A.
BESARAN DAN SATUAN
Fisika adalah ilmu yang mempelajari
kejadian-kejadian alam serta interaksi antara benda-benda, atau materi-materi
di alam ini sehinggga sangat erat kaitannya dengan besaran, angka-angka, dan
pengukuran.
Besaran adalah sesuatu yang memiliki nilai. Besaran dapat dinyatakan dengan
angka-angka yang diperoleh melalui percobaan, pengamatan, dan pengkuran. Besaran adalah sesuatu yang dapat diukur dan hasilnya dapat dinyatakan
dengan angka-angka. Besaran ada dua macam yaitu besaran pokok dan besaran
turunan.
a.
Besaran Pokok
Pada konferensi umum mengenai berat
dan ukuran ke 14 tahun 1971, berdasarkan hasil pertemuan panitia internasional
menentapkan tujuh besaran sebagai dasar dan menjadi sistem satuan
Internasional yang disingkat SI. Kata -kata SI berasal dari bahasa
perancis “Le Sisteme International d’unites. Ketujuh besaran dasar tadi
kemudian kita kenal dengan besaran pokok. Besaran pokok adalah besaran dasar yang terbentuk sesuai sistem pengukuran
dasar. Tujuh besaran pokok beserta simbol dan
satuannya dapat dilihat pada tabel berikut ini :
No
|
Besaran Pokok
|
Satuan SI
|
||
Nama Besaran
|
Simbol Besaran
|
Nama Satuan
|
Simbol Satuan
|
|
1
2
3
4
5
6
7
|
Panjang
Massa
Waktu
Kuat Arus Listrik
Suhu
Intensitas Cahaya
Jumlah Zat
|
L
m
t
i
T
J
N
|
Meter
Kilogram
Sekon
Ampere
Kelvin
Candela
mole
|
m
kg
s
A
K
cd
mol
|
Selain tujuh besaran
pokok seperti dalam tabel, ada dua besaran tambahan yaitu :
1.
sudut bidang (datar) memiliki satuan
radian (rad)
2.
sudut ruang memiliki satuan
steradian (sr)
b.
Sistem Standar Satuan
Satuan standar adalah satuan dari
besaran-besaran yang disepakati memiliki ukuran sama dengan sat atau satu
satuan.
Besaran pokok dibagi menjadi 7
macam, yaitu panjang, massa, waktu, kuat arus listrik, intensitas cahaya, suhu,
dan jumlah zat
Ø Standar Satuan Panjang
Satuan panjang adalah meter, yaitu
jarak antara dua goresan pada meter standar sehinggga jarak dari kutub utara ke
khatulistiwa melalui Paris adalah 10.000.000 meter. Meter standar adalah sebuah
batang yang terbuat dari campuran platina Iridium. Sudah sejak lama diketahui
bahwa laju cahaa dalam vakum adalah tetapan c dengan nilai
299.792.458 m/s, dengan ketelitian sama dengan ketelitian c, yaitu
4:109 (lebih teliti dari pada menggunakan loncatan listrik oleh
atom-atom Kr-86, dengan ketelitian 1:108). Karena alasan inilah ahli
metrologi sepakat untuk membuang defenisi yang berhubungan dengan pancaran atom
kripton, dan menggantikannya dengan meter yang berhubungan dengan tetapan c dan
sekon. Definisi baru satuan meter menjadi : “ satu meter adalah jarak yang
ditempuh cahaya (dalam vakum) dalam selang waktu sekon’’.
Alat
ukur yang digunakan untuk mengukur panjang benda haruslah
sesuai dengan ukuran benda. Sebagai contoh, untuk mengukur lebar buku kita gunakan pengaris, sedangkan untuk mengukur lebar jalan raya lebih mudah menggunakan meteran kelos. Mengukur panjang suatu benda dapat dengan menggunakan berbgai jenis alat antara lain mistar, jangka sorong, dan mikrometer sekrup.
sesuai dengan ukuran benda. Sebagai contoh, untuk mengukur lebar buku kita gunakan pengaris, sedangkan untuk mengukur lebar jalan raya lebih mudah menggunakan meteran kelos. Mengukur panjang suatu benda dapat dengan menggunakan berbgai jenis alat antara lain mistar, jangka sorong, dan mikrometer sekrup.
a.
