31.7.17

MATERI PELAJARAN SEKOLAH : PEMBERONTAKAN PRRI DAN PERMESTA

Pemberontakan PRRI Dan Permesta




KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan karya tulis ini. Karya tulis ini diselesaikan guna memenuhi tugas mata pelajaran Sejarah Indonesia. Karya tulis ini tidak akan selesai tanpa dukungan dari pihak-pihak yang telah membantu penyelesaian makalah ini. Terima kasih kami ucapkan sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang sudah membantu penyelesaian, yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.
Kami hanyalah manusia biasa yang tak luput dari kesalahan, maka dari itu kami memohon maaf jika terdapat kesalahan dalam penyampaian, penyajian, penulisan maupun kekurangan-kekurangan lainnya. Kami harap karya tulis ini menjadi motivasi untuk para pembaca dan kami sebagai penulis. Kami juga berharap Bapak Guru dapat mengkritik karya tulis ini sehingga nantinya kami dapat membuat karya tulis yang lebih baik lagi.
Akhir kata kami mengucapkan terimakasih, semoga karya tulis ini bermanfaat.


Penulis

  1. Sejarah Pemberontakan PRRI dan Permesta
Awal Pemberontakan Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI), dan PERMESTA sebenarnya sudah muncul pada saat menjelang pembentukan Republik Indonesia Serikat (RIS) pada tahun 1949 dan pada saat bersamaan Divisi Banteng diciutkan sehingga menjadi kecil dan hanya menyisakan satu brigade. Brigade ini pun akhirnya diperkecil lagi menjadi Resimen Infanteri 4 TT I BB. Hal ini memunculkan perasaan kecewa dan terhina pada para perwira dan prajurit Divisi IX Banteng yang telah berjuang mempertaruhkan jiwa dan raganya bagi kemerdekaan Indonesia. Pada saat itu juga, terjadi ketidakpuasan dari beberapa daerah yang berada di wilayah Sumatra dan Sulawesi terhadap alokasi biaya pembangunan yang diberikan oleh pemerintah pusat. Kondisi ini diperparah dengan tingkat kesejahteraan prajurit dan masyarakat yang sangat rendah.
Ketidakpuasan tersebut akhirnya memicu terbentuknya dewan militer daerah yaitu Dewan Banteng yang berada di daerah Sumatera Barat pada tanggal 20 Desember 1956. Dewan ini diprakarsai oleh Kolonel Ismail Lengah (mantan Panglima Divisi IX Banteng) bersama dengan ratusan perwira aktif dan para pensiunan yang berasal dari Komando Divisi IX Banteng yang telah dibubarkan tersebut. Letnan Kolonel Ahmad Husein yang saat itu menjabat sebagai Komandan Resimen Infanteri 4 TT I BB diangkat menjadi ketua Dewan Banteng. Kegiatan ini diketahui oleh KASAD dan karena Dewan Banteng ini bertendensi politik, maka KASAD melarang perwira perwira AD untuk ikut dalam dewan tersebut. Akibat larangan tersebut, Dewan Banteng justru memberikan tanggapan dengan mengambil alih pemerintahan Sumatera Tengah dari Gubernur Ruslan Muloharjo, dengan alasan Ruslan Muloharjo tidak mampu melaksanakan pembangunan secara maksimal.
Selain Dewan Banteng yang bertempat di daerah Sumatra Barat, di Medan terdapat juga Dewan Gajah yang dipimpin oleh Kolonel Maludin Simbolon, Panglima Tentara dan Teritorium I, pada tanggal 22 Desember 1956. Dan juga di Sumatra Selatan terbentuknya Dewan Garuda yang dipimpin oleh Letkol Barlian.
Selain itu pemberontakan ini juga disebabkan karena ada pengaruh dari PKI terhadap pemerintah pusat dan hal ini menimbulkan terjadinya kekecewaan pada daerah tertentu. Keadaan tersebut diperparah dengan pelanggaran konstitusi yang dilakukan oleh pejabat-pejabat yang berada di dalam pemerintah pusat, tidak terkecuali Presiden Soekarno.
Selanjutnya, PRRI membentuk Dewan Perjuangan dan tidak mengakui kabinet Djuanda. Dewan Perjuangan PRRI akhirnya membentuk Kabinet baru yang disebut Kabinet Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (Kabinet PRRI). Pembentukan kabinet ini terjadi pada saat Presiden Soekarno sedang melakukan kunjungan kenegaraan di Tokyo, Jepang. Pada tanggal 10 Februari 1958, Dewan Perjuangan PRRI melalui RRI Padang mengeluarkan pernyataan berupa “Piagam Jakarta” yang berisi sejumlah tuntutan yang ditujukan kepada Presiden Soekarno supaya “bersedia kembali kepada kedudukan yang konstitusional, menghapus segala akibat dan tindakan yang melanggar UUD 1945 serta membuktikan kesediaannya itu dengan kata dan perbuatan…”. Tuntutan tersebut antara lain :
  1. Mendesak kabinet Djuanda supaya mengundurkan diri dan mengembalikan mandatnya kepada Presiden Soekarno.
  2. Mendesak pejabat presiden, Mr. Sartono untuk membentuk kabinet baru yang disebut Zaken Kabinet Nasional yang bebas dari pengaruh PKI (komunis).
  3. Mendesak kabinet baru tersebut diberi mandat sepenuhnya untuk bekerja hingga pemilihan umum yang akan datang.
  4. Mendesak Presiden Soekarno membatasi kekuasaannya dan mematuhi konstitusi.
  5. Jika tuntutan tersebut di atas tidak dipenuhi dalam waktu 5×24 jam maka Dewan Perjuangan akan mengambil kebijakan sendiri.
Setelah tuntutannya di tolak, PRRI membentuk sebuah Pemerintahan dengan anggota kabinetnya. Pada saat pembangunan Pemerintahan tersebut di mulai, PRRI memperoleh dukungan dari PERMESTA dan rakyat setempat.
Pada tanggal 2 Maret 1957, di Makasar yang berada di wilayah timur Negara Indonesia terjadi sebuah acara proklamasi Piagam Perjuangan Republik Indonesia (PERMESTA) yang diproklamasikan oleh Panglima TT VII, Letkol Ventje Sumual. Pada hari berikutnya, PERMESTA mendukung kelompok PRRI dan pada akhirnya kedua kelompok itu bersatu sehingga gerakan kedua kelompok itu disebut PRRI/PERMESTA. Tokoh-tokoh PERMESTA terdiri dari beberapa pasukan militer yang diantaranya adalah Letnan Kolonel D.J Samba, Letnan Kolonel Vantje Sumual, Letnan Kolonel saleh Lahade, Mayor Runturambi, dan Mayor Gerungan.


