1.3     Tujuan....................................................................................... .... 2
BAB        II ..................................................................................................... PEMBAHASAN
2.1.   Latar belakang berdirinya Kerajaan Gowa Tallo......................
2.2.   Perkembangan Kerajaan Gowa Tallo........................................
2.3.   Kondisi sosial-politik, ekonomi dan sosial budaya Kerajaan Gowa Tallo     
2.4.   Hubungan antara VOC dengan Kerajaan Gowa Tallo ............
2.5.   Runtuhnya Kerajaan Gowa Tallo.............................................
BAB        III .................................................................................................... PENUTUP  
3.1     Kesimpulan...............................................................................
3.2     Saran.........................................................................................

  
BAB I
PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang
Kesultanan Gowa adalah salah satu kerajaan besar sukses yang terdapat di daerah Sulawesi Selatan. Rakyatnya berasal dari suku Makassar yang terdapat diujung selatan dan pesisir barat Sulawesi. Wilayah kerajaan ini sekarang berada dibawah Kabupaten Gowa dan daerah sekitarnya yang dalam bingkai negarakesatuan RI dimekarkan menjadi Kota Madya Makassar dan kabupaten lainnya. Kerajaan ini memiliki raja yang paling terkenal bergelar Sultan Hasanuddin, yang saat itu melakukan perperangan yang dikenal dengan Perang Makassar (1666-1669) terhadap Belanda yang dibantu oleh kerajaan Bone yang berasal dari Suku Bugis dengan rajanya Arung Palaka. Tapi perang ini bukan berarti perang antar suku Makassar- Suku Bugis, karna dipihak Gowa ada sekutu Bugisnya demikian pula dipihak Belanda-Bone, ada sekutu Makassarnya. Politik Divide et Impera Belanda, terbuktu sangat ampuh disini. Perang Makassar ini adalah perang terbesar Belanda yang pernah dilakukan di abad itu. Pada awalnya didaerah Gowa terdapat 9 komunitas yang dikenal dengan nama Bate Kalapang (9 bendera), yang kemudian menjadi pusat kerajaan Gowa: Tembolo, Lakiung, Prang-Parang, Data, Agangjene, Saumata, Bissei, Sero dan Kalili. Melalui berbagai cara, baik damai maupun paksaan, komunitas lainnya bergabung untuk membentuk Kerajaan Gowa. Cerita dari pendahulu di Gowa dimulai oleh Tumanurung sebagai pendiri Istana Gowa, tetapi tradisi Makassar lain, menyebutkan 4 orang yang mendahului datangnya Tumanurung, 2 orang pertama adalah Batara Guru dan saudaranya. Masing-masing kerajaan tersebut membentuk persekutuan sesuai dengan pilihan masing-masing. Salah satunya adalah Kerajaan Gowa dan Tallo membentuk persekutuan pada tahun 1528, sehingga melahirkan suatu kerajaan yang lebih dikenal dengan Kerajaan Makassar. Nama Makassar sebenarnya adalah ibukota dari Kerajaan Gowa dan sekarang masih digunakan sebagai nama ibukota Provinsi Sulawesi Selatan. Secara geografis daerah Sulawesi Selatan memiliki provinsi yang sangat strategis karena berada dijalur pelayaran (perdagangan) nusantara. Bahkan daerah Makassar menjadi pusat persinggahan para pedagang baik yang berasal dari bagian Indonesia bagian Timur maupun yang berasal dari Indonesia bagian Barat. Dengan posisi strategis tersebut, maka Kerajaan Makassar berkembang menjadi kerajaan besar dan berkuasa atas jalur perdagangan nusantara 1.2
1.2    Rumusan Masalah
1.2.1             Bagaimana latar belakang berdirinya Kerajaan Gowa Tallo?
1.2.2             Bagaimana perkembangan Kerajaan Gowa Tallo?
1.2.3             Bagaimana kondisi sosial-politik, ekonomi dan sosial budaya Kerajaan Gowa Tallo?
1.2.4             Jelaskan hubungan antara VOC dengan Kerajaan Gowa Tallo!
1.2.5             1.2.5 Jelaskan sebab runtuhnya Kerajaan Gowa Tallo!
1.3    Tujuan
1.3.1             Mengetahui latar belakang berdirinya Kerajaan Gowa Tallo
1.3.2             Mengetahui perkembangan Kerajaan Gowa Tallo
1.3.3             Mengetahui kondisi sosial-politik, ekonomi dan sosial budaya Kerajaan Gowa Tallo
1.3.4             Mengetahui hubungan antara VOC dengan Kerajaan Gowa Tallo
1.3.5             Mengetahui sebab runtuhnya Kerajaan Gowa Tallo