Pengukuran Panjang dengan Mistar
Penggaris atau mistar berbagai
macam jenisnya, seperti penggaris yang berbentuk lurus, berbentuk segitiga yang
terbuat dari plastik atau logam, mistar tukang kayu, dan penggaris berbentuk
pita (meteran pita). Mistar mempunyai batas ukur sampai 1 meter, sedangkan
meteran pita dapat mengukur panjang sampai 3 meter. Mistar memiliki ketelitian
1 mm atau 0,1 cm. Posisi mata harus melihat tegak lurus terhadap skala ketika
membaca skala mistar. Hal ini untuk menghindari kesalahan pembacaan hasil
pengukuran akibat beda sudut kemiringan dalam melihat atau disebut dengan
kesalahan paralaks
b.
Pengukuran Panjang dengan Jangka Sorong
Jangka sorong merupakan alat ukur
panjang yang mempunyai batas ukur sampai 10 cm dengan ketelitiannya 0,1 mm atau
0,01 cm. Jangka sorong juga dapat digunakan untuk mengukur diameter cincin dan
diameter bagian dalam sebuah pipa. Bagian-bagian penting jangka sorong yaitu
1.
rahang tetap dengan skala tetap terkecil
0,1 cm
2.
rahang geser yang dilengkapi skala
nonius. Skala tetap dan nonius mempunyai selisih 1 mm.
c.
Pengukuran Panjang dengan Mikrometer
Sekrup
Mikrometer sekrup memiliki
ketelitian 0,01 mm atau 0,001 cm. Mikrometer sekrup dapat digunakan untuk
mengukur benda yang mempunyai ukuran kecil dan tipis, seperti mengukur
ketebalan plat, diameter kawat, dan onderdil kendaraan yang berukuran kecil.
Bagian-bagian dari mikrometer
adalah rahang putar, skala utama, skala putar, dan silinder bergerigi. Skala
terkecil dari skala utama bernilai 0,1 mm, sedangkan skala terkecil untuk skala
putar sebesar 0,01 mm. Berikut ini gambar bagian-bagian dari mikrometer.
Ø Standar satuan Massa
Satuan massa adalah Kilogram, yaitu massa sebuah kilogram
standar yang disimpan di lembaga timbangan dan ukuran Internasional. Dengan
teknik pemgukuran modern, prototype ini dapat diproduksi ulang
dengan ketelitian 1:108. Ketelitian yang dicapai dengan cara
menimbang ini masih lebih baik daripada ketelitian dengan cara penentuan massa
menggunakan spektrografi massa. Massa standar sama dengan massa 1 liter air
murni yang suhunya 40C.
Contoh pengukuran satuan massa adalah dengan timbangan, timbangan
digunakan untuk mengukur massa benda. Prinsip kerjanya adalah keseimbangan
kedua lengan, yaitu keseimbangan antara massa benda yang diukur dengan anak
timbangan yang digunakan. Dalam dunia pendidikan sering digunakan neraca
O’Hauss tiga lengan atau dua lengan. Perhatikan beberapa alat ukur berat
berikut ini.
Bagian-bagian
dari neraca O’Hauss tiga lengan adalah sebagai berikut:
•
Lengan depan memiliki skala 0—10 g, dengan
tiap skala bernilai 1 g.
•
Lengan tengah berskala mulai 0—500 g,
tiap skala sebesar 100 g.
•
Lengan belakang dengan skala bernilai 10
sampai 100 g, tiap skala 10 g.
Ø Standar Satuan Waktu
Satuan waktu adalah sekon. 1 sekon (s) adalah selang waktu
yang diperlukan oleh atom cesium-133 untuk melakukan getaran sebanyak
9.192.631.770 kali dalam transisi antara dua tingkat energi di tingkat energi
dasarnya. Sekon yang di atomkan ini dapat ditentukan dan diproduksi ulang dengan
ketelitian 1:1012.
Berbagai jenis
alat ukur waktu misalnya: jam analog, jam digital, jam dinding, jam atom, jam
matahari, dan stopwatch. Dari alat-alat tersebut, stopwatch termasuk alat ukur
yang memiliki ketelitian cukup baik, yaitu sampai 0,1 s.
Ø Standar satuan Kuat arus Listrik
Kuat arus listrik adalah banyaknya muatan
listrik yang mengalir pada suatu penghantar tiap satuan waktu. Simbol kuat arus
listrik adalah I, sedangkan satuan kuat arus listrik adalah C/s (coulomb per
sekon), atau ampere (A)..