  1. Tokoh – Tokoh Pemberontakan PRRI dan Permesta
Tokoh – Tokoh yang ikut serta dalam Pemberontakan PRRI dan Permesta antara lain :
    1. Letkol Ahmad Husein
    2. Kolonel Maludin Simbolan
    3. Letkol Barlian
    4. Kolonel Ventje Sumual
    5. Syafruddin Prawiranegara
    6. KSAD Abdul Haris Nasution
    7. PM Juanda
    8. Mayor Somba
    9. Letnan Kolonel Ahmad Yani
    10. Panglima Wirabhuana
    11. Letnan Kolonel Rukminto Hendraningrat
    12. Brigadir Jenderal Djatikusumo
    13. Letnan Kolonel Dr. Ibnu Sutowo
    14. Burhanuddin Harahap
    15. Mohammad Natsir
    16. Letnan Kolonel saleh Lahade
    17. Mayor Runturambi
    18. Mayor Gerungan
    19. Letnan Kolonel D.J Samba


  1. Tujuan Dari Pemberontakan PRRI dan Permesta
Tujuan dari pemberontakan PRRI ini adalah untuk mendorong pemerintah supaya memperhatikan pembangunan negeri secara menyeluruh, sebab pada saat itu pemerintah hanya fokus pada pembangunan yang berada di daerah Pulau jawa. PRRI memberikan usulan atas ketidakseimbangan pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah pusat.


  1. Proses Terjadinya Pemberontakan PRRI dan PERMESTA
Munculnya pemberopntakan prri dan permesta bermula dari adanya persoalan di dalam Angkatan Darat, berupa kekecewaan atas minimnya kesejahteraan tentara di Sumatera dan Sulawesi. Hal ini mendorong beberapa tokoh militer untuk menentang kepala staf Angkatan Darat (KSAD). Persoalan kemudian ternyata malah meluas pada tuntutan otonomi daerah. Ada ketidak adilan yang dirasakan beberapa tokoh militer dan sipil di daerah terhadap pemerintah pusat dalam alokasi dana pembangunan. Kekecewaan tersebut diwujudkan dengan pembentukan dewan – dewan daerah sebagai alat pejuang tuntutan pada Desember 1056 dan Februari 1957, seperti :


