- Relativitas Galilean
Jauh sebelum Einstein lahir, Galileo Galilei telah membuat
pemikiran tentang relativitas atau yang lebih dikenal dengan transformasi
relativitas Galilean. Bahkan Isaac Newton pun mengembangkan hukum-hukum tentang
gerak dari transformasi galilean ini.
Untuk memahami
relativitas galilean tinjaulah kerangka acuan di bawah ini :
Ada dua macam obyek dengan kerangka acuannya masing-masing.
Obyek OA dengan kerangka XAYAZA dan obyek OB dengan kerangka XBYBZB. OA melihat OB bergerak
dengan kecepatan v ke arah sumbu XB. Jika merunut pada
pemikiran Galileo, karena sumbu YA sejajar dengan YB dan sumbu ZA sejajar pula
dengan ZB, maka bisa dikatakan YA = YB dan ZA = ZB, sehingga
yang perlu diperhatikan hanyalah sumbu XA dan XB, dengan pengamat A
di OA dan pengamat B di OB.
Tinjau dua pengamat tersebut, OA dan OB yang bergerak
relatif satu sama lain dengan kecepatan tetap v. Kecepatan OB relatif terhadap OA adalah v dan
kecepatan OA relatif terhadap OB adalah − v. Waktu permulaan t = 0
jadi baik OA maupun OB bersamaan waktunya. Perhatikan
diagram berikut.
Menurut Galileo, OA melihat OB bergerak sejauh :
XB = XA + vt
Sementara jika dibalik, OB melihat OA bergerak sejauh :
XA = XB − vt
Perhatikan bahwa baik di OA maupun OB, waktu t
senantiasa bernilai sama. Inilah yang dikenal sebagai transformasi
Galileo .
Sekarang anggaplah
suatu benda ditempatkan pada titik P (lihat gambar 2). Kedua pengamat
mendapatkan persamaan kecepatan dan posisi sebagai berikut.
XB = XA + vt
YA = YB
vBx = vAx + v
vAy = vBy
Dimana XA dan YA adalah koordinat titik P diukur oleh pegamat A dan XB dan YB adalah koordinat
yang diukur oleh pengamat B. Sedangkan vAx, dan vAy adalah komponen
kecepatan P yang diukur oleh A, dan vBx dan vBy adalah komponen
kecepatan yang diukur oleh B. Waktu tang diukur t dan v adalah kecepatan
relatif kedua pengamat. Persamaan posisi dan kecepatan ditulis dalam bentuk
vektor adalah sebagai berikut. Persamaan yang muncul dikenal dengan
Transformasi Relativitas Galilean.
rB = rA + v t
vB = vA + v
Semua perubahan bentuk persamaan ini dapat dilihat pada diagram berikut:
Dengan demikian galileo berkonsep bahwa tidak ada ruang mutlak
yang ada adalah ruang relatif. Isaac Newton dengan mengacu pada transformasi
Galileo, juga menolak adanya ruang mutlak. Menurut Newton, sebuah
obyek hanya bisa disebut bergerak jika telah terjadi perubahan
jarak dengan obyek lain (sembarang obyek) di dunia ini. Jadi yang ada
hanya ruang relatif. Namun baik Galileo maupun Newton tetap meyakini
adanya waktu mutlak. Yakni waktu bagi seluruh obyek di alam semesta ini
adalah identik, tanpa dipengaruhi kedudukan dan kecepatan setiap
obyek. Anggapan tentang waktu mutlak inilah yang direvisi oleh
Einstein dengan relativitas khususnya.
- Teori Relativitas Khusus
Gelombang tali, gelombang bunyi,
gelombang permukaan air dan gelombang mekanik lainnya merambat memerlukan
medium. Cahaya atau gelombang elektromagnetik lainnya dapat merambat melalui
ruang hampa. Pada abad XIX, digunakan suatu hipotesa tentang eter sebagai
medium perambatan gelombang elektromagnetik, disebut teori Huygens.
