16.9.18

MATERI PELAJARAN SEKOLAH : LAMBANG, SIFAT DAN CONTOH ZAT KIMIA

                                       

Setelah kita mengetahui apa itu Ilmu Kimia berikut adalah beberapa lambang yang sering kita jumpai tentang sifat sifat dari zat kimia karena Selain alat-alat kimia, di laboratorium juga terdapat bahan-bahan kimia yang berupa zat padat, cair, atau larutan. Zat-zat tersebut ditempatkan dan disimpan dalam wadah khusus dan harus diperlakukan dengan cara yang khusus pula. Berikut ini adalah penjelasan simbol-simbol bahaya .
1.         Explosive (bersifat mudah meledak)

Bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya explosive dapat meledak dengan pukulan/benturan, gesekan, pemanasan, api dan sumber nyala lain bahkan tanpa oksigen atmosferik. Ledakan akan dipicu oleh suatu reaksi keras dari bahan. Sebagai contoh, asam nitrat dapat menimbulkan ledakan jika bereaksi dengan beberapa solven seperti aseton, dietil eter, etanol, dll. Produksi atau bekerja dengan bahan mudah meledak memerlukan pengetahuan dan pengalaman praktis maupun keselamatan khusus. Apabila bekerja dengan bahan-bahan tersebut kuantitas harus dijaga sekecil/sedikit mungkin baik untuk penanganan maupun persediaan/cadangan.
Bahaya         : eksplosif pada kondisi tertentu
Contoh         : ammonium nitrat, nitroselulosa, TNT
Keamanan    : hindari benturan, gesekan, loncatan api, dan panas
2.         Oxidizing (pengoksidasi)

Bahan-bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya oxidizing biasanya tidak mudah terbakar. Tetapi bila kontak dengan bahan mudah terbakar atau bahan sangat mudah terbakar mereka dapat meningkatkan resiko kebakaran secara signifikan. Dalam berbagai hal mereka adalah bahan anorganik seperti garam (salt-like) dengan sifat pengoksidasi kuat dan peroksida-peroksida organik.
Bahaya         : oksidator dapat membakar bahan lain, penyebab timbulnya api atau penyebab sulitnya pemadaman api
Contoh          hidrogen peroksida, kalium perklorat
Keamanan    : hindari panas serta bahan mudah terbakar dan reduktor
3.         Flammable (mudah terbakar)

Jenis bahaya flammable dibagi menjadi dua yaitu Extremely flammable (amat sangat mudah terbakar) dan Highly flammable (sangat mudah terbakar. Untuk Bahan-bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya “extremely flammable “ merupakan likuid yang memiliki titik nyala sangat rendah (di bawah 0 C) dan titik didih rendah dengan titik didih awal (di bawah +350C). Bahan amat sangat mudah terbakar berupa gas dengan udara dapat membentuk suatu campuran bersifat mudah meledak di bawah kondisi normal.

Sedangkan untuk Bahan dan formulasi ditandai dengan notasi bahaya ‘highly flammable’ adalah subyek untuk self-heating dan penyalaan di bawah kondisi atmosferik biasa, atau mereka mempunyai titik nyala rendah (di bawah +21 0C). Beberapa bahan sangat mudah terbakar menghasilkan gas yang amat sangat mudah terbakar di bawah pengaruh kelembaban. Bahan-bahan yang dapat menjadi panas di udara pada temperatur kamar tanpa tambahan pasokan energi dan akhirnya terbakar, juga diberi label sebagai ‘highly flammable’.
Bahaya         : mudah terbakar Meliputi : zat terbakar langsung, contohnya aluminium alkil fosfor;
Keamanan    : hindari campuran dengan udara. gas amat mudah terbakar.
Contoh         : butane, propane.
Keamanan    : hindari campuran dengan udara dan hindari sumber api. Zat sensitive terhadap air, yakni zat yang membentuk gas mudah terbakar bila kena air atau api. Cairan mudah terbakar, cairan dengan titik bakar di bawah 21 0C. contoh : aseton dan benzene. Keamanan : jauhkan dari sumber api dan loncatan bunga api.
4.         Toxic (beracun)

Bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya toxic dapat menyebabkan kerusakan kesehatan akut atau kronis dan bahkan kematian pada konsentrasi sangat tinggi jika masuk ke tubuh melalui inhalasi, melalui mulut (ingestion), atau kontak dengan kulit.
Bahaya         : toksik; berbahaya bagi kesehatan bila terhisap, terteln atau kontak dengan kulit, dan dapat mematikan.
Contoh         : arsen triklorida, merkuri klorida
Kemananan : hindari kontak atau masuk dalam tubuh, segera berobat ke dokter bila kemungkinan keracunan.
5.         Harmful irritant (bahaya, iritasi)

Ada sedikit perbedaan pada symbol ini yaitu dibedakan dengan kode Xn dan Xi. Untuk Bahan dan formulasi yang ditandai dengan kode Xn memiliki resiko merusak kesehatan sedangkan jika masuk ke tubuh melalui inhalasi, melalui mulut (ingestion), atau kontak dengan kulit. Sedangkan Bahan dan formulasi dengan notasi ‘irritant’ atau kode Xi adalah tidak korosif tetapi dapat menyebabkan inflamasi jika kontak dengan kulit atau selaput lendir.
Bahaya         : menimbulkan kerusakan kecil pada tubuh,
Contoh         : peridin
Kemanan      : hindari kontak dengan tubuh atau hindari menghirup, segera berobat kedokter bila kemungkinan keracunan. Kode Xi (irritant)
Bahaya         : iritasi terhadap kulit, mata, dan alat pernapasan
Contoh         : ammonia dan benzyl klorida
Keamanan    : hindari terhirup pernapasan, kontak dengan kulit dan mata.
6.         Corrosive (korosif)

Bahan dan formulasi dengan notasi ‘corrosive’ adalah merusak jaringan hidup. Jika suatu bahan merusak kesehatan dan kulit hewan uji atau sifat ini dapat diprediksi karena karakteristik kimia bahan uji, seperti asam (pH <2>11,5), ditandai sebagai bahan korosif.
Bahaya         : korosif atau merusak jaringan tubuh manusia
Contoh         : klor, belerang dioksida
Keamanan    : hindari terhirup pernapasan, kontak dengan kulit dan mata
7.         Dangerous for Enviromental (Bahan berbahaya bagi lingkungan)

Bahan dan formulasi dengan notasi ‘dangerous for environment’ adalah dapat menyebabkan efek tiba-tiba atau dalam sela waktu tertentu pada satu kompartemen lingkungan atau lebih (air, tanah, udara, tanaman, mikroorganisma) dan menyebabkan gangguan ekologi.
Bahaya         : bagi lingkungan, gangguan ekologi
Contoh         : tributil timah klorida, tetraklorometan, petroleum bensin
Keamanan    : hindari pembuangan langsung ke lingkungan