      1. Dewan banteng di sumatera barat yang dipimpin oleh Letkol Ahmad Husein.
      2. Dewan gajah di sumatera utara yang dipimpin oleh Kolonel Maludin Simbolan.
      3. Dewan garuda di sumatera selatan yang dipimpin oleh Letkol Barlian.
      4. Dewan manguni di sulawesi utara yang dipimpin oleh Kolonel Ventje Sumuel.
Dewan – dewan ini bahkan kemudian mengambil alih kekuasaan pemerintah daerah diwilayahnya masing – masing. Beberapa tokoh sipil dari pusat pun mendukung meraka bahkan bergabung kedalamnya, seperti Syafruddin Prawiranegara, Burhanuddin Harahap dan Mohammad Natsir. KSAD Abdul Haris Nasution dan PM Juanda sebenarnya berusaha mengatasi krisis ini dengan jalan musyawarah, namun gagal.Ahmad Husein lalu mengultimatum pemerintah pusat, menuntut agar kabinet Djuanda mengundurkan diri dan menyerahkan mandatnya kepada presiden. Tuntutan tersebut jelas ditolak oleh pemerintah pusat. Krisis pun akhirnya memuncak pada tanggal 15 Februari 1958 Ahmad Husein memproklamirkan berdirinya Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) di Padang, Sumatera Barat. Seluruh dewan perjuangan di Sumatera dianggap mengikuti pemerintah ini. Sebagai perdana menteri PRRI ditunjuk Mr. Syafruddin Prawiranegara.
Bagi Syarifuddin, pembentukan PRRI hanyalah sebuah upaya untuk menyelamatkan negara indonesia, dan bukan memisahkan diri. Apalagi PKI saat itu mulai memiliki pengaruh di pusat. Tokoh – tokoh sipil yang ikut dalam PRRI sebagian memang berasal dari partai Masyumi yang dikenal anti PKI. Berita proklamasi PRRI ternyata disambut dengan antusias oleh para tokoh masyarakat Manado, Sulawesi Utara. Kegagalan musyawarah dengan pemerintah, menjadikan mereka mendukung PRRI, mendeklarasikan Permesra sekaligus memutuskan hubungan dengan pemerintah pusat (kabinet Djuanda).
Pemerintah pusat tanpa ragu – ragu langsung bertindak tegas. Operasi militer dilakukan untuk menindak pemberontak yang diam – diam ternyata didukung oleh Amerika Serikat. AS berkepentingan dengan pemberontakan ini karena kekhawatiran mereka terhadap pemerintah pusat indonesia yang bisa saja dipengaruhi komunis. Pada tahun itu juga pemberontakan PRRI dan Permesta berhasil dipadamkan.


  1. Upaya Pemerintah Untuk Menumpas Pemberontakan PRRI dan Permesta
    1. Dalam mengatasi dewan banteng pemerintah mengirimkan komisi penyelidiki keadaan untuk mengetahui lebih dalam tentang tujuan - tujuan. Akan tetapi penyelidikan ini tidak berhasil karena A. Husein tidak mau berbicara kecuali dengan delegasi resmi pemerintah pusat.
    2. Dalam menanggapi adanya ultimatum kabinet juanda memberikan  tanggapan dengan tindakan tegas yaitu memeacat A. Husein, simbolon, zulkifli lubis. Yang kemudian disusul dengan gerakan  KSAD Nasution pada tanggal 12 februari 1958 dengan  membekukan daerah  komando sumatra tengah.
    3. Dengan diproklamirkan PRRI pada tanggal 15 Februari 1958. Maka KSAD memutuskan adanya operasi meliter yaitu operasi 17 agustus operasi gabungan  AD, AL dan AU yang dipimpin oleh A. Yani..
    4. Dalam menghadapi Permesta pemerintah melakukan pemecatan terhadap Somba dan mayor Runturambi dan dilanjutkan dengan Insaf yang dipimpin oleh letkol jonosewojo. Yang kemudian untuk menangani pengeboman manado, gororontalo, jailolo, dan morotai oleh AUREV operasi Merdeka yang terdiri dari operasi Saptamarga dan operasi Mena. Dengan penguasaan terhadap kota - kota basis PRRI dan Permesta. Hingga pada tahun 1961 perlawanan bereakhir dengan menyerahnya pimpinan PRRI dan Permesta.