Satu ampere (A) adalah kuat arus tetap yang jika dialirkan melaui dua buah
kawat yang sejajar dan sangat panjang, dengan tebal yang dapat diabaikan dan
diletakan pada jarak pisah 1 meter dalam vakum, menghasilkan gaya 2.10-7Newton
pada setiap meter kawat. Ketelitian yang diperoleh dari percobaan adalah 1:106.
Kuat arus listrik dapat diukur menggunakan alat
yang disebut Amperemeter. Bagian-bagian dari amperemeter
adalah sebagai berikut:
Sedangkan hasil ukur dari pembacaan skala di atas, dapat
dihitung dengan rumus
dengan
SU = Skala Ukur
BU = Batas Ukur
SM = Skala Maksimum
Jika melihat gambar di atas, maka kita peroleh, SU = 10, BU
= 5 A, dan SM = 40. Maka hasil ukur pada pengukuran pada gambar di atas adalah:
Hasil Ukur = (10 x 5 A) / 40
= 1,25 A
Ø Standar Intensitas cahaya
Satuan intensitas cahaya adalah candela (cd). Kandela adalah
intensitas cahaya suatu sumber cahaya yang memancarkan radiasi monokromatif pda
frekuensi 540.1012 Hertz dengan intensitas radiasi
sebesar watt per sterradian dalam arah tersebut.
lux : satuan intensitas penerangan per meter persegi yang
dijatuhi arus cahaya 1 lumen
Luxmeter : alat yang digunakan untuk mengukur intensitas
penerangan dalam satuan luxpenerangan setempat: penerangan di tempat obyek kerja, baik berupa meja
kerja maupun peralatanpenerangan umum: penerangan di seluruh area tempat kerja
Pengukuran intensitas penerangan ini memakai alat luxmeter
yang hasilnya dapat langsung dibaca.Alat ini mengubah energi cahaya menjadi energi listrik, kemudian energi
listrik dalam bentuk arus digunakan untuk menggerakkan jarum skala.Untuk alat digital, energi
listrik diubah menjadi angka yang dapat dibaca pada layar monitor.
Ø Standar satuan suhu
Suhu merupakan salah satu besaran pokok. Satuan suhu dalam
Sistem Internasional (SI) adalah Kelvin (K), satuan suhu lainnya yang sering
digunakan adalah celcius (0°C), reamur (0°R) dan fahrenheit (0°F). Dalam
kehidupan sehari-hari di negara kita menggunakan satuan 0°C (derajat celcius),
sedangkan beberapa negara Eropa, seperti Negara Inggris menggunakan satuan 0°F
(derajat fahrenheit). Untuk mengubah satuan suhu dan Celcius menjadi Kelvin dan
sebaliknya, dapat menggunakan rumus konversi satuan berikut.
T K = (T°C + 273) K
T°C = (T K – 273)°C
Termometer bekerja menggunakan bahan yang bersifat
termometrik. Artinya, sifat-sifat benda tersebut dapat berubah jika ada
perubahan suhu. Berdasarkan sifat ini, terdapat beberapa jenis termometer,
yaitu:
·
Termometer
zat cair yang
bekerja berdasarkan pemuaian zat cair yang dipanaskan.
· Termometer
bimetal yang
bekerja berdasarkan pemuaian logam yang dipanaskan.
· Termometer
hambatan yang
bekerja karena bertambahnya hambatan listrik jika kawat logamnya dipanaskan.
Kemudian, akan terjadi pulsa-pulsa listrik yang menunjukkan suhu yang diukur.
· Termokopel yang prinsipnya terjadi
pemuaian dua logam karena ujungnya disentuhkan. Akibatnya timbullah gaya gerak
listrik (GGL) dan inilah yang akan menunjukkan suhu suatu benda
·
Pyrometer, merupakan alat ukur untuk suhu
yang tinggi (5000 C – 3.0000 C). Alat ini bekerja berdasarkan
intensitas radiasi yang dipancarkan oleh benda panas.
Temperatur zat yang diukur sama besarnya dengan skala yang
ditunjukkan oleh termometer saat terjadi kesetimbangan termal antara zat dengan
termometer. Jadi, temperatur yang ditunjukkan oleh termometer sama dengan
temperatur zat yang diukur. Zat cair yang umum digunakan dalam termometer
adalah air raksa.