F.        Untuk menghindari terjadi hal-hal yang tidak diinginkan berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika berada dalam laboratorium, yakni
·           Jagalah agar semua senyawa dan pelarut jauh dari mulut, kulit, mata dan pakaian.
·           Hindarilah dari menghirup uap atau debu. Untuk mencium gas kibaskan gas menggunakan tangan sampai bau tercium.
·           Jangan mencicipi atau membawa makanan atau minuman dalam laboratorium.
·           Berhati-hatilah bila bekerja dengan asam kuat reagen korosif, reagen-reagen yang volatil (mudah menguap) dan mudah terbakar.
·           Menggunakan kacamata pengaman atau gunakan penutup yang lebih besar untuk menutupi seluruh wajah.
·           Bagi yang menggunakan lensa kontak berhati-hati agar tidak ada bahan kimia yang masuk ke mata. Zat-zat yang bersifat korosif atau beracun dapat masuk dengan cepat ke bagian belakang lensa kontak, sehingga tidak mungkin dapat dicuci.
·           Menggunakan sarung tangan bila diperlukan. Namun perlu diingat kerja menggunakan sarung tangan akan sedikit menghambat pekerjaan terutama dalam merangkai alat.
·           Selama bekerja dilaboratorium harus menggunakan baju laboratorium dan harus dikancingkan dengan baik untuk melindungi diri dan mencegah kontaminasi pada baju yang digunakan sehari-hari. Baju laboratorium harus dicuci secara teratur dan berhati bila telah terkontaminasi.
·           Jangan memanaskan, mencampur, menuang atau mengocok bahan kimia dekat wajah dan tubuh sendiri ataupun orang lain.
·           Jangan mengambil larutan menggunakan mulut, selalu gunakan filer pipet.
·           Berhati-hati terhadap asam dan basa kuat khusunya bila dipanaskan dan jangan pernah menambah air ke asam atau basa pekat.
·           Bahan-bahan yang menghasilkan gas yang berbahaya harus ditangani di lemari asam dan menggunakan sarung tangan pelindung. Bahan-bahan tersebut antara lain adalah halida fosfor, brom, semua klorida asam, anhidrida asam, asam nitrat berasap, larutan amonia pekat, cairan amonia, belerang dioksida.
·           Bahan-bahan kimia yang telah di ambil tidak boleh dikembalikan ke dalam botol stok dan jangan membuang pelarut ke wadah yang telah disediakan terutama bahan-bahan organik. Untuk bahan-bahan yang lain dibuang sesuai petunjuk pembimbing.
·           Jangan pernah memanaskan cairan organik meskipun sedikit atau dekat api. Selalu gunakan penangas air atau penangas minyak atau mantel pemanas listrik. Bila bekerja dengan eter, petroleum eter dan karbon disulfida diperlukan perhatian khusus karena bersifat volatil dan mempunyai titik nyala yang rendah, sehingga harus dipastikan tidak ada nyala api atau sumber api.


·           Jangan memanaskan cairan atau larutan terutama cairan organik ditempat yang terbuka. Jika ingin dipanaskan harus menggunakan kondensor yang dapat disusun sebagai refluks atau destilasi. Untuk semua cairan organik jangan pernah menguapkan ke udara.
·           Jangan pernah memanaskan sistem tertutup karena dapat terjadi ledakan.
·           Beberapa pelarut misalnya eter dan hidrokarbon dapat membentuk peroksida yang eksplosif secara spontan waktu disimpan. Destilasi pelarut yang mengandung peroksida sangat berbahaya, sebab residu peroksida dapat meledak dengan hebat bila dipanaskan. Oleh karena itu pelarut seperti ini tidak boleh diuapkan atau didestilasi.

14.9.18

MATERI PELAJARAN SEKOLAH : ILMU KIMIA


A.      Ilmu Kimia dan Peranannya
Ilmu kimia merupakan bagian dari IPA yang mempelajari struktur dan sifat materi (zat), perubahan materi (zat) dan energi yang menyertai perubahan tersebut.
Ilmu kimia seringkali disebut sebagai pusatnya ilmu pengetahuan, sebab ilmu kimia dibutuhkan untuk mempelajari ilmu pengetahuan lainnya, seperti fisika, biologi, geografi, lingkungan hidup, geologi, kedokteran bahkan sejarah dan hukum sekalipun. Tanpa Ilmu kimia, hidup manusia akan menjadi seperti jaman primitif. Ilmu kimia berkembang dalam bentuk mobil, listrik, handphone, TV, computer, CD/DVD, serta umur manusia akan pendek karena penyakit-penyakit baru yang muncul tidak ditemukan obatnya.
Memasuki abad 21, ilmu kimia mempunyai banyak peranan dalam berbagai bidang. Berikut penjelasan peranan ilmu Kimia dalam berbagai bidang :
1.         Kesehatan dan Kedokteran
-    Penemuan vaksin untuk penyakit yang disebabkan virus/bakteri, (dengan penjelasan struktur virus secara kimiawi)      
-      Penemuan obat-obatan untuk penyakit baru seperti AIDS, thalasemia (penyakit genetika), sampai flu burung (avian influenza)
2.         Energi dan Lingkungan
-            Penemuan energi alternatif untuk mengganti fosil (minyak bumi dan batu bara)
-            Penemuan energy nuklir yang sudah digunakan negara-negara besar
-            Penciptaan sel elektrokimia
-            Pengolahan limbah pabrik
3.         Teknologi Bahan
-            Penemuan polimer karet, plastic, nilon, dan fiber glass
-            Penemuan LCD (Liquid Crystal Display) pada handphone
-            Penemuan materi superkonduktor yang digunakan pada kereta Maglev
4.         Teknologi Pangan dan Pertanian
-            Penemuan pupuk sintesis untuk meningkatkan produksi pangan
-            Penemuan pestisida untuk membunuh hama tanaman
-      Penemuan gen untuk menciptakan tanaman dan ternak unggul dari hasil rekayasa genetika
-   Penggunaan mikroorganisme/bakteri pada pengolahan makanan, misalnya pada pembuatan kecap, tempe, roti, yoghurt
-            Penggunaan zat aditif makanan misalnya pengawet, pewarna, penguat rasa
5.         Geologi
-            Penentuan usia fossil
6.         Hukum
-            Tes DNA pelaku kejahatan
-            Uji forensic