DAFTAR PUSTAKA
2015.Sejarah Indonesia Kelas XII SMA/MA/SMK/M AK. Jakarta

MATERI PELAJARAN SEKOLAH : PERANAN ILMU KIMIA DALAM BIDANG PERTANIAN

BAB I PENDAHULUAN
    1. Latar belakang
 Tidak dipungkiri lagi, di era modern ini kita dituntut untuk melakukan suatu kemajuan dan perkembangan. Tidak terkecuali pertanian, kegiatan  pertanian sebenarnya sudah dilakukan sejak lama. Dengan bertambahnya tahun, orang-orang mulai berpikir dan mulai menemukan hal-hal yang membantu mereka dalam kegiatan pertanian. Kimia adalah suatu ilmu yang mengkaji tentang sifat dan ciri suatu zat. Kimia dan teori-teorinya sudah lama ditemukan dan dikemukakan oleh para ahli  pada tiap-tiap zaman. Pada zaman sekarang ilmu kimia sudah menyangkup  banyak bidang termasuk bidang pertanian. Pertanian adalah kegiatan yang menyangkut tentang tanaman. Lalu apa hubungan tanaman dan kimia? Tanaman dalam proses fotosintesis mengambil makanan dari tanah, tanaman membutuhkan unsur-unsur atau mineral yang terkandung dalam tanah. Unsur atau mineral inilah yang diteliti dan dikembangkan oleh para ahli kimia. Unsur atau mineral yang dibutuhkan tanaman ini disebut unsur hara.






    1. Rumusan Masalah
  1. Pengertian Ilmu Kimia
  2. Zat Kimia Dalam Pertanian
  3. Dampak Zat Kimia

1.3 Tujuan
  1. Untuk mengetahui apa itu ilmu kimia
  2. Untuk mengetahui zat kimia apa saja yang berperan dalam pertanian
  3. Untuk mengetahui dampak dari penggunaan zat kimia dalam bidang petanian








BAB II PEMBAHASAN
2.1 pengertian ilmu kimia
Bila kita mendengar kata kimia, apalagi kata bahan kimia, mungkin kita menjadi apriori. yang terbayang di benak kita adalah bahan yang harus dihindari karena berbahaya, beracun, bahkan bisa meledak. Padahal sebenarnya kita akrab dengan kimia, akrab dengan bahan kimia. Bahan kimia ada dimana- mana, kita tidak bisa hidup tanpa bahan kimia. Bahkan, kita tidak akan ada jika tidak ada bahan kimia. Mengapa? Karena tubuh kita sebenarya adalah bahan kimia.
Sikap alergi kita terhadap istilah kimia/bahan kimia memang tidak bisa dipersalahkan begitu saja. Karna di masyarakat istilah ini telah mengalami penyempitan arti. istilah bahan kimia biasa digunakan untuk bahan-bahan buatan (sintetis) yang berbahaya. Sehingga muncul istilah bahan alami sebagai lawan dari bahan kimia. Dalam ilmu kimia, yang dimaksud dengan bahan kimia adalah semua benda yang ada di alam ini (termasuk di jagat raya).
Ranah/Keluarga
Seperti kita ketahui bersama, kimia berada pada ranah ilmu pengetahuan alam. Ini berarti, kimia bersaudara dengan biologi dan fisika. Karena berada pada ranah ilmu pengetahuan alam, maka ilmu kimia bersifat empirik.
Asal Kata
Berbeda dengan biologi yang berasal dari bahasa Yunani, istilah kimia berasal dari bahasa Arab: Al-Kimiya yang memiliki arti perubahan benda/zat. Jadi jangan heran jika dalam pelajaran kimia kita akan menemukan istilah-istilah berbau bahasa Arab, sebut saja: al-kana, al-kena, al-kuna, al-dehid, al-kanon, al-kohol, dll. Karena berasal dari bahasa Arab, maka kimia memiliki teman satu angkatan/generasi antara lain: Al-jabar, Al-goritma, dan Ar-ritmatik.
Definisi Umum
Secara umum ilmu kimia didefinisikan sebagai: ilmu yang mempelajari perubahan zat dan energi yang menyertainya.
Perubahan zat yang dimaksud adalah perubahan yang menghasilkan zat jenis baru. Misalnya pada pembakaran kayu, kayu akan berubah menjadi arang. Energi yang dimaksud adalah energi yang menyertai perubahan zat tersebut, apakah melepaskan energi (biasanya berupa panas) atau memerlukan energi.
Perubahan wujud (mencair, meleleh, menyublim, dsb) bukan termasuk perubahan kimia. Es batu yang dipanaskan akan mencair, kemudian lama-kelamaan menguap, bukanlah perubahan kimia. Hal ini dikarenakan tidak terjadi perubahan zat, dengan kata lain zatnya tetap, yaitu air (H2O). Perubahan yang terjadi hanyalah perubahan wujud, yaitu : air es (padat) – air (cair) – uap air (gas).
2.2 Zat Kimia dalam Pertanian
Bahan kimia pertanian adalah bahan kimia sintetik maupun non-sintetik (atau biosintetik) yang diterapkan dalam bidang pertanian. Contoh penggunaan utama bahan kimia pertanian adalah pestisida dan pupuk Berbagai bahan kimia pertanian cenderung bersifat toksik dan penyimpanannya dalam jumlah besar memiliki risiko bagi kesehatan manusia dan lingkungan. Di berbagai negara, pembelian bahan kimia pertanian dalam jumlah besar membutuhkan persetujuan instansi terkait demi membatasi kadar paparan bahan kimia terhadap lingkungan dan manusia di daerah penerapannya.
Fungsi dan Pengaruh Unsur Hara
C,H,O,N,P dan K merupakan contoh unsur hara. C,H dan O didapat oleh sebuah tanaman melalui senyawa CO2 dan H2
O. Unsur N digunakan tanaman dalam bentuk nitrat tetapi unsur N banyak diudara dalam bentuk N2
. Unsur N digunakan tanaman untuk membantu dalam  pertumbuhan, terutama batang dan daun. Unsur P atau fosfor digunakan tanaman untuk pembentukan akar dan asimilasi tanaman. Unsur K atau kalium membantu dalam pembentukan protein dan karbohidrat selain itu  juga berfungsi memperkuat bunga dan buah.  
Unsur-unsur tersebut diambil oleh tanaman dari tanah. Tanaman yang tidak difungsikan oleh manusia akan mati dan mengembalikan unsur-unsur tersebut ke tanah. Tetapi pada lahan tanah yang dipanen atau difungsukan oleh manusia otomatis tanaman tidak mengembalikan unsur tersebut ke tanah dengan kata lain unsur hara pada tanah berkurang. Pada  pertanian tradisional masyarakat menanam polong-polongan untuk mengembalikan kesuburan tanah karena polong-polongan mengikat langsung nitrogen dari udara dan nantinya diubah menjadi senyawa amonia bersama bakteri tanah. Pada pertanian moderen hal ini tidak efektif, para ahli dan pakar kimia mencari pemecahan masalah ini dan didapati yang namanya pupuk. Misal pada pemupukan N terhadap produksi tanaman padi toleran rendaman. Tanaman padi akan tumbuh dan memiliki nilai produksi yang maksimal apabila di beri pupuk yang mengandung unsur Nitrogen (N) dengan takaran yang sesuai. Namun berbeda cerita apabila tanaman padi tersebut terendam banjir. Apabila tanaman padi terendam banjir maka produksinya akan  berkurang di akibatkan oleh kekurangan oksigen karena difusi oksigen terhambat oleh air. Maka pemupukan yang dilakukan tidak sama seperti kondisi normal. Oleh karena itu kita harus mengetahui seberapa besar peranan  pemupukan N terhadap padi yang terendam banjir. Setelah dilakukan beberapa percobaan maka dapat diketahui bahwa padi yang terendam banjir tumbuh lebih lambat daripada yang tidak terendam banjir. Sedangkan pertumbuhan tanaman yang terendam banjir akan lebih stabil apabila di beri pupuk urea briket sebesar 300 kg / hektar. Dimana urea adalah senyawa organik yang tersusun atas unsur karbon, hidrogen, oksigen, dan nitrogen. Dengan kandungan nitrogen yang dominan sekitar 46 persen. Maka dari itu  
 peranan unsur hara atau unsur kimia sangat penting dalam menunjang  pertumbuhan dan produksi tanaman