  
BAB II
PEMBAHASAN

1.2.1 Bagaimanalatarbelakang berdirinya Kerajaan Gowa Tallo?
2.1.  Latar belakang berdirinya Kerajaan Gowa Tallo
Di Sulawesi Selatan pada abad ke 16 terdapat beberapa kerajaan mandiri diantaranya Gowa, Tallo, Bone, Sopeng, Wajo, dan Sidenreng. Setiap kerajaan tersebut membentuk persekutuan sesuai dengan pilihan masing-masing. Salah satunya adalah Kerajaan Gowa dan Tallo. Keduanya membentuk persekutuan pada tahun 1528, sehingga melahirkan apa yang lebih dikenal dengan sebutan Kerajaan Gowa-Tallo atau Kerajaan Makassar. Raja Gowa, Daeng Manrabia menjadi raja bergelar Sultan Allaudin dan Raja Tallo, Karaeng Mantoaya menjadi perdana menteri bergelar Sultan Abdullah kaarena pusat pemerintahannya terdapat di Makassar, Kerajaan Gowa dan Tallo sering disebut sebagai Kerajaan Makassar. Wilayah kerajaan ini sekarang berada dibawah Kabupaten Gowa dan sekitarnya.
Karena posisinya yang strategis diantara wilayah barat (Malaka) dan timur nusantara (Maluku), Makassar menjadi bandar pertama untuk memasuki Indonesia Timur yang kaya rempah-rempah. Kerajaan ini memiliki pelaut-pelaut tangguh yang memperkuat barisan pertahanan Laut Makassar
Sumber asing tertulis pertama dari catatan Tome Pires. Dalam catatannya dia melukiskan kemampuan pelayaran dan perdagangan orang-orang Makassar.Pires menulis : “Orang-orang Makassar telah berdagang sampai ke Malaka, Jawa, Borneo, Negeri Siam dan juga semua tempat yang terdapat antara Pahang dan Siam. “(Swang: 2005,72)”
Kesultanan ini disebut-sebut kaya akan beras, bahan-bahan makanan lainnya, daging, dan kapur barus hitam. Mereka memasok barang dagangan dari luar, antara lain jenis pakaian dari cambay, bengal, dan keling. Dan penemuan banyak jenis keramik dari asal Dinasti Sung dan Ming di daerah Sulawesi Selatan juga membuktikan kerajaan ini telah menjalin hubungan dagang dengan Cina