B.       Metode Ilmiah
Metode Ilmiah adalah penelitian yang sistematis, berawal dari Fenomena (Permasalahan terhadap gejala-gejala yang terjadi pada obyek pengamatan), Observasi (Pengamatan), Data (Informasi yang diolah dalam bentuk catatan), Hipotesis (Dugaan sementara / Kesimpulan sementara) , Eksperimen (Penelitian), dan kemudian menyusun Teori.
Langkah-langkah dalam metode ilmiah adalah:
-            Melakukan identifikasi masalah
-            Mengumpulkan data dalam cakupan masalah 
-            Memilah data untuk mencari korelasi, hubungan yang bermakna dan keteraturan
-            Merumuskan hipotesis (suatu generalisasi) yang merupakan tebakan ilmiah yang menjelaskan data data yang ada dan menyarankan langkah langkah berikutnya yang harus dilakukan untuk penelitian yang lebih lanjut
-            Menguji hipotesis secara setepat mungkin dengan cara mengumpulkan data data baru
-            Melakukan konfirmasi, modifikasi ataupun menolak hipotesis apabila memperoleh temuan temuan baru.
Hipotesis  :Kesimpulan yang bersifat sementara
Hukum     :Informasi terhadap pengujian hipotesis yang dapat dipertanggung jawabkan
Teori        :Gabungan dari prinsip prinsip yang tersusun dari beberapa hokum-hukum
C.       Materi dan Klasifikasinya
Materi adalah segala sesuatu yang mempunyai massa dan menempati ruang. Materi ada yang bisa dilihat dan diraba, namun ada juga yang tidak telihat namun bisa dirasakan misalnya udara. Cahaya tidak termasuk materi karena tidak mempunyai dan tidak menempati ruang.
1.         Campuran, Senyawa dan Unsur
Campuran adalah gabungan dua zat atau lebih yang sifat-sifat zat penusunnya tidak berubah. Terdiri dari 2 jenis yaitu Campuran Homogen (tercampur rata/sama) danHeterogen (tercampur tidak sama). Contoh campuran homogen : Air dan Gula dan campuran heterogen : serbuk besi dan serbuk belerang, kacang hijau dan beras
Senyawa adalah zat tunggal yang terbentuk dari gabungan dua unsur atau lebih melalui reaksi kimia dengan perbandingan tertentu dan tetap. Contoh : Air (H2O), Garam (NaCl), Gas Metana (CH4)
Unsur adalah zat tunggal yang paling sederhana. Contoh : Besi (Fe), Belerang (S), Gas Hidrogen (H2), Oksigen (O2)


2.         Partikel-Partikel Materi
Partikel materi adalah bagian materi yang sangat kecil ukurannya. Pada fasa zat yang berbeda maka perbedaan jarak antar partikelnya pun berbeda. Seandainya sebatang logam emas dipotong-dipotong sampai bagian terkecil yang tidak dapat dipotong lagi dan masih mempunyai sifat emas, maka bagian tersebut disebut atom. Sedangkan jika gula dilarutkan ke dalam air, maka gula akan tersebar merata dalam bentuk partikel-partikel kecil yang tidak terlihat oleh mata, namun sifat gula tidak hilang. Butiran terkecil dari gula yang masih memiliki sifat sama dengan gula disebut sebagai molekul gula.