2.3 Dampak Penggunaan zat Kimia
Alasan utama kenapa pupuk kimia dapat menimbulkan pencemaran pada tanah karena dalam prakteknya, banyak kandungan yang terbuang. Penggunaan pupuk buatan (an-organik) yang terus-menerus akan mempercepat habisnya zat-zat organik, merusak keseimbangan zat-zat makanan di dalam tanah, sehingga menimbulkan berbagai penyakit tanaman.
Pupuk kimia adalah zat substansi kandungan hara yang dibutuhkan oleh tumbuhan. Akan tetapi seharusnya unsur hara tersebut ada di tanah secara alami dengan adanya siklus hara tanah misalnya tanaman yang mati kemudian dimakan binatang pengerat/herbivora, kotorannya atau sisa tumbuhan tersebut diuraikan oleh organisme seperti bakteri, cacing, jamur dan lainnya. Siklus inilah yang seharusnya dijaga, jika menggunakan pupuk kimia terutama bila berlebihan maka akan memutuskan siklus hara tanah tersebut terutama akan mematikan organisme tanah, jadinya akan hanya subur di masa sekarang tetapi tidak subur di masa mendatang.
Untuk itu sebenarnya perlu dijaga dengan pola tetap menggunakan pupuk organik bukan pupuk kimia. Dampaknya zat hara yang terkandung dalam tanah menjadi diikat oleh molekul-molekul kimiawi dari pupuk sehingga proses regenerasi humus tak dapat dilakukan lagi. Akibatnya ketahanan tanah/daya dukung tanah dalam memproduksi menjadi kurang hingga nantinya tandus. Tak hanya itu penggunaan pupuk kimiawi secara terus-menerus menjadikan menguatnya resistensi hama akan suatu pestisida pertanian. Masalah lainnya adalah penggunaan Urea biasanya sangat boros. Selama pemupukan Nitrogen dengan urea tidak pernah maksimal karena kandungan nitrogen pada urea hanya sekitar 40-60% saja. Jumlah yang hilang mencapai 50% disebabkan oleh penguapan, pencucian (leaching) serta terbawa air hujan (run off).
Efek lain dari penggunaan pupuk kimia juga mengurangi dan menekan populasi mikroorganisme tanah yang bermanfaat bagi tanah yang sangat bermanfaat bagi tanaman. Lapisan tanah yang saat ini ada sudah parah kondisi kerusakannya oleh karena pemakaian pupuk kimia yang terus menerus dan berlangsung lama, sehingga mengakibatkan:
a. Kondisi tanah menjadi keras
b. Tanah semakin lapar dan haus pupuk
c. Banyak residu pestisida dan insektisida yang tertinggal dalam tanah
d. Mikroorganisme tanah semakin menipis
e. Banyak Mikroorganisme yang merugikan berkembang biak dengan baik
f. Tanah semakin miskin unsur hara baik makro maupun mikro
g. Tidak semua pupuk dapat diserap oleh tanaman.

BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Peranan ilmu kimia dalam bidang pertanian sangatlah penting untuk meningkatkan hasil produksi jika digunakan dengan bijak dan tidak berlebihan sehingga tidak membahayakan bagi kita.

3.2 Saran
Penggunaan zat kimia harus dimanfaatkan dengan sebaik baiknya dalam bidang pertanian tentunya dengan tidak secara berlebihan sehingga malah menjadikannya sebagai racun.






































MAKALAH
KIMIA PERTANIAN
“PERANAN ILMU KIMIA DALAM BIDANG PERTANIAN”















Daftar isi
Kata Pengantar…………………………………….1
Daftar isi………………………………………...…2
Bab I Pendahuluan………………………………...3
  1. Latar belakang……………………………3
  2. Rumusan masalah………………………..4
  3. Tujuan…………………………………....4
Bab II Pembahasan…………………………………5
      2.1 Pengertian ilmu kimia……………………..5
      2.2 Zat kimia dalam Pertanian…………………6
      2.3 Dampak Penggunaan Zat Kimia...................7
Bab III Penutup…………………………………….8
      3.1 kesimpulan………………………………..8
      3.2 saran……………………………………....8







Kata Pengantar
 Puji syukur kita panjatkan kepada tuhan yang maha esa, atas pertolongan, rahmat dan karunianya penyusunan makalah ini sebagai tugas mata kuliah kimia pertanian selesai saya susun dengan apa yang diharapkan. Dan tak lupa saya berterima kasih kepada pihak yang membantu menyelesaikan tugas ini.
 Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memberikan gambaran bagaimana peranan ilmu kima dalam bidang pertanian,








MATERI PELAJARAN SEKOLAH : 10 Metode (Cara) Pemisahan Campuran beserta Contohnya Lengkap