Hal ini dikarenakan air raksa memiliki keunggulan
dibandingkan zat cair lainnya. Keunggulan air raksa dari zat cair lainnya,
yaitu
·
Dapat
menyerap panas suatu benda yang akan diukur sehingga temperatur air raksa sama
dengan temperatur benda yang diukur.
·
Dapat
digunakan untuk mengukur temperatur yang rendah hingga temperatur yang lebih
tinggi karena air raksa memiliki titik beku pada temperatur –39°C dan
titik didihnya pada temperatur 357°C.
·
Tidak
membasahi dinding tabung sehingga pengukurannya menjadi lebih teliti,
·
Pemuaian
air raksa teratur atau linear terhadap kenaikan temperatur, kecuali pada
temperatur yang sangat tinggi.
·
Mudah
dilihat karena air raksa dapat memantulkan cahaya.
Selain air raksa, dapat juga digunakan alkohol untuk mengisi
tabung termometer. Akan tetapi, alkohol tidak dapat mengukur temperatur yang
tinggi karena titik didihnya 78°C, namun alkohol dapat mengukur temperatur yang
lebih rendah karena titik bekunya pada temperatur –144°C. Jadi, termometer
yang berisi alkohol baik untuk mengukur temperatur yang rendah, tetapi tidak
dapat mengukur temperatur yang lebih tinggi.
Penentuan Skala Suhu (Temperatur)
Saat melakukan pengukuran suhu dengan suatu termometer, kita
memerlukan suatu acuan. Acuan ini ada didasarkan pada skala termometer. Skala
ini mempunyai dua acuan, yakni titik didih dan titik beku air. Titik didih air
dijadikan sebagai titik acuan atas, sedangkan titik beku air dijadikan titik
acuan bawah. Kemudian, di antara keduanya dibagi dalam beberapa skala kecil.
Beberapa ilmuwan telah menentukan titik acuan dalam
termometer. Skala yang mereka tentukan menjadi dasar penentuan skala suhu.
Ilmuwan yang dimaksud antara lain:
■ Anders Celcius (1701 – 1744).
Ia membuat termometer dengan titik beku air pada skala 0 dan titik didih air
pada skala 100. Termometer buatannya dikenal sebagai termometer Celcius dengan
satuan suhu dalam derajat Celcius (oC). Jadi, termometer celcius mempunyai
titik bawah 0oC dan titik atasnya 100oC.
■ Gabriel Daniel Fahrenheit (1686 – 1736).
Ia menetapkan titik beku air pada skala 32o sebagai titik acuan
bawah dan titik didih air pada skala 212oC sebagai titik acuan atas.
Termometer hasil rancangannya disebut termometer Fahrenheit dengan satuan suhu
derajat Fahrenheit (oF).
■ Antoine Ferchault de Reamur (1683 – 1757).
Termometer rancangannya disebut sebagai termometer Reamur dengan titik acuan
bawah 0oR dan titik acuan atas 80oR.
■ Lord Kelvin (1824 – 1904). Ia
merancang termometer yang dikenal sebagai termometer Kelvin. Termometer ini
mempunyai titik acuan bawah 273 dan titik acuan atas 373. Skala satuan suhu
termometer ini dinyatakan dalam Kelvin (K) tanpa derajat.
Berdasarkan penetapan dari ilmuwan-ilmuwan tersebut, kita
dapat mengenal 4 macam skala (derajat) dalam suhu, yaitu Celcius (oC),
Fahrenheit (oF), Ramur (oR), dan Kelvin (K). Perhatikan
penetapan skala beberapa termometer pada gambar di bawah ini.
Interval dari skala tersebut berbeda-beda. Interval skala
Celcius dan Kelvin adalah 100, interval skala Reamur adalah 80, sedangkan
interval skala Fahrenheit adalah 180. Berdasarkan skala ini, kita akan
mendapatkan perbandingan skala suhu C, R, F, dan K sebagai berikut.
C
: R : F : K = 100 : 80 : 180 : 100 = 5 : 4 : 9 : 1
|
Berdasarkan perbandingan tersebut, kita dapat melakukan penyetaraan (konversi) di antara keempat skala tersebut. Langkah penyetaraan ini, dapat kalian pelajari dari bagan pada gambar di bawah ini.