                               a. Zat Padat          b. Zat cair             c. Zat Gas

3.         Atom, Molekul dan Ion
a.         Atom
Atom adalah bagian terkecil dari suatu unsur yang tidak dapat dibagi lagi tetapi masih mempunyai sifat-sifat unsur tersebut. Atom yang telah diketahui ada lebih dari 115 macam. Jika sebatang besi dibagi dua maka tiap potongan masih memiliki sifat-sifat besi, bila potongan tersebut dibagi dan dibagi lagi, maka pada akhirnya diperoleh partikel terkecil yang masih memiliki sifat-sifat besi. Partikel terkecil itulah yang disebut dengan atom, atom besi. Sampai dengan abad 19, atom diyakini sebagai partikel terkecil yang sudah tidak dapat dibagi lagi (a = tidak, tomos = terbagi). Akan tetapi, sejak penghujung abad 19 diketahui bahwa atom terbagi lagi menjadi partikel subatom, yaitu proton, elektron dan neutron. Akan tetap, jika atom tersebut diuraikan kembali menjadi partikel subatomnya, maka sifat unsurnya akan hilang. Oleh karena itulah atom didefinisikan sebagai partikel terkecil dari unsur yang memiliki sifat unsur tersebut.
b.        Molekul
Dua atau lebih atom yang sama atau berbeda dapat bergabung membentuk molekul. Teori atom Dalton menyatakan bahwa senyawa terdiri atas dua jenis atom atau lebih. Bagian terkecil dari suatu senyawa yang bersifat netral disebut molekul. Jadi molekul adalah spesi (butiran) netral yang terdiri atas dua jenis atau lebih atom. Gabungan atom-atom yang sejenis disebut molekul unsur sedangkan yang tidak sejenis disebut molekul senyawa.
Contoh molekul unsur    :  molekul oksigen (O2), molekul fosfor (P4), molekul belerang (S8), 
contoh molekul senyawa :  molekul air (H2O), molekul metana (CH4)
c.         Ion
Ion dapat berupa atom atau kumpulan atom yang bermuatan listrik. Tidak semua senyawa terdiri atas molekul, tetap banyak juga yang terdiri atas ion-ion. Ion merupakan atom atau gugus atom yang memiliki muatan listrik. Senyawa yang terdiri ats ion-ion disebut senyawa ion, sedangkan senyawa terdiri atas molekul disebut senyawa molekul. Suatu senyawa ion terdiri atas suatu ion positif (kation) dan suatu ion negatif (anion).
Contoh :
Garam dapur / Natrium klorida (NaCl), yang terdiri atas ion natrium positif  (Na+) dan ion klorida negatif (Cl-)
Natrium hidroksida (NaOH), yang terdiri atas ion natrium positif (Na+) dan ion hidroksida negatif (OH-)
D.      Alat Laboratorium
Laboratorium adalah tempat bagi seorang praktikan untuk melakukan percobaan. Praktikan adalah orang yang melakukan percobaan.
Alat-alat gelas yang terdapat di laboratorium kimia berdasarkan fungsinya secara umum dibagi kedalam 3 kelompok, yaitu alat tampung, alat ukur dan alat pendukung.  Alat ukur adalah alat yang berfungsi untuk menentukan jumlah zat cair secara tepat. Alat tampung adalah alat gelas yang fungsi utamanya adalah menampung zat kimia, bukan mengukur kuantitas zat. Berikut alat kimia yang sering dijumpai pada laboratorium :
1           Labu Ukur
2           Tabung Reaksi
3           Beker Gelas
4           Gelas Ukur
5           Pipet Ukur
6           Penjepit Tabung Reaksi
7           Pipet Tetes
8           Mortar dan Alu
9           Botol Semprot
10       Cawan Porselin
11       Kawat Nikrom
12       Erlenmeyer
13       Pembakar Spirtus
14       Batang Pengaduk
15       Kaca Arloji
16       Klem Buret
17       Statif

18       Kertas saring
19       Rak Tabung Reaksi
20       Bola Hisap
21       Corong
22       Kawat kasa
23       Buret
24       Pipet gondok
25       Plat Tetes
26       Lemari Asam
27       Oven
28       Neraca
29       Bunsen
30       Kertas indikator
31       Centrifuge
32       Eksikator
33       Corong Pisah
34       Mikropipet

   
Baca juga :

Artikel Lainnya