1.2.2 Bagaimana perkembangan Kerajaan Gowa Tallo?
2.2.  Perkembangan Kerajaan Gowa Tallo
Pada awalnya, Kerajaan Gowa – Tallo yang lebih dikenal sebagai Kerajaan Makassar terdiri dari beberapa kerajaan yang bercorak Hindu, antara lain, Gowa, Tallo, Wajo, Bone, Soppeng, dan Luwu. Dengan adanya dakwah dari Dato'ri Bandang dan Dato' Sulaiman, Sultan Alauddin (Raja Gowa) masuk Islam. Setelah raja memeluk Islam, rakyat pun segera ikut memeluk Islam.
Kerajaan Gowa dan Tallo kemudian menjadi satu dan lebih dikenal dengan nama Kerajaan Makassar dengan pemerintahannya yang terkenal adalah Sultan Hasanuddin (1653 – 1669). Ia berhasil memperluas pengaruh Kerajaan Makassar sampai ke Matos, Bulukamba, Mondar, Sulawesi Utara, Luwu, Butan, Selayar, Sumbawa, dan Lombok. Hasanuddin juga berhasil mengembangkan pelabuhannya dan menjadi bandar transito di Indonesia bagian timur pada waktu itu. Hasanuddin mendapat julukan Ayam Jantan dari Timur. Karena keberaniannya dan semangat perjuangannya, Makassar menjadi kerajaan besar dan berpengaruh terhadap kerajaan di sekitarnya.
1.2.3 Bagaimanakondisisosial-politik, ekonomi dan sosial budaya Kerajaan Gowa Tallo?
2.3.  Kondisi Sosial Politik Kerajaan Gowa Tallo
Pada awal abad ke 16, datanglah Dato’ ri Bandang, Ulama Islam dari Sumatera Barat. Ia menyebarkan ajaran Islam di makassar. Raja Makassar, Daeng Manrabia memeluk agama Islam, dan namanya diubah menjadi Sultan Alauddin. Dibawah pemerintahannya ( Pemerintah 1591-1638) Kesultanan Makassar berkembang menjadi Negara Maritim yang kuat. Pada masa ini pula orang mulai mengenal jenis perahu layar Lambo dan Pinisi
Kerajaan mencapai puncaknya pada masa Sultan Muhammad Said (1639- 1653) dan Sultan Hasanuddin (1653-1669). Kedua Sultan ini membawa Makassar sebagai daerah dagang yang maju. Wilayah kekuasaannya meluas sampai ke Fores dan Pulau Solor di Nusa Tenggara. Secara khusus dibawah Hasanuddin, kerajaan- kerajaan kecil di sekitar Makassar seperti Kerajaan Wajo, Bone, Luwu, dan Sopeng berhasil dikuasai