Hipotesanya sebagai berikut : Alam semesta di jagad raya ini
banyak dipenuhi eter yang tidak mempunyai wujud tetapi dapat menghantarkan
perambatan gelombang.
Teori gelombang Huygens telah membuat masalah yang harus
memperoleh penyelesaian, yakni tentang medium yang merambatkan cahaya yang
disebut eter.
Pada tahun 1887 Michelson dan Morley
mengadakan percobaan-percobaan yang sangat cermat, hasilnya sangat mengejutkan,
karena adanya eter tidak dapat dibuktikan dengan percobaan. Michelson dan
Morley, dua orang sarjana fisika berkebangsaan Amerika Serikat, mencoba
membuktikan keberadaan eter tersebut. Alat yang digunakan dinamakan
Interferometer.
Ternyata hasil percobaan Michelson dan
Morley menunjukkan kesimpulan bahwa hipotesis adanya eter yang terdapat di
setiap tempat adalah salah, atau tegasnya eter tidak ada.
Hasil percobaan Michelson dan Morley
mencakup dua hal yang penting.
Hipotesa tentang medium eter tidak dapat diterima sebagai teori
yang benar, sebab medium eter tidak lulus dari ujian pengamatan.
- Kecepatan cahaya adalah sama dalam segala arah, tidak bergantung kepada gerak bumi.
Pada tahun 1905 Einstein mengemukakan Teori Relativitas Khusus dengan dua postulat
yang menjadi dasar pengembangan Teori Relativitas Umum. Dua postulat tersebut
adalah bahwa sifat semesta (universe) pengamat tidak berubah jika
kondisi inersia pengamat berubah serta kecepatan cahaya dalam vakum adalah sama
di semua pengamat.
Contoh eksperimen pemikiran dari Teori
Relativitas Khusus adalah Paradoks Kembar, jika A dan B yang kembar, A diam di
bumi dan B keluar dari bumi dengan kecepatan mendekati cahaya maka saat B
kembali ke bumi akan berumur lebih muda daripada A.
Dalam kasus di lapangan prediksi
pemikiran ini terjadi pada jam pesawat supersonik yang menjadi tidak sinkron
dengan jam di bumi setelah melakukan perjalanan.
Postulat Einstein tentang Teori Relativitas Khusus (Postulat = kesimpulan, diatas hipotesa dibawah teori ), hanya menjelaskan benda bergerak dengan ν c dengan kecepatan tetap (GLB)
Postulat I
Hukum-hukum fisik dapat dinyatakan dengan persamaan yang berbentuk
sama, dalam semua kerangka acuan yang bergerak dengan kecepatan tetap satu
terhadap yang lain, artinya bentuk persamaan dalam fisika selalu tetap meskipun
diamati dari keadaan yang bergerak.
Postulat II
Kelajuan cahaya dalam ruang hampa sama besar untuk semua pengamat,
tidak tergantung dari gerak pengamat. Artinya laju cahaya tetap c = 3 108 m/s walaupun
diamati oleh pengamat yang diam maupun oleh pengamat yang sedang bergerak, dan
tidak ada benda yang kelajuannya = laju cahaya.
- Asas Relativitas Einstein
Telah dibahas bahwa kecepatan cahaya
ke segala arah adalah sama, tidak bergantung pada gerak bumi. Tetapi bumi
bukanlah satu-satunya planet yang ada dalam jagad raya ini. Kalau begitu
bagaimana kecepatan cahaya itu ditinjau dari planet lain yang geraknya berbeda
dengan gerakan bumi.
Pada tahun 1905, Einstein mengusulkan bahwa kecepatan cahaya yang
besarnya sama ke segala arah itu berlaku ditempat-tempat lain dalam alam
semesta ini. Tegasnya kecepatan cahaya adalah sama, tidak bergantung kepada
gerak sumber cahaya maupun pengamatnya.