Berikut ini adalah pembahasan tentang pemisahan campuran yang meliputi Macam-macam Pemisahan Campuran Zat, cara pemisahan campuran, metode pemisahan campuran, teknik pemisahan campuran, contoh kromatografi dalam kehidupan sehari-hari, pemisahan campuran sublimasi, proses pemisahan minyak bumi, pemisahan campuran dalam kimia, pemisahan campuran secara fisika.
Pernahkah kamu melihat ibumu mengayak tepung? Tepung diayak untuk mendapatkan butiran tepung yang lebih halus dan memisahkan kotoran yang tercampur dalam tepung.
Mengayak merupakan salah satu teknik pemisahan campuran. Mau tahu teknik pemisahan campuran lainnya? Mari ikuti pembahasan berikut ini.
Macam-macam Metode (Cara) Pemisahan Campuran Zat
Di alam zat sebagian besar ditemukan dalam bentuk campuran atau senyawa. Masih ingatkah kamu bentuk campuran? Jika suatu zat dalam bentuk murni atau senyawa ingin didapatkan maka suatu campuran perlu dipisahkan. Memisahkan suatu zat dari campurannya dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu tergantung jenis dan ukuran zat itu sebelumnya. Ada beberapa cara memisahkan zat dari campurannya, yaitu dekantasi, penyaringan, distilasi, sublimasi, penguapan, kromatografi, sentrifugasi, corong pisah, dan amalgamasi
1. Pemisahan Campuran dengan Dekantasi
Metode pemisahan ini tergolong sederhana. Dekantasi digunakan untuk memisahkan zat padat dari larutannya. Misalnya, kita akan memisahkan lumpur dari air kotor. Bagaimana caranya?
Untuk memudahkan pemisahan pengotor, biasanya campuran didiamkan atau diendapkan terlebih dahulu. Setelah mengendap, larutan dipisahkan dengan hati-hati agar kotoran tidak terbawa larutan kembali.
Selain digunakan untuk menjernihkan air, dekantasi digunakan untuk memisahkan pati singkong dari campurannya. Ayo sebutkan penggunaan metode dekantasi yang lainnya.
2. Pemisahan Zat dengan Penyaringan (Filtrasi)
Apakah keluargamu memiliki kebiasaan minum kopi? Campuran air dan kopi dapat dipisahkan dengan cara penyaringan. Campuran dua zat yang memiliki ukuran berbeda dapat dipisahkan dengan teknik penyaringan (filtrasi). Teknik ini membutuhkan alat berpori (penyaring/filtrasi).
Di Laboratorium, penyaringan biasanya dilakukan dengan kertas saring. Penyaringan ini akan menghasilkan hasil filtrasi (filtrat) yang biasanya bening dan residu (ampas).
Hasil dari penyaringan (filtrasi) disebut filtrat. Hasil penyaringan yang dapat melewati kertas saring adalah partikel yang berukuran molekul.
Filtrat ditentukan oleh
  1. tingkat kerapatan alat penyaring;
  2. ukuran partikel zat yang disaring;
  3. jenis zat yang disaring.
Pemisahan zat dengan cara penyaringan dapat dilakukan pada pencampuran zat padat dalam zat padat lainnya. Misalnya, memisahkan pasir halus dari campuran pasir batu (sirtu).
Pemisahan campuran dengan cara penyaringan digunakan juga di pabrik tahu. Kedelai yang telah dihancurkan dengan penumbuk, kemudian diberi zat tambahan yang selanjutnya campuran itu disaring dengan kain putih tipis. Ayo, coba kamu berikan contoh penggunaan cara penyaringan lainnya.
3. Pemisahan Zat dengan Cara Penyulingan (Distilasi)
Jika kamu merasakan sakit kepala, obat gosok atau minyak kayu putih sering digunakan untuk meringankan sakitmu. Tahukah kamu, bagaimana minyak kayu putih dibuat?
Penyulingan terhadap daun dan kayu dari tanaman minyak kayu putih adalah cara yang digunakan untuk membuat minyak tersebut. Apakah pembuatan minyak wangi juga melalui proses penyulingan?
Penyulingan (distilasi) merupakan salah satu metode untuk memisahkan campuran. Prinsip distilasi adalah menguapkan suatu zat. Kemudian, mengembunkannya kembali.
Uap zat yang didinginkan (diembunkan) merupakan cairan murni zat tersebut. Distilasi dapat dilakukan jika titik didih zat-zat yang bercampur berbeda.
Tabung suling tidak hanya digunakan pada pembuatan minyak kayu putih saja. Tahukah kamu, jika minyak bumi sebagai sumber energi untuk keperluan sehari-hari juga dihasilkan dari proses penyulingan?
4. Pemisahan Zat dengan Cara Sublimasi
Kamu tentu tidak asing dengan kapur barus. Kapur barus yang dibiarkan pada udara terbuka, lama-kelamaan akan habis. Mengapa itu bisa terjadi?
Sublimasi merupakan metode pemisahan campuran dengan menguapkan zat padat tanpa melalui fase cair terlebih dahulu. Misalnya, kapur barus yang berubah dari wujud padat menjadi gas.
Teknik ini digunakan untuk dua zat yang satu menyublim, sedangkan yang lainnya tidak menyublim sehingga kotoran yang tidak menyublim akan tertinggal. Selain kapur barus, zat yang mengalami sublimasi adalah ammonium klorida dan iodin.
