25.4.18

MATERI PELAJARAN SEKOLAH : LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA TITRASI


LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA
“TITRASI”


Konsentrasi Larutan NaOH yang di Titrasi dengan HCl

Tujuan :
            Menentukan konsentrasi larutan NaOH yang dititrasi dengan HCl. 

Dasar Teori :
            Titrasi asam basa merupakan analisis kuantitatif untuk menentukan molaritas larutan asam atau basa. Kadar larutan asam ditentukan dengan menggunakan larutan basa yang telah diketahui kadarnya. Demikian pula sebaliknya, kadar larutan basa ditentukan dengan menggunakan larutan asam yang diketahui kadarnya. Proses penentuan kadar larutan dengan cara ini disebut titrasi asam basa.
            Titrasi dilakukan untuk menetapkan molaritas suatu larutan dengan menggunakan larutan lain yang telah di ketahui molaritasnya. Larutan peniter itu kita sebut larutan standar. Ketetapan (akurasi) dari konsentrasi larutan yang dititer, salah satunya tergantung pada kepastian molaritas dari larutan peniter. Jika molaritas peniter tidak pasti maka molaritas larutan yang di titer pastilah tidak akurat.
            Pada percobaan ini, kita akan menentukan molaritas NaOH dengan larutan HCl 0,1M. Untuk itu, sejumlah larutan NaOH ditempatkan dalam erlnmeyer, kemudian di tetesi dengan HCl 0,1M (dalam buret) sehingga keduanya ekuivalen (tepat habis bereaksi).
            Titik ekuivalen dapat diketahui dengan bantuan indikator. Titrasi (penetesan) dihentikan tepat pada saat indikator menunjukkan perubahan warna. Saat indikator menunjukkan perubahan warna disebut titik akhir titrasi. 

Alat dan Bahan : 
            a.Alat :
·         Buret 25 mL
·         Erlenmeyer 250 mL
·         Pipet gondok 25 mL
·         Pipet tetes
·         Gelas beker 500 mL
·         Corong kaca
·         pH-meter
·         pengaduk kaca
·         statif dan klem 
b. Bahan :
·         Larutan NaOH 0,1 M
·         Larutan HCl 0,1 M
·         Indikator fenolftalein (PP)
·         Akuades 

Langkah Kerja : 
  • Menyiapkan alat dan bahan.
  • Masukan 10 ml HCl ke dalam erlemeyer.
  • Kemudian masukan 3 tetes indikator PP ke dalam larutan HCl
  • Masukan larutan NaOH ke dalam buret.
  • Menitrasikan larutan HCl dengan larutan NaOH.
  • Jika sudah terjadi perubahan maka hentikan titrasi.
Pengamatan dan Hasil Percobaan : 
Volume (NaOH)
Volume (HCl)
3 ml
10 ml
3 ml
10 ml
2,2 ml
10 ml

Pembahasan :
            Titrant ditambahkan titer sedikit demi sedikit sampai mencapai keadaan ekuivalen (artinya secara stokiometri titrant dan titer tepat habis bereaksi) keadaan ini disebut sebagai titik ekuivalen. Pada saat titik ekuivalen ini maka proses titrasi dihentikan, kemudian kita mencatat volume titer yang diperlukan  untuk keadaan tersebut. Dengan menggunakan data volume titran, volume dan konsentrasi titer maka kita bisa menghitung kadar titrant.

Kesimpulan :
            Titrasi harus dihentikan bila larutan HCl yang dicampur dengan 3 tetes indikator berubah warna  dari bening hingga menjadi pink. Volume NaOH yang digunakan akan mempengaruhi hasil konsentrasi dari HCl tersebut, sehingga harus sangat berhati-hati melakukan praktikum ini. Setelah volume NaOH (basa) diketahui, barulah konsentrasi HCl (asam) bisa dihitung.

Saran :
            Dalam melakukan praktikum, sebaiknya harus berhati hati dalam menggunakan larutan-larutan yang ada di laboratorium dan dalam melakukan praktikum kali ini, kita juga harus memperhatikan ketelitian dalam mengukur volume larutan  basa (NaOH), karena volume larutan NaOH sangat mempengaruhi hasil konsentrasi HCl.

Daftar Pustaka :
  
Lampiran



Artikel Lainnya