Teori Einstein membawa akibat-akibat
yang sangat luas dirasakan agak menyimpang dari pengalaman-pengalaman yang kita
peroleh sehari-hari.
- Relativitas penjumlahan kecepatan.
Bila v1 adalah laju kereta api (benda ke 1) terhadap tanah/bumi, dan v2 adalah laju orang
(benda ke 2) terhadap kereta api, maka laju orang terhadap tanah/bumi :
v1 = laju benda ke 1 terhadap bumi
v2 = laju benda ke 2 terhadap benda ke 1
v = laju benda ke 2 terhadap bumi
c = kecepatan cahaya
v2 = laju benda ke 2 terhadap benda ke 1
v = laju benda ke 2 terhadap bumi
c = kecepatan cahaya
Kesimpulan:
1.
Kecepatan cahaya (c) dalam segala arah adalah sama tidak
tergantung pada gerak pengamat sumber cahaya
2.
Dalam penyelesaian soal, arah kecepatan benda (v) adalah positif
jika benda bergerak mendekati pengamat, begitu juga sebaliknya
- Dilatasi waktu (Pemuaian waktu)
Pengertian dilatasi waktu ialah selang waktu yang dipengaruhi oleh
gerak relatif kerangka (v). selang waktu yang diamati oleh pengamat yang diam
(to) dengan selang waktu yang diamati oleh pengamat yang bergerak
dengan kecepatan v adalah berbeda.
Hubungannya dimana Δt adalah waktu yang tercatat menurut
pengamatan pengamat yang bergerak dengan kecepatan v
Δt =
Δto = selang waktu yang diamati pada kerangka diam (diukur dari kerangka bergerak)
Δt = selang waktu pada kerangka bergerak (diukur dari kerangka diam)
Kesimpulan:
Semakin cepat suatu benda bergerak maka semakin besar selang waktu yang dialami benda tersebut.
Semakin cepat suatu benda bergerak maka semakin besar selang waktu yang dialami benda tersebut.
Contoh Soal:
Jawab:
- Dua orang A dan B adalah anak kembar. Pada umur 20 tahun A pergi ke ruang angkasa dengan pesawat yang lajunya 0,8 c dan kembali ke bumi pada saat B berumur 30 tahun. Berapakah umur B menurut A yang baru kembali?
Jawab:
A bergerak bersama pesawat dengan v = 0,8 c sehingga A sebagai
kerangka yang diam, maka pertambahan umur yang ingin dihitung A adalah Δto . Menurut B sebagai
kerangka yang bergerak terhadap pesawat, selang waktu Δt = 30 − 20 = 10 tahun
Δt =
10 =
10 =
10 =
10 =
Δto = 6 tahun
Jadi menurut A, umur B seharusnya bertambah 6 tahun (Δto), bukan 10 tahun
(Δt) dan menurut A umurnya baru 20 + 6 = 26 tahun
C. Kontraksi Lorentz. (pemendekan Lorentz)
Benda yang panjangnya Lo, oleh pengamat yang bergerak sejajar
dengan panjang benda dan dengan kecepatan v, panjangnya akan teramati sebagai
L.
L = panjang benda pada kerangka bergerak
Lo = panjang benda pada kerangka diam
Lo = panjang benda pada kerangka diam
Kesimpulan :
Benda yang bergerak dengan kecepatan mendekati kecepatan cahaya
akan tampak lebih pendek (berkontraksi) bila diukur dari kerangka diam.
- Massa dan Energi Relativistik
Massa benda yang teramati oleh pengamat yang tidak bergerak terhadap
benda, berbeda dengan massa yang teramati oleh pengamat yang bergerak dengan
kecepatan v terhadap benda.
mo = massa diam atau massa yang teramati oleh pengamat yang tidak
bergerak terhadap benda.
m = massa relativistik = massa benda dalam kerangka bergerak atau
massa yang teramati oleh pengamat yang bergerak dengan kecepatan v terhadap
tanah
Kesimpulan :
Massa (sifat kelembaman) suatu benda akan bertambah besar dengan
makin besarnya kecepatan.
