Anak
Tuntut Ibu karena Sebarkan Fotonya di Facebook
Facebook
(ilustrasi)
Jakarta Kemajuan
teknologi saat ini sepertinya telah menggeser perilaku dan kebiasaan banyak
orang. Media sosial mulai dari WhatsApp hingga Facebook, bukan lagi jadi hal yang asing untuk banyak kalangan, termasuk para
orangtua. Untuk mengikuti perkembangan zaman tersebut, orangtua biasanya mengisi konten media sosial dengan mengunggah
foto anak-anak mereka. Kebiasaan para
orangtua ini sebenarnya telah menimbulkan perdebatan di kalangan warganet.
Dampak
Negatif Gadget bagi Anak, Psikolog: Anak Malas Belajar
Ilustrasi
(Doc: Daily Mail)
Jakarta Anak
Anda kecanduan gadget? Sebagai orang tua, Anda harus mewaspadai dampak
buruk gadget atau gawai bagi anak. Psikolog dari Rumah Sakit Pondok Indah,
Bintaro, Jakarta, Jane Cindy, menegaskan gadget dapat mengganggu
pertumbuhan dan perkembangan anak. "Gadget memiliki
dampak yang dapat menyebabkan kecanduan, terutama bila anak terbiasa bermain
dengan gadget. Anak akan terus-menerus menggunakan gadget dan
perkembangan interaksi sosial menjadi terhambat," kata Cindy dihubungi di
Jakarta, dikutip dari AntaraNews, Selasa (23/1/2018).
Ngeri,
Nilai Kasus Penipuan Online Capai Rp 2.419 Triliun
Ilustrasi
peretasan sistem komputer. (Sumber Pixabay)
San
Francisco - Perusahaan keamanan siber Norton mengungkap
fakta yang mengejutkan. Fakta tersebut merupakan aksi peretasan sindikat hacker yang belum lama ini terjadi. Norton menyebut, hacker ini berhasil menggondol uang sebesar Rp 2,4 triliun
dari aksi menipu pengguna internet. Dalam
laporannya, di sepanjang 2017 para hacker berhasil membawa kabur 130 miliar pound sterling (Rp
2.419 triliun) dari pengguna internet.
Pengguna
Internet Lansia Rentan Jadi Korban Kejahatan Siber
Ilustrasi
hacker (thehackernews.co)
Jakarta
- Pengguna
internet berusia lebih dari 55 tahun
rupanya rentan menjadi korban tindak kejahatan
siber. Informasi ini berdasarkan temuan dari penelitian yang dilakukan Kaspersky
Lab dan B2B Internasional yang
diterima Tekno Jumat (7/10/2016).
Bobol
Email Petinggi CIA, Remaja 18 Tahun Dibekuk Polisi
Hacker
asal Rusia kabarnya mencuri data rahasia milik NSA. (Doc: Lifehacker)
Washington
DC - Badan
Intelijen Pusat Amerika Serikat (AS) atau CIA (Central Intelligence Agency)
memang dikenal punya sistem keamanan tercanggih dalam menyimpan segala datanya. Namun siapa sangka, CIA nyatanya bisa dibobol juga. Salah satu kasus
yang belum lama ini terjadi adalah kejadian email mantan bos CIA, John
Brennan, yang berhasil diretas oleh seorang hacker.
Hacker
ini Jual 57 Juta Data Korban Peretasan
Hacker
(securerr.com)
Jakarta
- Kejahatan
siber makin mengancam pengguna
internet. Seorang hacker
yang biasa dipanggil Peace ingin
menjual database yang berisi segala informasi milik 57 juta orang di seluruh
dunia. Dilansir laman Tech Insider,
Minggu (8/5/2016), tidak jelas dari mana Peace mendapatkan database tersebut.
Ilustrasi
Internet Anak
Jakarta
-
Penggunaan gadget dan internet
oleh anak-anak memiliki dampak
positif dan negatif. Terkait dampak negatif, orangtua diharapkan untuk tidak
membiarkan anak menggunakan internet begitu saja. Tetap harus dilakukan
pendampingan seperti memantau dan memeriksa apa yang mereka lakukan di internet.
Komisioner Bidang Pornografi dan Cyber Crime
Komisi Perlindungan Anak (KPAI), Margareth Aliyatul, mengungkapkan, saat ini
masih ada orangtua yang tidak sadar dengan dampak negatif penggunaan internet oleh anak-anak.
Ilustrasi
Pembunuhan (iStock)
Islamabad
- Studi
independen baru menunjukkan, Pakistan adalah satu dari empat negara di dunia yang yang
mengalami permasalahan kebebasan berpendapat dan penggunaan internet. Dalam tiga tahun terakhir, banyak warga Pakistan yang
tewas dibunuh karena menulis subjek sensitif di internet. Tiga negara lain yang
mengalami permasalahan serupa adalah Brasil, Meksiko, dan Suriah. Dilansir dari laman VOA Indonesia, Kamis
(16/11/2017), laporan berjudul 'Freedom on the Net' yang dirilis pada
Selasa 14 November lalu didasarkan pada pengkajian terhadap kebebasan internet
di 65 negara
Ilustrasi
Email (tsl.texas.gov)
Jakarta
- Aksi
kejahatan dengan modus pembajakan
email atau email hijacking
mulai masuk ke Indonesia sejak 2000 silam. Setelah itu, beberapa tindak
kejahatan serupa kerap terjadi
Ilustrasi
ibu rumah tangga. Dok: business-opportunities.biz
Jakarta
- Para
penjahat siber terus bergerilya menjerat para korbannya, termasuk membidik emak-emak berusia 35 tahun ke atas. Mereka banyak menjadi
korban penipuan komplotan Nigerian Scam dengan modus percintaan. Diungkapkan analis forensik digital Ruby Alamsyah,
jumlah kerugian yang dialami para korban Nigerian Scam jauh lebih banyak
daripada kasus ransomware WannaCry yang sempat heboh beberapa waktu
lalu. Nigerian Scam bisa menghasilkan Rp
500 miliar setiap tahun di Indonesia. Jumlahnya bisa lebih besar karena
diyakini belum semua korban membuat laporan. Berdasarkan pemetaan Ruby, pelaku Nigerian Scam banyak berada di luar
negeri, yaitu Nigeria, Malaysia, dan Thailand. "Lebih besar ini (Nigerian Scam) daripada WannaCry. Berdasarkan
tiga rekening bitcoin untuk minta tebusan yang kemarin itu (kasus ransomware
WannaCry), dalam 48 jam tidak sampai Rp 600 juta dan itu sudah dari seluruh
dunia," kata Ruby dalam seminar "Indonesia dan Ancaman Siber yang
Merajalela" di Universitas Gunadarma, TB Simatupang, Jakarta, Sabtu
(10/6/2017)