A. Pengertian Rangkaian Seri
Sebuah induktor dengan induktansi L dan
sebuah resistor dengan hambatan R disambungkan seri ke terminal-terminal sebuah
kapasitor bermuatan, membentuk sebuah rangkaian RLC seri. Tiap-tiap induktor
yang riil selalu mempunyai hambatan dan lilitannya, dan juga ada hambatan dalam
kawat-kawat penyambungnya. Karena hambatan ini, maka energi elektromagnetik
dalam rangkaian itu didipasikan dan dikonversikan ke dalam bentuk lain seperti
interval dari material rangkaian tersebut. Hambatan dalam sebuah rangkaian
listrik adalah analog dengan gesekan dalam sebuah sistem mekanik.
Metoda yang paling mudah untuk
menganalisis rangkaian listrik (untuk melihat tanggapan waktu dari rangkaian
listrik) adalah metoda transformasi laplace. Sebetulnya metoda ini adalah
kelanjutan dari metoda persamaan differensial. Kelebihan dari metoda laplace
diantaranya adalah kesederhanaan dalam penghitungannya.
Rangkaian listrik secara umum terbagi
menjadi dua kelompok besar, yaitu rangkaian DC serta rangkaian AC. Metoda
laplace dapat digunakan untuk kedua jenis rangkaian listrik. Ketika metoda
Laplace digunakan untuk menganalisis rangkaian listrik, maka langkah sederhana
yang dilakukan adalah dengan mengubah (mentransformasi) variabel domain waktu
ke domain s.
Kapasitor mulai mengosongkan muatannya
segera setelah rangkaian itu dilengkapkan. Tetapi karena kehilangan i2R
dalam resistor, maka energi magnetic yang di dapat oleh induktor itu ketika
kapasitor telah dikosongkan seluruhnya adalah kurang dari energi medan listrik
awal dari kapasitor tersebut. Dengan cara yang sama energi kapasitor ketika
medan magnetik telah berkurang ke nol adalah masih lebih kecil, dan demikian
seterusnya.
B. Pembagian RLC berdasarkan resonansi
Resonansi adalah suatu gejala yang
terjadi pada arus bolak balik yang mengan dung elemen induktor L dan kapasitor
C. Resonansi dibagi menjadi 2 bagian yaitu:
1.
Resonansi
pada rangkaian seri(resonansi seri)
Resonansi terjadi bila reaktansi
induktif sama dengan reaktansi kapasitif, X
= Xc. Arus pada rangkaian dapat dibagi dua bagian yaitu arus transien
dan arus dalam keadaan tunak. Arus transien bergantung pada keadaan awal,
seperti fase awal generator dan muatan awal pada kapasitor. Arus keadaan tunak
tidak bergantung pada keadaan awal. Arus
transien turun secara exponensial terhadap waktu dan akhirnya bergantung pada keadaan tunak. Rangkaian resonansi inilah yang kemudian
digunakan untuk mengatasi fenomena merugikan tersebut. Apabila dirancang dengan
benar, maka rangkaian resonansi dapat dimanfaatkan untuk operasi transisi
penyakelaran pada saat piranti penyakelar bertegangan rendah atau berarus
rendah atau malah kedua-duanya. Maka dari itu, aksi penyakelaran dengan metoda
resonansi ini sering disebut dibanyak tulisan sebagai metoda penyakelaran
lembut (Soft Switching).
2.
Resonansi
pada rangkaian paralel(antiresonansi)
Resonansi paralel terjadi bila
suseptansi induktansi pada suatu cabang sama dengan suseptansi kapasitif pada
cabang lainnya, B = Bc. RLC yang
dihubungkan paralel pada generator ac. Arus total I dari generator terbagi
menjadi tiga arus, arus Ir dalam tahanan, arus Ic dalam ka[asitor, Il
daminduktor. Tegangan sesaat V sama untuk semua elemen ini. Arus dalam tahan
sefase dengan tegangan dan memiliki amplitudo VIR. Karena beda tegangan pada
induktor mendahului arus dalam induktor sebesar 90 dan memiliki amplitudo
V/Xl. Pada saat resonansi, frekuensi
generator w sama dengan frekuensi alami w
= 1/ LC dan reaktansi induktif
dan kapasitif sama. Arus menyeluruh persis sama dengan arus dalam keadaan tunak
untuk resonansi parallel.
C. Aplikasi Pada Rangkaian RLC
1.
Rangkaian
Penghambat.
Rangkaian ini hanya memperlihatkan
sebuah rangkaian yang hanya mengandung sebuah penghambat yang bekerja dengan
tegangan gerak elektrik bolak-balik. Dari teorema simpal dan dari definisi
resistans maka dapat ditulis :
Ketika arus searah mengalir didalam sebuah resistor,
respons yang timbul berupa reaktansi yang sama dengan responsnya terhadap arus
searah. Besarnya reaktansi dalam resistor adalah :
2.
Rangkain
Kapasitif
Rangkain ini memperlihatkan rangkaian
yang hanya mengandung sebuah elemen kapasitif yang bekerja dengan sebuah
tegangan gerak elektrik. Dari teorema sipal dan dari
definisi kapasitans maka dapat ditulis :
Dari hubungan-hubungan ini, maka dapat
diperoleh :
sebuah
kapasitor akan memberikan reaktansi kapasitif ketika dialiri dengan arus
bolak-balik berupa :
Dimana
C adalah kapasitansi dari kapasitor. Ketika resistor, induktor dan kapasitor
disambung seri, dalam rangkaian timbul impedansi yang dapat dituliskan sebagai
:
3.
Rangkain
Induksi
Rangkaian ini memperlihatkan sebuah rangkaian
yang hanya mengandung sebuah elemen induktif yang bekerja dengan sebuah
tegangan gerak elektrik bolak-balik. Dari teorema simpal dan definisi induktans
maka dapat ditulis :
Dari
hubungan-hubungan ini maka kita melihat bahwa
Sebuah induktor akan memberikan respons terhadap
arus listrik bolak-balik berupa reaktansi induksi yang dapat ditulis sebagai :
Frekuensi Resonansi, sudut fase sama
dengan nol, faktor daya sama dengan I, reaktansi induktif dan kapasitif sama,
dan impedansi Z sama dengan R.
Resonansi dibagi menjadi dua bagian
yaitu Resonansi pada rangkaian seri(resonansi seri) dan Resonansi pada rangkaian
paralel(antiresonansi)
Resonansi terjadi bila reaktansi
induktif sama dengan reaktansi kapasitif, X
= Xc.
Arus transien bergantung pada keadaan
awal, sedangkan arus keadaan tunak tidak bergantung pada keadaan awal. Arus transien turun secara
exponensial terhadap waktu dan akhirnya bergantung pada keadaan tunak.
No comments:
Post a Comment