Perhatikan kurva berikut ini.
Di dalam mekanika yang disempurnakan, lazimnya disebut mekanika
relativistik, energi benda yang kecepatannya v dan massanya mo (dalam keadaan diam), bukan mo.v2, melainkan :
Ek = moc2
Ek = − mo c2
Besaran energi kinetik menunjukkan dua besaran, yaitu :
dan mo c2
Einstein menginterpretasikan bahwa sebagai energi total (E) benda yang bermassa m dengan kecepatan v,
sedangkan mo c2 energi total ketika diam (Eo).
Jadi : = m c2 + Ek
Atau E = Eo + Ek
Ek = E − Eo
Ek = m c2 − mo c2
Ek = (m - mo) c²
E = energi total = m c²
Eo = energi diam = mo c²
Ek = energi kinetik benda
Eo = energi diam = mo c²
Ek = energi kinetik benda
Akibat interpretasi ini, benda yang bermassa m memiliki energi
sebesar : E = mc2. Dengan perkataan
lain massa setara dengan energi.
Semakin cepat suatu benda bergerak maka
semakin besar energi total (E) yang dimiliki benda, karena massa
relativistiknya bertambah besar.
Catatan:
Pada pembahasan relativitas tidak
berlaku hukum kekekalan massa karena massa benda yang bergerak > massa benda
diam, tapi hukum kekekalan energi tetap berlaku
Contoh Soal:
- Sebuah elektron yang mempunyai
massa diam mo
bergerak dengan kecepatan 0,6 c. Hitunglah energi kinetik elektron
tersebut ?
Jawab:
Karena elektron bergerak dengan v = 0,6 c maka massa
relativistiknya adalah:
m =
Energi kinetik elektron:
Ek = (m - mo) c²
= [ - mo] c²
= [ - 1] mo c²
= [ - 1] mo c²
= mo c²
= 0,25 mo c²
= 0,25 Eo
Jadi energi kinetik elektron yang bergerak = 0,25 kali energi diamnya.
- Teori Relativitas Umum
Pada tahun 1915 Albert Einstein mempublikasikan sebuah teori yang kemudian disebut Teori Relativitas
Umum oleh Akademi Sains Prussia. Teori-teori Einstein merupakan hal baru dalam dunia fisika saat
itu dan beberapa bagian menyanggah teori Newton.
Teori Relativitas Umum
menggambarkan alam semesta sebagai hubungan antara materi dan geometri
ruang-waktu (spacetime). John Wheler menyederhanakan Teori Relativitas Umum
Einstein ini dalam satu kalimat: materi membuat ruang-waktu melengkung (curved),
dan ruang-waktu membuat materi bergerak (motion). Kombinasi
geometri-materi inilah yang kita rasakan sebagai gravitasi. Teori Relativitas
Umum menjelaskan interaksi pada skala makro atau tingkat kasat mata, misalnya
peredaran planet, bintang, dan galaksi
Konsep relativitas khusus
memandang ruang-waktu sebagai jalinan koordinat mirip sehelai permadani
yang dibentangkan di lantai, alias datar. Dua tahun kemudian,
Eisntein tidak bisa mempertahankan anggapan ruang-waktu yang datar ini
ketika ia mencoba menerapkan kaitan antara relativitas khusus dan
gravitasi. Akhirnya setelah memainkan matematika yang cukup rumit dan
dengan menganggap bahwa cahaya adalah partikel yang
sebenar-benarnya (foton) hingga bisa dipengaruhi gravitasi,
didapatkanlah relativitas umum, yang dirumuskan Einstein di tahun
1916 dan demikian menggemparkan. Pada intinya, ketika di ruang-waktu
terdapat obyek yang cukup masif atau padat (seperti planet,
bintang-bintang dan galaksi), ruang-waktu akan melengkung (mirip mangkok)
dan itulah yang disebut gravitasi. Pada masa kini, selain mekanika
kuantum, relativitas umum adalah permata nya fisika, yang sanggup
menjelaskan perilaku alam semesta dalam struktur berskala besar.