2.4.  Kerajaan Gowa Tallo dari segi Ekonomi dan Sosial Budaya
Kerajaan ini memperoleh kemajun ekonomi yang amat pesat, terutama dibidang perdagangan. Kemajuan di bidang perdagangan ini disebabkan antara lain:
·         Banyak pedagang hijrah ke Makassar setelah Malaka jatuh ke tangan Portugis pada tahun 1511.
·         Orang-orang Makassar dan Bugis terkenal sebagai pelaut ulung yang dapat mengamankan wilayah lautnya.
·         Tersedia banyak rempah-rempah (dari Maluku).
Makassar berkembang sebagai pelabuhan internasional. Banyak oedagang asing seperti Portugis, Inggris, Denmark datang berdagang di Makassar dengan tipe perahunya seperti pinisi dan lombo, pedagang-pedagang Makassar memegang peran penting dalam perdagangan di Nusantara, meski akhirnya untuk itu harus terlibt perang dengan VOC. Sementara itu, untuk menjamin dan mengatur perdagangan dan pelayaran di wilayahnya, Makassar mengeluarkan UU dan hukum perdagangan yang disebut Ade Allopiloping Bacanna Pabalue, yang dimuat dalam buku Lontana Amanna Coppa.
Meski memiliki kebebasan dalam mencapai kesejahteraan hidup, dalam kehidupan sosial sehari-hari mereka sangat terikat dengan norma adat yang mereka anggap sakral. Norma kehidupan sosial Makassar diatur berdasarkan adat dan agama Islam yang disebut Pangadakkang. Selain norma tersebut, masyarakat Makassar juga mengenal pelpisan sosial; lapisan atas yang merupakan golongan bangsawan dan keluarganya disebut “Anakarung/Karaeng”, sedangkan rakyat kebanyakan disebut “to maradeka”, dan masyarakat lapisan bawah yaitu para hamba-sahaya disebut golongan “ata”.
Mengingat statusnya sebagai negara maritim, sebagian besar kebudayaannya bercorak maritim. Hasil kebudayaannya yang terkenal adalah perahu pinisi. Perahu-perahu ini berlayar tidak saja berlayar di perairan Indonesia, tapi juga sampai ke mancanegara.
2.5.  Hubungan antara VOC dengan Kerajaan Gowa Tallo Perang Makassar (1666-1669)
Pada masa pemerintahan Hasanuddin, Kesultanan Gowa Tallo terlibat perang besar dengan VOC, yang terkenal dengan nama Perang Makassar Perang ini termasuk perang terbesar yang dialami oleh VOC abad ke abad ke-17. Perang tersebut dilatar belakangi cita-cita Hassanudin menjadikan Makassar pusat kegiatan perdagangan di Indonesia bagian Timur. Hal ini mengancam aktivitas ekonomi Belanda. Pertama bagi Belanda kehadiran kesultanan, Gowa Tallo saja mengancam lalu lintas perdagangan mereka dari Maluku ke Batavia. Kedua, rencana Hasanuddin mengancam eksistensi dan penguasaan ekonomi mereka di Maluku. Sudah lama Belanda yang merasa berkuasa atas Maluku sebagai seumber rempah-rempah menganggap Makassar sebagai pelabuhan gelap karna ikut juga memperjual belikan rempah-rempah dari Maluku
Diawali perlucutan dan perampasan terhadap armada Belanda di Maluku oleh pasukan Hasanuddin, Belanda kemudian menyerang Makassar setelah sebelumnya mendapat kepastian bantuan dari Sultan Bone, Aru Palaka. Aru Palaka bersedia membantu Belanda tetapi Sempat terdesak, Belanda akhirnya berhasil memaksa Hasanuddin menyepakati Perjanjian Bongaya pada tahun 1667, yang isinya :
·         VOC (Serikat dagang Belanda) memperoleh monopoli perdagangan di Makassar.
·         Belanda mendirikan benteng di Makassar (kelak bernama benteng Rotterdam).
·         Makassar melepaskan daerah jajahannya seperti Bone dan pulau-pulau disekitar Makassar.
·         Makassar mengakui Aru Palaka sebagai raja Bone.
Keberanian Hasanuddin memorak-porandakan pasukan Belanda di Maluku membuatnya mendapat julukan “Ayam Jantan Dari Timur”.
Sepeninggal Hasanuddin, Makassar dipimpin oleh putranya bernama Mapasomba. Sama seperti ayahnya, sultan ini menentang kehadiran Belanda di Makassar, bahkan lebih keras. Konon, sultan Hasanuddin menasehati Mapasomba agar dapat bekerjasama dengan Belanda dengan tujuan menjamin eksistensi Kesultanan Makassar. Namun, Mapasomba gigih pada tekadnya : Mengusir Belanda dari Makassar. Sikapnya yang keras dan tidak mau bekerja sama menjadi alasan Belanda mengerahkan pasukan secara besar-besaran. Pasukan Mapasomba berhasilkan dihancurkan dan Mapasomba sendiri tidak diketahui nasibnya. Belanda pun berkuasa sepenuhnya atas Kesultanan Makassar.