Satuan skala Kelvin juga disepakati sebagai standar satuan
suhu. Suhu yang dinyatakan dengan skala Kelvin disebut sebagai suhu
mutlak, yang dilambangkan dengan T. Suhu mutlak merupakan satuan suhu yang
sering digunakan dalam perhitungan fisika maupun kimia.
Ø Standar satuan
jumlah zat
Satuan jumlah zat adalah mole. Satu mole (mol) adalah jumlah
zat yang mengandung unsur elementer zat tersebut dalam jumlah sebanyak jumlah
atom karbon dalam 0.012 kg karbon-12 (C-12). Jumlah
zat tidak diukur secara langsung, tetapi dengan cara mengukur terlebih dahulu
massa zat
Mol adalah satuan
pengukuran dalam Sistem Satuan
Internasional (SI) untuk jumlah zat. Satuan ini didefinisikan sebagai jumlah zat kimia yang mengandung jumlah
partikel representatif, misalnya atom, molekul, ion, elektron,
atau foton, yang setara dengan jumlah atom
dalam 12 gramkarbon-12 (12C), isotop karbon dengan berat atom
standar definitif 12. Jumlah ini dinyatakan sebagai bilangan Avogadro, dengan nilai pendekatan 6.022140857×1023 mol−1. Mol adalah salah
satu satuan dasar SI,
dan dilambangkan dengan mol.
Mol banyak
digunakan dalam kimia sebagai cara mudah untuk menyatakan jumlah reaktan dan
produk pada reaksi kimia. Misalnya, persamaan reaksi 2 H2 +
O2 → 2 H2O berarti bahwa
2 mol dihidrogen (H2)
dan 1 mol dioksigen (O2)
bereaksi membentuk 2 mol air (H2O).
Mol juga digunakan untuk menyatakan jumlah atom, ion, atau entitas elementer
lainnya dalam sampel zat tertentu. Konsentrasi larutan umumnya
dinyatakan sebagai molaritas, yang
didefinisikan sebagai jumlah mol zat terlarut per liter larutan.
Jumlah molekul
per mol dikenal sebagai bilangan Avogadro, dan didefinisikan
sebagai massa satu mol zat, dinyatakan dalam gram, adalah sama dengan rata-rata massa molekul
relatif zat. Misalnya, rata-rata massa molekul relatif air alami
sekitar 18.015;
maka satu mol air memiliki masa sekitar 18.015 gram.
Istilah gram-molekul pernah digunakan
untuk konsep yang sama.[1] Istilah gram-atom telah digunakan untuk
konsep terkait namun berbeda, sebut saja kuantifikasi suatu zat yang mengandung atom sebanyak bilangan Avogadro,
baik berupa molekul terisolasi maupun terpisah. Oleh karena itu, sebagai
contoh, 1 mol MgBr2 adalah
1 gram-molekul MgBr2 tetapi
3 gram-atom MgBr2.[2][3]
Untuk
menghormati satuan ini, beberapa kimiawan merayakan 23 Oktober, yang merujuk
pada skala 1023 pada
bilangan Avogadro, sebagai "Hari Mol". Beberapa juga melakukan
hal yang sama pada 6 Februari dan 2 Juni, merujuk pada 6.02 dari tetapan
Avogadro.
c.
Besaran
Turunan
Besaran
turunan adalah besaran yang diturunkan dari satu atau lebih besaran pokok.
Satuan dari besaran turunan tergantung pada satuan besaran pokok. Berikut ini
adalah beberapa contoh besaran turunan :
No
|
Besaran turunan
|
Satuan SI
|
||
Nama Besaran
|
Simbol Besaran
|
Nama Satuan
|
Simbol Satuan
|
|
1
2
3
4
5
6
7
|
Kecepatan
Percepatan
Massa jenis
Energi
Tekanan
daya
Luas
|
V
a
ρ
E
p
P
A
|
Meter/sekon
Meter/sekon2
Kilogram/meter3
Joule
Pascal
Watt
Meter2
|
m/s
m/s2
kg/m3
J
Pa
W
m2
|
d.
Konversi
satuan
Sistem satuan Internasional sering disebut sistem metrik.
Oleh karena itu satuan internasional dapat diubah-ubah dari satuan satu ke
satuan yang lain, hal ini dikenal dengan istilah Konversi Satuan.