Penemuan black hole yaitu bintang bergravitasi sangat besar hingga mampu
menyerap seluruh cahayanya sendiri terkait erat dengan teori gravitasi Einstein
ini.
Gambar7. Konsep Ruang-waktu dalam Teori Relativitas Umum. Massa mempengaruhi bentuk kontur dimensi ruang-waktu, dan bentuk kotur dimensi ruang-waktu mempengaruhi massa untuk bergerak
Teori Relativitas Umum tidak dibahas lebih jauh dalam buku ini.
Melihat riwayat teori ini saja, merujuk pada kata-kata Sir Arthur Eddington di
tahun 1930 an, pada saat itu hanya ada 3 orang di dunia yang bisa
memahami relativitas umum, yakni Einstein dan Eddington sendiri, serta
orang muda India yang saat itu sedang berlayar ke
Inggris untuk menuntut ilmu di Cambridge Inggris di bawah asuhan
Eddington bernama Subrahmanyan Chandrasekhar.
Rangkuman
Rangkuman
- Persamaan yang dikenal dengan Transformasi Relativitas Galilean.
rB = rA + v t
vB = vA + v
2. Teori relativitas khusus didasarkan pada dua postulat, yaitu:
• Postulat I
Hukum-hukum fisika berlaku pada suatu kerangka koordinat S,
berlaku juga bagi kerangka koordinat yang lain (S'), yang bergerak dengan
kecepatan tetap relatif terhadap S.
• Postulat II
Nilai cepat rambat cahaya di ruang hampa adalah mutlak/sama, tidak
tergantung pada gerak pengamat maupun sumber cahaya
3.
Relativitas penjumlahan kecepatan.
v1 = laju benda ke 1 terhadap bumi
v2 = laju benda ke 2 terhadap benda ke 1
v = laju benda ke 2 terhadap bumi
v2 = laju benda ke 2 terhadap benda ke 1
v = laju benda ke 2 terhadap bumi
- Dilatasi waktu (Pemuaian waktu)
Δt =
Δto = selang waktu yang diamati pada kerangka diam (diukur dari kerangka bergerak)
Δt = selang waktu pada kerangka bergerak (diukur dari kerangka diam)
- Kontraksi Lorentz. (pemendekan Lorentz)Benda yang panjangnya Lo, oleh pengamat yang bergerak sejajar dengan panjang benda dan dengan kecepatan v, panjangnya akan teramati sebagai L.
L = panjang benda pada kerangka bergerak
Lo = panjang benda pada kerangka diam
Lo = panjang benda pada kerangka diam
- Massa dan Energi Relativistik
Massa benda yang teramati oleh pengamat yang tidak bergerak
terhadap benda, berbeda dengan massa yang teramati oleh pengamat yang bergerak
dengan kecepatan v terhadap benda.
mo = massa diam atau massa yang teramati
oleh pengamat yang tidak bergerak terhadap benda.
m = massa relativistik = massa benda
dalam kerangka bergerak atau massa yang teramati oleh pengamat yang bergerak
dengan kecepatan v terhadap tanah
Besaran energi kinetik
Ek = − mo c2
Ek = m c2 − mo c2
Ek = (m - mo) c²
Ek = E − Eo
E = energi total = m c²
Eo = energi diam = mo c²
Ek = energi kinetik benda
Eo = energi diam = mo c²
Ek = energi kinetik benda
- Teori Relativitas
Umum menggambarkan alam semesta sebagai hubungan antara materi dan geometri ruang-waktu (spacetime). Waktu menjadi parameter bersama ruang tiga dimensi membentuk ruang-waktu atau spacetime, ruang-waktu memiliki referensi terhadap kejadian (event) yang secara matematis disimbolkan dengan koordinat (t, x, y, z) atau dalam koordinat angular (t, r, θ, dan φ).