2.6.  Runtuhnya Kerajaan Gowa Tallo
Daerah kekuasaan Makassar luas, seluruh jalur perdagangan di Indonesia timur dapat dikuasainya. Sultan Hasanuddin terkenal sebagai raja yang sangat anti kepada dominasi asing. Oleh karena itu ia menentang kehadiran dan monopoli yang dipaksakan oleh VOC yang telah berkuasa di Ambon. Untuk itu hungan antara Batavia (pusat kekuasaan VOC di Hindia Timur) dan Ambon terhalangi oleh adanya Kerajaan Makassar. Dengan kondisi tersebut maka timbul pertentangan antara sultan Hasanuddin dengan VOC. Bahkan menyebabkan terjadinya perperangan, perperangan tersebut terjadi didaerah Maluku.
Dalam perperangan melawan VOC, Sultan Hasanuddin memimpin sendiri pasukannya untuk memporak-porandakan pasuka Belanda di maluku. Akibatnya kedudukan Belanda semakin terdesak. Atas keberanian Sultan Hasanuddin tersebut maka Belanda memberikan julukan padanya sebagai Ayam Jantan dari Timur. Upaya Belanda untuk mengakhiri perperangan dengan Makassar yaitu dengan melakukan politik adu domba antara Makassar dengan Kerajaan Bone (daerah kekuasaan Makassar). Raja Bone yaitu Aru Palaka yang merasa dijajah oleh Makassar meminta bantuan kepada VOC untuk melepaskan diri dari kekuasaan Makassar. Sebagai akibatnya Aru Palaka bersekutu dengan VOC untuk menghancurkan Makassar.
Akibat persekutuan tersebut akhirnya Belanda dapat menguasai ibukota Kerajaan Makassar. Dan secara terpaksa Kerajaan Makassar harus mengakui kekalahannya dan menandatangani perjanjian Bongaya tahun 1667 yang isinya tentu sangat merugikan Kerajaan Makassar.
Walaupun perjanjian telah diadakan, tetapi perlawanan Makassar terhadap Belanda tetap berlangsung. Bahkan pengganti dari Sultan Hasanuddin yaitu Mapasomba (Putera Hasanuddin) meneruskan perlawanan melawan Belanda. Untuk mengahadapi perlawanan Rakyat Makassar, Belanda mengerahkan pasukannya secara besar-besaran. Akhirnya Belanda dapat menguasai sepenuhnya Kerajaan Makassar, dan Makassar atau Kerajaan Gowa Tallo mengalami kehancuran



BAB III
PENUTUP

3.1    Kesimpulan
Kesultanan Gowa atau kadang ditulis goa adalah salah satu kerajaan besar dan paling sukses yang terdapat di daerah Sulawesi selatan. Rakyat dari kerajaan ini berasal dari suku makassar yang berdiam diujung selatan dan pesisir barat Sulawesi. Sejak Gowa Tallo sebagai pusat perdagangan laut, kerajaan ini menjalin hubungan dengan ternate yang sudah menerima islam dari gresik. Raja ternate yakni baabullah mengajak Raja Gowa Tallo untuk masuk islam, tapi gagal. Baru pada masa raja datu ri bandang datang kekerajaan gowa tallo, agama islam mulai masuk ke kerajaan ini.
Setaun kemudian hampir seluruh penduduk gowa tallo memeluk islam. Mubaligh yang berjasa menyebarkan islam adalah Abdul kodir khotib tunggal yang berasal dari Minangkabau. Makassar mencapai puncak kebesarannya pada masa pemerintahan sultan hasanuddin(1653-1669). Daerah kekuasaan makassar luas seluruh jalur perdagangan di Indonesia timur dapat dikuasainya. Sultan hasanuddin terkenal sebagai raja yang sangat anti kepada dominasi asing. Dalam peperangan melawan voc, sultan hasanuddin memimpin sendiri pasukannya untuk memporak-porandakan pasukan belanda di maluku. Akibatnya kedudukan belanda semakin terdesak. Atas keberanian sultan hasanuddin tersebut maka belanda memberikan julukan padanya sebagai ayam jantan dari timur.
Demikian gowa telah mengalami pasang surut dalam perkembangan sejak raja gowa pertama, Tumanurung (abad 13) hingga mencapai puncak keemasannya pada abad 18 kemudian sampai mengalami transisi setelah bertaun taun berjuang menghadapi penjajahan. Dalam pada itu, sistem pemerintahan pun mengalami transisi dimasa raja gowa xxxvi andi itjo karaeng lalolang, setelah menjadi bagian republik Indonesia yang bersatu, berubah bentuk dari kerajaan menjadi daerah tingkat II otonom. Sehingga dengan perubahan tersebut, andi itjo pun tercatat dalam sejarah sebagai raja gowa terakhir dan sekaligus bupati gowa pertama.
3.2    Saran
Saran yang bersifat membangun dari para guru, pembaca dan teman-teman lainnya kami harapkan demi perbaikan makalah tentang Kerajaan Gowa Tallo ini. Kami pun mohon maaf jika terdapat kesalahan dalam penulisan dan kata-kata. Sekian dan Terimakasih

Artikel Lainnya