A.
Pengertian
Metode Ilmiah
Metode ilmiah atau dalam bahasa inggris dikenal
sebagai scientific method adalah proses berpikir untuk memecahkan masalah
secara sistematis,empiris, dan terkontrol.
Metode ilmiah adalah proses keilmuan untuk
memperoleh pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti fisis. Ilmuwan
melakukan pengamatan serta membentuk hipotesis dalam usahanya untuk menjelaskan
fenomena alam. Prediksi yang dibuat berdasarkan hipotesis tersebut diuji dengan
melakukan eksperimen. Jika suatu hipotesis lolos uji berkali-kali, hipotesis
tersebut dapat menjadi suatu teori ilmiah.
Unsur utama metode ilmiah adalah pengulangan empat
langkah berikut:
1.
Karakterisasi
(pengamatan dan pengukuran)
2.
Hipotesis
(penjelasan teoretis yang merupakan dugaan atas hasil pengamatan dan
pengukuran)
3.
Prediksi
(deduksi logis dari hipotesis)
4.
Eksperimen
(pengujian atas semua hal di atas)
B.
Langkah-Langkah
Metode Ilmiah
1.
Memilih dan
mendefinisikan masalah
2.
Survey terhadap
data yang tersedia
3.
Memformulasikan
hipotesa
4.
Membangun
kerangka analisa serta alat-alat dalam menguji hipotesa
5.
Mengumpulkan
data primer
6.
Mengolah,
menganalisa serta membuat interpretasi
7.
Membuat
generalisasi dan kesimpulan
8.
Membuat laporan
Pelaksanaan
metode ini meliputi enam tahap, yaitu :
1.
Merumuskan
masalah.
2.
Mengumpulkan
keterangan, yaitu segala informasi yang mengarah dan dekat pada pemecahan
masalah. Sering juga disebut mengkaji teori atau kajian pustaka.
3.
Menyusun
hipotesis yang merupakan kesimpulan sementara yang berdasarkan data atau keterangan
yang diperoleh selama observasi atau telaah pustaka.
4.
Menguji
hipotesis dengan melakukan percobaan atau penelitian.
5.
Mengolah data
(hasil) percobaan dengan menggunakan metode statistic untuk menghasilkan
kesimpulan. Hasil penelitian dengan metode ini adalah data yang objektif, tidk
dipengaruhi subyektifitas ilmuwan peneliti dan universal.
6.
Menguji
kesimpulan untuk meyakinkan kebenaran hipotesis melalui hasil percobaan dan
perlu juga dilakukan uji ulang. Apabila hasil uji mendukung hipotesis, maka
hipotesis itu bias menjadi kaidah (hukum) dan bahkan menjadi teori.
C.
Karakteristik
Metode Ilmiah
Metode ilmiah bergantung pada karakterisasi yang
cermat atas subjek investigasi. Dalam proses karakterisasi, ilmuwan
mengidentifikasi sifat-sifat utama yang relevan yang dimiliki oleh subjek yang
diteliti. Selain itu, proses ini juga dapat melibatkan proses penentuan
(definisi) dan pengamatan-pengamatan yang dimaksud seringkali memerlukan
pengukuran dan perhitungan yang cermat. Proses pengukuran dapat dilakukan terhadap
objek yang tidak dapat diakses atau dimanipulasi seperti bintang atau populasi
manusia. Hasil pengukuran secara ilmiah biasanya ditabulasikan dalam table.
Digambarkan dalam bentuk grafik atau dipetakan dan diproses dengan penghitungan
statistika seperti korelasi dan regresi.
Umumnya terdapat empat karakteristik penelitian
ilmiah :
1.
Sistematik.
Berarti suatu penelitian harus disusun dan dilaksanakan secara berurutan sesuai
pola dan kaidah yang benar, dari yang mudah dan sederhana sampai yang kompleks.
2.
Logis. Suatu
penelitian dikatakan benar bila dapat diterima akal dan berdasarkan fakta
empirik. Pencarian kebenaran harus berlangsung menurut prosedur atau kaidah
bekerjanya akal yaitu logika. Prosedur penalaran yang dipakai bias dengan
prosedur induktif yaitu cara berpikir untuk menarik kesimpulan umum dari
berbagai kasus individual (khusus), atau prosedur deduktif yaitu cara berpikir
untuk menarik kesimpulan yang bersifat khusus dari pernyataan yang bersifat
umum.
3.
Empirik. Artinya
suatu penelitian yang didasarkan pada pengalaman sehari-hari, yang ditemukan
atau melalui hasil coba-coba yang kemudian diangkat sebagai hasil penelitian.
Landasan empirik ada tiga yaitu :
a)
Hal-hal empirik
selalu memiliki persamaan dan perbedaan (ada penggolongan atau perbandingan satu
sama lain).
b)
Hal-hal empirik
selalu berubah-ubah sesuai dengan waktu.
c)
Hal-hal empirik
tidak bisa secara kebetulan,melainkan ada penyebabnya.
4.
Replikatif.
Artinya suatu penelitian yang pernah dilakukan harus di uji kembali oleh
peneliti lain dan harus memberikan hasil yang sama bila dilakukan dengan
metode, kriteria, dan kondisi yang sama. Agar bersifat replikatif, penyusunan
definisi operasional variable menjadi langkah penting bagi seorang peneliti.
D.
Sifat Metode
Ilmiah
1.
Efisien dalam
penggunaan sumber daya (tenaga, biaya, waktu).
2.
Terbuka (dapat
dipakai oleh siapa saja).
3.
Teruji
(prosedurnya logis dalam memperoleh keputusan).