Konversi satuan mutlak diperlukan dalam penulisan – penulisann hasil pengukuran
yang sangat besar atau sangat kecil. Satu contoh sederhana, apabila kita akan
menyatakan atau menuliskan 0,000001 m maka akan lebih mudah jika menuliskannya
menjadi 1 mm karena dengan mengkonversikan 1 m = 106mm.
Selain konversi satuan penulisan bilangan awalan bisa dilakuakan notasi
ilmiah. Notasi ilmiah adalah cara penulisan bilangan yang sangat besar atau
kecil dengan menggunakan faaktor pengali atau awalan. Hal ini pernah
disampaikan pada konferensi umum tentang berat dan ukuran ke 14 tahun
1971. berikut ini adalah faaktor pengali atau awalan pada penulisan
ilmiah :
Tabel Faktor pengali atau awalan dalam SI
Faktor
|
Awalan
|
Simbol
|
Faktor
|
Awalan
|
Simbol
|
101
102
103
106
109
1012
1015
1018
|
Deka
Hekto
Kilo
Mega
Giga
Tera
Peta
Eksa
|
da
h
K
M
G
T
P
E
|
10-1
10-2
10-3
10-6
10-9
10-12
10-15
10-18
|
Desi
Senti
Milli
Mikro
Nano
Piko
Femto
Atto
|
D
c
m
m
n
p
f
a
|
Contoh:
1 ton = 1000 kg
1 kg = 1000 gram
1 km = 1000 m
1 jam = 3600 sekon
1 inci =2,54 cm
1 mil =1.609 m
e.
Dimensi
Dimensi dapat didefenisikan sebagai suatu besaran yang
menunjukan cara besaran itu tersusun dari besaran-besaran pokok. Dimensi
besaran pokok dinyatakan dalam huruf (ditulis huruf besar) dan diberi kurung
persegi.
Contoh tabel dimensi besaran pokok
No
|
Besaran Pokok
|
Dimensi
|
||
Nama Besaran
|
Simbol Besaran
|
Nama Satuan
|
Dimensi
|
|
1
2
3
4
5
6
7
|
Panjang
Massa
Waktu
Kuat Arus Listrik
Suhu
Intensitas Cahaya
Jumlah Zat
|
l
m
t
i
T
J
N
|
Meter
Kilogram
Sekon
Ampere
Kelvin
Candela
mole
|
[ L ]
[ M ]
[ T ]
[ I ]
[ Θ ]
[ J ]
[ N ]
|
Dimensi suatu besaran turunan ditentukan oleh rumus besaran
turunan tersebut jika dinyatakan dalam besaran pokok. Berikut ini merupakan contoh
dimensi besaran turunan:
Contoh tabel dimensi besaran pokok
No
|
Besaran turunan
|
Dimensi
|
||
Nama Besaran
|
Simbol Besaran
|
Nama Satuan
|
Dimensi
|
|
1
2
3
4
5
6
7
|
Kecepatan
Percepatan
Massa jenis
Energi
Tekanan
daya
Luas
|
v
a
ρ
E
p
P
A
|
Meter/sekon
Meter/sekon2
Kilogram/meter3
Joule
Pascal
Watt
Meter2
|
[ L ] [ T ]-1
[ L ] [ T ]-2
[ M ] [ L ]-3
[ M ] [ L ]2 [ T ]-2
[ M ] [ L ]1 [ T ]-2
[ M ] [ L ]2 [ T ]-3
[ L ]2
|
Berikut ini manfaat menggunakan dimensi.
a.
Dapat
digunakan untuk membuktikan dua besaran fisis setara atau tidak. Dua besaran
fisis hanya setara jika keduanya memiliki dimensi yang sama dan keduanya
termasuk besaran skalar atau keduanya termasuk besaran vektor.
b.
Dapat
digunakan untuk menentukan persamaan yang pasti salah atau mungkin benar
c.
Dapat
digunakan untuk menurunkan persamaan suatu besaran fisis jika kesebandingan
besaran fisi tersebut dengan besaran-besaran fisis lainnya diketahui.
Contoh soal:
Buktikan bahwa usaha dan energi adalah dua besaran skalar
yang sama!
Jawab:
Usaha (W) = F s
=
kg m/s2 m
= [M] [L]2 [T]-2
Energi = m v2
= kg m2/s2
=
[M] [L]2 [T]-2
Nilai adalah konstanta,
sehingga tidak memiliki dimensi.