5. Pemisahan Zat dengan Penguapan (Evaporasi)
Bagaimana rasanya makananmu tanpa dibumbui garam? Wah… pasti hambar, bukan? Akan tetapi, bagaimanakah mendapatkan garam dapur dari air laut?
Penguapan (evaporasi) merupakan salah satu cara untuk memisahkan garam dapur dari air laut. Mau tahu tentang pemisahan zat dengan penguapan, mari kita lakukan kegiatan berikut ini.
Petunjuk Kerja
  1. Isi tabung reaksi dengan air laut atau larutan garam dalam air. Kemudian, tuang larutan tersebut melalui kertas saring ke dalam beaker glass.
  2. Tuang kembali larutan yang telah tersaring ke dalam cawan penguap atau tutup botol selai.
  3. Panaskan cawan penguap dengan pemanas spiritus. Amati apa yang terjadi.
  4. Masih adakah yang tertinggal pada cawan penguap?
Kegiatan di atas merupakan kegiatan skala kecil. Bagaimana cara petani garam membuat garam dalam skala yang besar?
Air laut dialirkan ke tambak-tambak garam. Kemudian, didiamkan sehingga pasir dan kotoran yang ukurannya besar mengendap. Air yang sudah dibersihkan ini dialirkan ke tempat penguapan dengan memanfaatkan energi matahari.
Garam yang tertinggal di ladang garam dikumpulkan. Itu dinamakan garam kotor. Garam kotor ini dilarutkan dengan air bersih, kemudian disaring.
Air garam akhir inilah yang dibuat menjadi garam bersih dengan menguapkan air pelarutnya. Garam ini ditambahkan kalium iodat (KIO3) sehingga menjadi garam beriodium.
6. Pemisahan Zat dengan Cara Kromatografi
Kamu tentu lebih tertarik pada makanan dan minuman yang berwarna- warni, bukan? Warna-warna menarik pada makanan diperoleh dengan menambahkan zat warna.
Misalnya, dari daun suji, kunyit, bit, dan wortel. Zat perwarna makanan apa yang sering digunakan? Zat pewarna makanan dan minuman tersebut dapat dihasilkan dengan cara kromatografi.
Pada pemisahan campuran dengan cara kromatografi, zat warna pada daun akan larut dalam alkohol. Setelah diteteskan pada kertas saring, alkohol akan menguap sehingga yang tertinggal adalah zat warnanya.
Ujung pita kertas saring yang tercelup dalam alkohol di gelas beaker menyebabkan zat warna bergerak naik secara kapilaritas. Alkohol dalam tabung reaksi akan naik melalui pori-pori kertas saring dan mendorong zat warna pada kertas tersebut.
Setelah beberapa saat, zat warna akan terpisah dari klorofil daun dan membentuk kromatogram. Kromatogram berbentuk pita warna pada kertas saring dengan susunan paling atas (warna yang terpisah awal) adalah xantofil (zat pewarna).
Kemudian, pita karotena dan paling bawah adalah pita klorofil. Jika larutan daun dalam alkohol diganti dengan tinta maka terbentuk pita-pita warna yang berurutan sesuai warna yang dikandung tinta tersebut.
7. Pemisahan dengan Cara Sentrifugasi (Pemusingan)
Sentrifugasi (pemusingan) adalah pemisahan campuran zat padat dengan zat padat atau zat cair dengan zat padat dengan cara memutar. Pada pemisahan cara ini, campuran diletakkan pada tempat yang lebar, kemudian diputar dengan cepat.
Akibatnya, zat yang partikelnya besar akan terkumpul di pusat (tengah-tengah) tempat itu sehingga terpisah dari zat lainnya. Contohnya, pemisahan trombosit dari darah.
Selain pemisahan trombosit, cara ini masih sering digunakan petani untuk memisahkan gabah yang berisi dengan gabah yang kosong dan kotorannya. Caranya, gabah campuran dimasukkan ke dalam tampah, kemudian di putar. Hasilnya, gabah yang berisi berkumpul di tengah tampah.
8. Pemisahan dengan Corong pisah
Metode ini digunakan untuk memisahkan zat cair yang tidak memiliki daya larut. Misalnya, minyak dengan air. Caranya, campuran dimasukkan ke dalam corong pisah, kemudian didiamkan.
Zat yang memiliki massa jenis lebih besar akan berada di bawah dan masa jenisnya lebih kecil berada di atas. Kran dibuka untuk membuang airnya dan minyak akan tertinggal di corong. Jadi, minyak akan terpisah dengan air.
9. Pemisahan dengan Kristalisasi
Kristalisasi merupakan cara pemisahan zat padat dari larutannya sehingga mengkristal. Misalnya, pembuatan gula pasir. Caranya, air tebu di saring agar kotorannya tidak terbawa.
Larutan gula dari air tebu dipanaskan pada suhu tinggi sehingga air menguap dengan cepat. Hasilnya, gula akan mengkristal.
10. Pemisahan campuran dengan Amalgamasi
Amalgamasi adalah cara pemisahan zat dengan melakukan reaksi. Misalnya, pemisahan zat untuk mendapatkan emas murni dari bijih emas.

Artikel Lainnya